Pukul 4.45 Rita bangun, seperti biasanya ia sholat subuh dan tilawah Qur'an kemudian menyiapkan sarapan. Hari ini ia membuat sandwich isi telur dan smoke beef. Selain itu ia juga membuat roti bakar yang diolesi selai kacang dan stroberi. Setelah sarapan siap, ia menyantapnya. Selesai sarapan ia melakukan pemanasan tubuh. Gerakan yang ia lakukan menendang, memukul, lalu ia memutar-mutar lengannya. Ia melakukan tendangan dengan kaki kanannya. "Syukurlah sudah ga sakit" gumamnya.
"Pagi Rita!" Sapa mama dan Andi bersamaan
"Pagi Ma, Kak! sarapan sudah Rita siapkan"ujarnya
Andi membuka tudung saji susun di atas meja makan.
"Rita yang membuat ini semua?" Tanya mamanya sambil mengambil sandwich, dan memakannya.
Andi juga melakukan hal yang sama.
"Enak Rit!" Puji mama.
"Kamu menambahkan bumbu apa saja?" tanya Andi dengan gaya seperti di MasterChef.
Rita tersenyum geli,
"Biasa aja kog kak, cuma mentega dan ditambah sedikit lada bubuk supaya ada rasanya."
"Enak Rit, bukannya karena kakak lapar lho!"
"Iya Rit, beneran enak, kelihatannya kamu sudah biasa ya mengerjakannya, jam berapa kamu bangun?" tanya Mama
"Jam 5 kurang seperempat ma"
"Rajin ya kamu !"
"Sudah terbiasa ma" ucapnya tersenyum.
"Rit, katanya kamu pernah tinggal di kamp militer ya?"tanya Andi
"Pernah kak, waktu itu umur Rita 11 tahun. Ayah ditugaskan untuk membantu tenaga medis di sana, cuma 6 bulan sih"
"Ceritain dong, kegiatannya!"
"Kami biasa dibangunkan pukul 4 pagi, mereka sudah ramai. Jam 5 setelah sholat subuh mereka sarapan lalu rehat sebentar 15 menit kemudian olah raga pagi."
"Kamu merasa berat melakukannya ga Rit?"
"Awalnya sih, tetapi setelah 1 bulan jadi terbiasa."
"Ooo, jadi disiplin ya?" ucap mamanya sambil mengambil Roti yang terakhir.
Andi mencicipi omelette tanpa Roti.
"Omelettenya saja sudah enak Ma, wah beruntung nih yang bakal jadi suami kamu!" goda Andi.
"Kamu sudah punya pacar Rit? Ayah bilang ada beberapa cowok yang sering jemput kamu?"
"Ih gosip nih Ayah, yang suka jemput cuma 1, yang nganterin pulang yang banyak, hehehe..."
"Hahahaha....kenalin dong Rit, kapan-kapan bawa kemari ya?" ucap Mama.
"Nanti deh ma, kita belum jadian juga soalnya kakak kelas, mau ujian jadi ga mau pacaran katanya."
"Modus tu Rit, itu kata-kata cowok yang masih punya gebetan lain!" ucap Andi
"Pengalaman pribadi ya ndi?" ucap mama tersenyum
"hehehe..itu kata-kata template untuk menjauhkan cewek supaya ga posesif sama kita" ucap Andi
"Dia ga bilang gitu sih sama Rita, cuma yang satu lagi suka bilang begini, sama aku saja deh keluar barengnya, padahal dia tahu saya jalan sama temannya."
"Terus kamu bilang apa?"
"Rita diam saja, saya pikir dia bercanda"
"Itu cowok yang gak PD Rit, dia ada hati sama kamu, tapi ga enak hati sama temannya. Jadi semua tergantung kamu milih yang mana!"
"Tuh Rit, dikasih tips, dari playboy cap bola naga!" canda mama mengusap rambut Andi.
"Hahaha..." mereka tertawa bersama-sama.
