Cerita tentang Rani mencoba bunuh diri beredar di sekolah seperti bola liar, dibumbui cerita tambahan yang membuat orang memberikan banyak perhatian. Beraneka tanggapan mengenai nya. Ada yang merasa kasihan dan prihatin, ada yang menyukuri, terutama para korban bully Rani dan gangnya, ada yang no comment, beragam reaksi mengenainya membuat cerita tentang Rani lebih populer di sekolah di bandingkan cerita tuyul. Beberapa guru menjadikan cerita tersebut sebagai pelajaran berharga agar tidak terjadi lagi. Bagaimana dengan keadaan Rani pasca operasi?
Rahim Rani yang sempat infeksi akibat aborsi ditempat yang tidak higienis kini dalam tahap penyembuhan. Menurut dokter kemungkinan besar untuk hamil kelak dia dewasa adalah tidak mungkin. Rani hanya bisa pasrah.
"Mih, bisa ga panggil Dewa kemari?" Tanya Rani pada maminya
"Kog kamu masih mendekati dia Rani? Apa tidak ada lelaki lain yang baik?" Ujar maminya
"Dewa itu baik mih, sangat baik malah. Bukan Dewa yang membuat Rani begini, tapi Diki."
"Kalau dia baik kenapa dia membiarkan kamu seperti ini, bukannya mencegah? "Ucap maminya kesal
"Rani yang salah Mi, ga ada yang ngertiin Rani" ucapnya sambil menangis
"Mami ada di sini Nak, sudah ya, kita lupakan semuanya, setelah kamu sembuh, kita pindah ke tempat nenek saja ya nak di Surabaya" ujar Maminya sambil memeluk Rani
"Bagaimana dengan Om Bagyo suami Mami?" Tanya Rani masih dalam pelukan maminya.
"Papi kamu juga ikut, dia mau berbisnis di sana saja katanya."
"Rumah kita disini bagaimana mi?"
"Papi kamu sudah menawarkan ke teman-temannya, mungkin akhir bulan ini kita sudah bisa pindah."
"Mi, maaf ya, kalau boleh Rani kasih saran, sebaiknya mami tidak percaya 100% sama suami mami itu, apa lagi penjualan rumah, Rani takut mi, dia kan masih muda, tidak bekerja, selama ini biaya hidupnya mami yang tanggung. Kalau penjualan rumah kita diambil semuanya sama dia, bagaimana dengan kita? " Ucap Rani kesal
"Kamu memang ga pernah setuju mami menikah sama dia. Tapi kamu diam saja waktu papi kamu nikah sama Siska!"
"Rani ga tahu, papi punya hubungan dengan tante Siska, Rani hanya tahu ketika pemakaman papi, tante Siska datang. " Ucap Rani
"Ya Kamu, ya papi kalian semua cuma bisa menyudutkan mami, cuma Bagyo yang mengerti mami, huhuhu" maminya mulai menangis.
"Sudah lah jangan menangis lagi Mi, Rani sangat sayang mami, Rani minta maaf sudah buat mami khawatir,"ucap Rani sambil mencium tangan maminya.
Beberapa hari kemudian Dewa datang menjenguk Rani. Ia bertemu Rita di RSUD.
"Rita, mau jenguk Rani?"tegur Dewa
"Eh, engga kak, Rita disuruh Ayah antar makan siangnya, kakak mau jenguk kak Rani?" Tanya Rita
"Iya, kemarin maminya Rani nelpon Kakak, dia juga sudah minta maaf tentang patirnya yang mukul kakak, salah paham katanya. Makanya Kakak datang menjenguk" ucap Dewa menjelaskan
"Oo, kakak perhatian sekali,"puji Rita
"Sendirian saja kak? Ga ajak kak Tomi?" Tanya Rita lagi.
"Tomi? Mana mau jenguk, tadi kakak ajak, dia bilang ga mau, takut Raninya girang.. hehehe..".
"Hahaha...Bisa aee senpai"
"Nah Kebetulan kamu disini Rit, temenin kakak yuk?" ajak Dewa
"Eh, ga apa-apa nih kak? Nanti kak Rani salah paham lagi"
"Salah paham? Kalau salah pahamnya sama kamu, kakak ga keberatan kog" ucap Dewa sambil tersenyum.