"Pokoknya mama pesan kepada kalian berdua, mama belum mau punya cucu, kalian juga masih muda, kejar dulu cita-cita kalian. Explore kemampuan kalian mumpung masih muda. Nanti setelah puas, baru berfikir berumah tangga. Kamu Andi, perlakukan perempuan dengan baik dan hormat, ingat mama dan adik kamu perempuan.Kamu ga mau kan adik kamu dihamili orang terus ditinggal? Makanya kamu juga jangan begitu sama pacarmu!"
"Ciyeee..kak Andi punya pacar, kenalin dong kak!"
"Belum resmi Rit, kakak kan ada ujian akhir SMA, kalau pacaran nanti ganggu konsentrasi" ucap Andi bercanda sambil menjulurkan lidahnya
"Modus!!!" Ucap mama dan Rita bersamaan.
"Kamu harus tegas Ndi, kalau ga suka bilang ga suka jangan terlalu baik, nanti dia salah paham. Inget ga Si Erika, yang sampai datang ke mama nangis-nangis.Dia sudah merasa kamu bakal jadi pacarnya, ga taunya kamunya mundur, kasihan lho dia."
"Terus gimana ma?" tanya Rita
"Mama kasih tiket gratis pagelaran busana mama dan baju reject. Langsung diam dia."
"Tuuu ma, jadi Erika ini pinter, dia mau deketin mama melalui Andi, modus banget kan.Mama terlalu baik siy sampai ngasih tiket segala."
"Ga apa-apa Ndi, dia ga nyusahin kamu lagi kan?"
"Engga siy ma, cuma dia nyebarin gosip sendiri, katanya mama sampai menyuap dia dengan tiket dan baju supaya Dia mau sama Andi "
"Eh?? Wah..beneran modus tu anak, awas deh kalau datang nangis-nangis lagi" ucap mama geram.
"Ayo kalian siap-siap ke rumah kakek, pak Amir sudah nunggu di tempat parkir."
"Siap Ma!" Andi dan Rita segera kembali ke kamar masing-masing dan bersiap untuk pulang ke rumah kakek.
Dua puluh menit kemudian mereka telah rapi. Setelah minta ijin ke mamaRatna, mereka turun ke lobby. Di luar lobby pak Amir telah siap dengan mobilnya.
Setelah Rita dan Andi masuk ke mobil merekapun meluncur ke rumah kakek.
Di perjalanan, Rita menghubungi Tomi melalui Vcall.
Tadi malam Rita mengirimkan link YouTube tentang Roby ke Tomi. Ia meminta analisa gerakan Roby sebagai masukan untuknya.
"Assalammu'alaikum,Kak!"
"Wa'alaikumussalam, Rita?"
"Kakak sudah buka linknya?"
"Sudah Rit, hmm..kamu hati-hati sama orang itu, dia punya banyak gerakan yang kalau lawannya lengah bukan saja melumpuhkan, tapi juga melukai. Kalau ga salah namanya Abiyasa deh. Lawan-lawannya dulu banyak yang cedera parah. Beberapakali dia diskualifikasi karena menyerang bagian vital lawan!"
"Siapa tadi Abiyasa?" tanya Rita sambil menoleh ke Andi. tanpa sengaja layar ponselnya mengarah ke Andi
"Iya nama asli Roby: Abiyasa Robisugara"
ujar Andi
"Siapa Rit?" tanya Tomi
"Oh iya , Kak Tomi kenalkan ini Kak Andi, kakak Rita!" ucap Rita sambil mengarahkan ponselnya ke Andi
"Ohh, Hai!!!" sapa Andi ramah
"Ohh Kak Andi,"Sapa Tomi.
"Andi saja bro! kita kan seumuran!"
"Oh iya ya, hehehe!"
"jadi bagaimana kak?" tanya Rita ga sabar.
"Ya kamu harus waspada terutama pada perubahan wajahnya, di awal pertandingan dia pura-pura kalah, itu supaya lawannya lengah juga juga membaca teknik lawan. Setelah itu dia hajar habis-habisan lawannya."
"Saran kak Tomi apa?"
"Kamu jangan menyerang duluan, biarkan dia yang memulai, ingat kamu juga jangan defensif. bisa habis kamu jadi bulan-bulanan. Dia menyerang kamu juga menyerang.Pokoknya jangan terpancing provokasi dia."
"Sepertinya kak Tomi pernah bertanding sama dia?"
"Pernah sekali, Dewa juga pernah"
"Siapa yang menang?"
"Kita dong!.. Nah ketika melawan Dewa itu, Abiyasa lepas kontrol. Kamu tahu kan teknik fighting Dewa yang mengulur-ngulur kurang cocok sama Abiyasa, jadi dia menyerang kepala, syukurlah Dewa bisa melindungi kepalanya. Jadi Abiyasa di diskualifikasi."
"Ooo, begitu ya..,oke deh!"
"Rit, kapan pulang? kasian tu bokap kesepian di rumah."
"Oh iya, kak terimakasih ya sudah nemani ayah makan."
"Hohoho..sama-sama Rit!"
"Sudah dulu ya Kak, terimakasih sarannya!"
"Sama-sama Rita!"
"Rit, Tomi ini yang tadi kamu ceritakan?"
"Bukan kak, yang lagi dekat sama Rita, temannya Tomi. Namanya Indra."
"Kalau Dewa itu siapa?"
"Nah dia ini yang suka bilang itu, sama saya saja deh, gitu kak!"
"Ada fotonya gak?"
"Foto siapa?"
"Ya Indra, Dewa. Btw Tomi cakep juga tu Rit"
"Kalau lihat langsung lebih ganteng kak!"
"Kok kamu ga sama Tomi saja?"
"Hmm..kalau menurut kak Dewa, Tomi itu ga suka sama cewek kegenitan, jadi Rita juga bingung PDKTnya"
"Oo, begitu ya, jadi foto Dewa dan Indra mana?"
"Di hp Rit yang satu lagi kak. Penasaran ya? jangan diguna-guna ya kak!" canda Rita.
"Hahaha...Kamu punya dua ponsel?"
"Kalau sama mama, Rita bawa Iphone, kalau sama teman-teman, bawa yang Android."
"Sekarang yang Android kamu tinggal dimana?"
"Di kamar Rita di Apartemen, eh nanti kita pulang ke apartemen lagi kan?"
"Tergantung keadaan Rit!"
Beberapa menit kemudian mereka tiba di rumah kakek.
Roby menyambut mereka dengan sinis.
"Heh! mau kabur ya?" ejeknya
"Jangan lebay Rob!" ucap Andi
"Lo jangan ikutan ya cowok lemah! Sebenarnya gue lebih senang melawan lo, tapi lo kan LEMAH, nanti lo mati, gue dihapus jadi ahli waris lagi!"
"Konyol!" balas Andi lagi sebal
"Gue incer yang bisa gue gebukin aje, adek lo nih, siap-siap cacat yee!!" ejeknya lagi
"Ingat pesan Tomi Rit!" bisik Andi
Rita bergegas ke kamarnya untuk berganti pakaian. Setelah itu ia kembali ke ruang tengah yang telah disulap menjadi arena.
Kakek memperhatikannya dari jauh. MC Hammer mulai membacakan peraturan pertandingan.
Inti dari aturannya, tidak ada diskualifikasi. Siapa yang bertahan, dia yang menang.
"Savage banget peraturannya" bisik Rosy ke Maia.
"Untung bukan gue yang melawan Roby" ucap Maia.
Rita dan Roby bersiap di tempatnya masing-masing. Kemudian mereka saling berhadapan.
"Teng!!!" bel tanda pertandingan dimulai.