"Ehh.. oiya ayah bilang kak Rani sudah pindah kamar ke VIP, maminya yang meminta, padahal dua hari lagi sudah bisa pulang"
"Ya begitulah, horang khaya" canda Dewa
"Hahahaha.." mereka berdua tertawa.
Lalu mereka berjalan menuju kamar VIP, sambil tertawa-tawa karena Dewa menceritakan kisah lucu.
"Assalamualaikum,"sapa Dewa dan Rita
"Eh, nak Dewa, silahkan masuk saja," ajak maminya Rani
Dewa mencium tangannya.
"Ini siapa ? " Tanya mami ke Dewa dengan suara curiga sambil menunjuk Rita .
"Ini Rita, Tante, anak yang kemarin ikut membantu Rani, papanya dokter Soegiarto",Rita menghampirinya dan mencium tangan mami
"Oh, anaknya dr.Soegiarto, kamu sekelas juga sama Rani?" Tanyanya ke Rita
"Saya adik kelas tante" jawab Rita
"Oh adik kelas,ayo masuk saja temani Rani, Dewa kamu juga masuk, Tante mau keluar dulu ya" katanya sambil meninggalkan kamar.
Rani tersenyum melihat Dewa, senyumnya hilang ketika melihat Rita.
"Rani, bagaimana kabar mu?"tanya Dewa ramah
Rani berusaha bangkit dari tempat tidur dan berusaha merangkul Dewa.
"Dewa, kog kamu baru datang?? Aku kangen kamuuu?"katanya manja, sambil melirik Rita.
Rita merasa tidak nyaman melihat pemandangan itu, syukurlah ayahnya menelepon lalu ia minta ijin keluar kamar.
"Kak Dewa, ayah memanggil, beliau baru selesai rapat, saya mau kesana, kakak saya tinggal ya, Kak Rani maaf saya ga bisa lama-lama, Semoga lekas sehat kembali,"
"Oh, iya Rit, salam ya untuk Ayah", jawab Dewa dengan suara kecewa
Rita pamit dan bergegas pergi.
"Fiuuhh.. saved by my dad" gumamnya
Dewa melepaskan rangkulan Rani.
"Rani,kamu baru selesai operasi, ga usah banyak gerak, sudah tidur saja ya" bujuk Dewa
"Gue kesepian Wa, ga ada yang jenguk gue selain lo"
"Lho teman geng lo mana? Biasanya akrab?"
"Sudah lama gue memutuskan ga ikut geng itu lagi ,gue menghindari mereka"
"Menghindari? Bukannya ketua gengnya elo?"
"Gue dikudeta wa,"
"Eh ada ya ketua geng di kudeta? Jangan-jangan ada pemilihannya juga?" canda Dewa
"Emang ada Wa, dulu gue begitu ditakuti, eh begitu Silvy jadi member, dengan fasilitas bokapnya, pergi kesana-kemari diantar supir bokapnya, dijajanin di restoran 2 mahal, mereka jadi lebih nurut sama Silvy dibandingkan gue."
"Oiya, yang gosipin Tomi gay itu bukan gue, tapi Silvy.Dia dendam karena ditolak Tomi. Kebetulan gue juga kan ditolak Tomi, ya udah deh sekalian gue ikutan nyebarin, kira-kira Tomi mau maafin gue ga ya?"
"Kalau gue jadi dia ga bakalan maafin lo karena gara-gara gosip itu dia ditelepon oleh komunitas gay, di kota ini, malah ada yang sering datang ke restoran mamanya lagi, stalking dia."
"Eh serius lo Wa? gawat juga ya?"
"Bukan gawat lagi, gosip itu sampai ke telinga mamanya, mamanya sedih,karena anak lelaki satu-satunya jadi begitu, syukurlah Tomi menjelaskan kesalahpahaman, jadi untuk sementara mamanya bisa menerima."
"Padahal maksud kita cuma bercanda, itu karena kita melihat lo sama Tomi sering jalan berduaan, kadang bajunya samaan, yah jadi kita mikirnya kalian couple".
"Rani...Rani...makanya kalau belajar itu di kelas jangan di kantin, baju gue samaan karena itu seragam restorannya Tomi, gue sempat sambilan disana, bukan baju couple!"