Roby mulai menendang, Rita melakukan hal yang sama. Roby memukul, Rita juga memukul balik. Roby bingung dengan teknik Rita. kemudian dia mengendurkan serangannya, sehingga tendangan Rita mengenai paha kanannya. Roby berlutut seolah-olah kalah. Rita tetap menjaga jarak darinya. Ia tidak menyerang Roby. Kali ini Roby berhasil mencengkram kerah baju Rita. Rita paham Roby mengincar hidungnya. Sebelum Roby melakukannya, Rita menyundul hidung Roby terlebih dahulu. Roby mengerang kesakitan lalu melepaskan cengkramannya. Ia melompat untuk menendang Rita. Rita menangkisnya dengan tendangan pula. Tidak dibiarkan Roby menangkap kakinya. Rita menggunakan tangannya untuk mencengkram baju Roby dan membantingnya. Roby kewalahan. Baru kali ini ia merasa bertemu lawan seimbang. Kemudian ia merubah gerakannya. Kali ini ia menggunakan teknik bertinju. Rita berusaha menghindarinya, tetapi ia telat, pukulannya mengenai lengan kanannya. Ia berteriak
"Akhh!!!" erangan Rita membuat Roby bersemangat, Ia makin menambahkan banyak pukulan ke tubuh Rita. Rita berlari menghindar dan tetap menjaga jarak dari Roby.
Roby mengejarnya, dengan cepat Rita menyerang kaki Roby sehingga ia terjatuh. Rita menghentikan serangannya. Kemudian terdiam memperhatikan Roby yang berusaha bangkit. Para penonton memprovokasi
"Rita jangan diam saja, pukul Rit, jangan kasih Angin!" teriak Fita
Tiba-tiba Roby menyergap bagian bawah tubuh Rita, sehingga Rita terdorong. Rita yang kaget dengan serangan tiba-tiba Roby, memberikan tendangan lutut ke Roby dan memelintir kedua tangan Roby.
kali ini Roby yang berteriak
"Akh!!"
Rita melepaskan pelintirannya. Pipi Roby membengkak karena tendangan Rita. Tiba-tiba ia marah, kemudian ia meraih bangku kayu tempat duduknya dan melemparkannya ke arah Rita. Syukurlah reflek Rita sangat baik ia dapat menghindarinya. Roby mulai melemparkan barang-barang ke arah Rita untuk mengalihkan perhatiannya. Rita berhasil mengelak dari semua benda itu. Roby makin beringas, ia menarik Desy yang masih berusia 10 tahun lalu ia mendorongnya ke arah Rita, gerakan selanjutnya menendang pungung Desy. Rita secara reflek melindungi Desy dengan tubuhnya
"Brak!!!" tendangan Roby mengenai punggung Rita.
"Aduuhh!!" erang Rita.
Rita sudah tidak bisa mengendalikan emosinya lagi ia meraih bangku kayu yang berada didekatnya dilemparnya ke arah kaki Roby dan mengenainya. Roby mengerang kesakitan, Rita tidak memberikan kesempatan langsung menyerang Roby. Pertama tangannya ia pelintir, lalu ia memukul badan Roby. Kemudian berkali-kali menendang Roby dengan lututnya. Terakhir Rita melancarkan bogem mentah ke dagu Roby.
Roby yang kesakitan, berteriak,
"Menyerah!!!"
Rita menghentikan serangannya, kemudian ia membelakangi Roby untuk kembali ke tempatnya. Roby melihat celah itu dan akan memukul kepala Rita dengan bangku kayu tadi. Rita menoleh dan menangkap bangku tersebut, terjadi dorong-dorongan antara keduanya. Rita menarik bangku tersebut sekuat tenaga kemudian memberikan tendangan berputar ke arah pipi Roby.
Roby pun jatuh pingsan.
Semua penonton menahan nafas.
Andi yang menonton paling depan, memberikan aplause
"plok!...plok!..plok!"
Semua penonton ikut bertepuk tangan.
MC Hammer mengumumkan, Rita sebagai pemenang. Pertandingan selesai.
Roby dibawa ke ruang klinik.
Desy menghampiri Rita.
"Terimakasih ya Kak, sudah melindungi Desy!"
"Sama-sama Des!" jawab Rita.Lalu ia terjatuh tak sadarkan diri.
"Rit..Ritaa!" panggil Rosy
"Hah?" Rita tersadar sudah berada di kamarnya.
"Kamu ga apa-apa Rita?" tanya Kakek
Rita yang tersadar dari pingsannya melihat kamarnya telah dipenuhi banyak orang, Andi, Rosy, Desy juga Maia.
"Kakek? sudah berapa lama Rita tidur?"
"Kamu sempat pingsan tadi para staf mengangkat kamu ke kamar. Menurut dokter tidak ada luka yang serius. Mungkin nanti kamu harus ke RS untuk cek punggung apakah ada yang patah atau retak."
"Kayaknya ga ada deh kek, Rita membuka baju bertandingnya, ternyata ia memakai rompi pelindung dipunggungnya sehingga tendangan Roby tidak langsung mengenai tulang belakangnya.
"Oalah Rit..kamu bikin kakek panik saja! "
"Maaf kek!, hehehe"
Kakek, Andi dan para sepupu meninggalkan Rita beristirahat di kamar. Rita membuka pakaian bertandingnya, lalu pergi mandi. Dibukanya keran air hangat untuk mengurangi rasa sakitnya. Selesai mandi, ia meminum obat dari dokter untuk mengurangi rasa nyeri.
"Tring!" Rita membaca pesan dari Andi.
"Rit, makan siang di ruang makan ya, sudah di tunggu!"
Rita memakai pakaian santainya lalu pergi ke ruang makan.
Ketika ia tiba, sorak sorai dan tepuk tangan para asisten dan sepupu membahana.
"Pemenang kita tahun ini Rita!!!" Andi mengangkat tangan kanan Rita.
Rita dipersilakan duduk di ujung meja berhadapan dengan kakek.
Para asisten menghampirinya
"Neng Rita mau makan apa? akan kami sediakan, neng Rita duduk manis saja!"
"Menunya apa saja hari ini?"
"Nasi kebuli, sate sapi, bakwan, tempe mendoan. Minumannya es Jeruk, jus sirsak, air putih dan es teh tawar."
"Nah saya mau itu semuanya! hahaha!"
Para asisten menjamu Rita sampai kenyang.
Andi tersenyum memperhatikannya.
Selesai makan, Rita menghampiri kakek.
"Kek, maaf hari ini Rita mau pulang ke apartemen mama."
"Kamu ga betah di sini Rita?" tanya kakeknya
"Betah siy Kek, hanya saja, Rita masih ingin di apartemen, nanti baru kemari lagi."
"Hmm...baiklah..oh iya Rita karena kamu sudah memenangkan TWK, kamu pikirkan hadiah yang kamu inginkan. Kakek akan berusaha memenuhinya!"
"Baik kek, akan Rita, pikirkan. Rita dan kak Andi pamit dulu ya kek!"
Rita dan Andi mencium tangan kakeknya dan pergi keluar rumah. Di depan rumah telah menunggu pak Amir yang akan mengantar mereka kembali ke apartemen.
Di dalam mobil Andi bertanya kepada Rita
"Rit, kog kamu sudah memakai rompi pelindung? Jangan-jangan kamu sudah mimpi mengenai pertandingan ini?"
"Iya kak, sebenarnya dalam mimpi, Roby menendang punggung Rita, mimpi itu jadi kejadian atau tidak sebaiknya tetap mempersiapkan diri. Ternyata benar!"
"Tapi kok kamu sampai pingsan? padahal menurut dokter tidak ada cedera parah."
"Nah itu juga Rita ga paham, sepertinya setelah semuanya selesai badan capek banget, udah deh Rita ga ingat apa-apa lagi."
"Kamu inget ga sejak kapan kamu punya firasat mimpi kayak gini?"
"Hmmm..seingat Rita sih sejak kebakaran empat hari yang lalu."
"Rumah siapa yang kebakaran?"
"Rumah tetangga depan Kak. Kebetulan Rita menolong nenek depan rumah yang hampir jadi korban kebakaran. Pas malam harinya Rita mimpi seseorang masuk ke rumah dan memotong selang gas, begitu Rita bangun ternyata benar kejadian."
"Oo begitu! menarik sekali Rit!"
Mobil meluncur lancar menuju apartemen di wilayah kuningan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 396 Episodes
Comments