"Ooo...begitu maaf ya,Wa" ucap Rani menyesal
"Gue harap Lo belajar dari kejadian ini Ran,.ya tentang Tomi, terutama kejadian yang bikin lo kayak gini. Nyokap gue sering menasehati adik gue Isye, kalau perempuan itu selain penampilan, masa lalunya juga dinilai. Kalau sudah dicap sebagai perempuan gampangan, p****k, nanti ketika lo mau menikah dengan orang yg bener2 Lo sayang jadi susah. Keluarganya bakal nolak. Walaupun bisa saja lo ketemu orang yang benar-benar tulus ga peduli dengan masa lalu lo, tapi jarang ada orang seperti itu kan?"
"Iya wa, gue juga menyesal banget, syukurlah elo nolong gue dari perbuatan bodoh selanjutnya" katanya terisak-isak.
"Yang menahan baju lo supaya ga jatuh, Tomi. Gerak refleknya bagus".
"Oowhh...makin merasa bersalah gue,"
"Wa, bisa ga lo pertemukan gue sama Tomi? Gue mau minta maaf".pinta Rani
"Gue ga bisa janji Ran, tapi mungkin bisa gue bujuk dia"
"Tolong ya wa, gue mau minta maaf sebelum keluarga gue pindah ke Surabaya, di sana ada nenek. Jadi mungkin sebulan ini saja gue sekolah di situ."
"Oo begitu, insyaaAllah gue coba bujuk dia deh, tapi lo harus janji ga genit2 sama dia, karena orangnya memang ga suka sama cewek keganjenan."
"Emang gue ganjen wa?"
"Lo yang bilang kan, bukan gue? Hehehe" canda Dewa
"Hehehe, lo lucu Wa, sayangnya lo juga nolak gue, hampiirr aja lo juga digosipin kayak Tomi, tapi karena lo sudah baik mau nampung waktu gue diusir nyokap, jadi batal."
"Hmmmm... kebiasaan.Di tempat yang baru nanti, Lo harus berubah menjadi lebih baik ya Ran, itu kesempatan kedua buat lo, lembaran baru, suasana baru, teman2 baru. Jangan diulangi lagi kejadian kayak gini"nasehat Dewa
"Iya, mbah!" Ucap Rani tersenyum.
Mami Rani yang mendengarkan nasehat Dewa dari balik pintu, menitikkan air mata haru, anaknya telah menemukan teman baik. Canda dan tawa terdengar dari ruang VIP, Rani merasa terhibur dan kembali ceria.
Hari telah Sore, tak terasa Dewa sudah cukup lama menemani Rani, ia pun pamit.
"Gue balik dulu ya Ran, Lo cepat sehat ya, gue tunggu di kelas, oke?"
"Siapp mbah!!" Tawa Rani
Dewa pergi meninggalkan kamar VIP. Ketika melewati ruang tunggu, Rita memanggilnya.
"Kak Dewa!"
"Eh Rita, belum pulang?"tanyanya
"Belum kak, lagi menunggu Ayah"
Tiba-tiba ayahnya menghampirinya.
"Ah nak Dewa" tegurnya
"Om" Sapa Dewa sambil mencium tangan ayah Rita
"Habis jenguk Rani ya?"
"Iya Om"
"Bagus, kasih dia semangat ya, kasihan dia, karena rahimnya infeksi, jadi harus diangkat. Mungkin mamanya belum cerita ke dia. Takut Rani shock."
"Oo berarti sudah parah sekali ya Om?"
"Iya, sepertinya aborsi atau pengguguran kandungan dilakukan secara ceroboh, selain alatnya tidak higienis juga asal saja, syukurlah fisik Rani kuat, kalau orang yang daya tahan tubuhnya lemah sudah pasti meninggal."
"Begitu ya Om" ujar Dewa prihatin
"Rita, Ayah tidak bisa pulang bareng kamu sekarang, masih ada rapat dengan para dokter, kamu pulang sendiri ya?"
"Iya yah, Rita berani kog!"
"Saya bisa antar Rita kog Om, kebetulan rumah saya searah dengan rumah Om!" Dewa menawarkan diri
"Ooh, bagus itu, baiklah, Om titip Rita ya?"
" Rita pulang duluan ya yah"
"Iya, hati-hati di jalan"
Keduanya pamit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 395 Episodes
Comments