Chapter 3 : Tuyul Mesum

Tiga bulan telah berlalu, Rita disibukkan dengan kegiatan sekolahnya. Suatu ketika sekolahnya dihebohkan dengan hantu tuyul.

“Bener Ki, orang-orang sudah pada ngeliat tu hantu tuyul, tapi aneh tu tuyul ga ngambil duit, tapi mesum,..ih serem gue,” ucap Kowi Jijik

“mesum maksud lo?? tanya Lisa

“Dia cuma muncul di depan cewek-cewek terus meraba-raba tubuh cewek,..jijik banget kan”

“Korbannya sudah berapa orang?,” tanya Kiki

“Tujuh orang, yang terakhir masih shock, itu si Andien teman sekelas kita, yang selalu ketat bajunya..sampai ga masuk sekolah seminggu, trauma,” ucap Kowi

“Kasihan ya, apa ga ada tindakan dari kepsek? Tanya Rita

“Kepsek juga bingung, kemarin sudah lapor ke polsek, ada 2 petugas polisi datang, ditunggu dan dipancing dengan polwan tu tuyul ga datang juga,berarti tu tuyul bukan hantu tapi orang,” tambah Endah

“oh lo tau juga ndah? Tanya Rita

“ya taulah, gue kan hampir jadi korban, syukurlah ada Kak Dewa, jadi kabur tu tuyul” kata Endah

“Ciyeee,...udah jadian nih sama Kak Dewa? “ tanya Kiki sambil senyum-senyum

“yeee...engga baru PDKT, kak Dewa mau ujian , dia takut konsentrasinya terganggu kalau kita pacaran, jadi temenan dulu aj,” ucap Endah malu-malu

“ Ah Kak Dewa, bilang aje lagi penjajagan di sana-sini , orangnya ramah banget sih jadi cewek suka salah paham sama kebaikan dia. Sudahlah ganteng, pinter, kaya lagi,..namanya saja Dewa,” ucap Lisa

“Tapi perlakuan kak Dewa beda lho sama gue, dia bantuin gue ngerjain soal matriks, gue kan ga ngerti eh diajarin sama dia,” jelas Endah

“Lo belajar bareng dia? Dimana? Tanya Lisa,Kiki dan Kowi bersamaan

“Gue datanglah ke rumahnya, ternyata nyokap gue dan nyokap Dewa dulu teman di SMA. Kata nyokap mamanya juga pinter, kan pernah mewakili Indonesia ke olimpiade Matematika di USA.”

“wuiidiihh asyik dong ada modus buat deketan, btw yang PDKT lo apa dia” tanya Kowi menyelidik

“ Ya, guelah,..abis Kak Dewa Cuma ngeliatin gue terus, kan gue jadi penasaran,” ucap Endah  senyum-senyum

“Dari tadi lo diem aja Rit, coment kek, apa kek, kakek kek,” ucap Lisa sambil memperhatikan Rita yang melamun.

“eh, btw Andiennya sudah masuk sekolah ? tanya Rita

“ Tadi gue lihat dia sama ortunya datang ke sekolah,seharusnya hari ini dia sudah masuk,” Kata Lisa

Triiiingggg..bell masuk sudah berbunyi, para siswa masuk ke kelas masing-masing

Rita duduk di bangkunya sambil menolah kiri dan kanan, dia mencari Andien. Diperhatikannya Andien dari kejauhan. Andien menundukan kepalanya, matanya terlihat sangat sedih. Kejadian peng-grayangan tubuhnya membuatnya trauma.Andien yang dulu ceria dan senang berpakaian ketat,kini menjadi Andien yang pemurung, dan memakai seragam sekolah yang longgar, sangat longgar malah.

Pak Joni guru matematika datang, semua siswa berdiri dan memberi salam. Setelah absen, Pak Joni mulai menuliskan materi pelajaran di papan tulis. Pembahasan matematika hari itu tentang matriks. Semua anak menyimak pelajaran hari itu.

“Siswa sekalian, bapak akan mengelompokkan kalian, 1 kelompok terdiri dari 5 orang, kalian yang bisa mengerjakan soal di papan tulis ini dan benar,akan menjadi ketua kelompok dan berhak memilih teman sekelompoknya.Bagi mereka yang dipilih, tidak diperbolehkan menolak. Ucap pak Joni.

Rita menunjuk tangannya dan maju ke depan papan tulis, dengan lancar ia menuliskan jawaban soal dari Pak Joni. Rita memang menyukai pelajaran matematika, menurutnya pelajaran tersebut menantang otaknya.

“Selesai Pak!” ucap Rita

Pak Joni memeriksa pekerjaannya saat itu juga.

“Bagus Rita, ini benar, kamu boleh memilih anggota kelompok!”  

“Terimakasih Pak, Saya memilih : Lisa, Kowi,Kiki dan..Andien.” ucap Rita

Lisa,Kowi dan Kiki tepuk tangan kecil, sejak perkemahan mereka menjadi dekat. Andien termenung bingung menatap Rita. Tidak menyangka namanya akan dipilih oleh Rita, mereka belum pernah bicara sebelumnya.

Setelah diperoleh beberapa kelompok, pak Joni memberikan tugas, yang hanya dikerjakan sepulang sekolah.

“Oke setelah pulang sekolah kita ngumpul di rumah gue ya, kalian belum pernahkan??” tanya Rita

“Siaappp boss!!” ucap teman-temannya serempak.

Sepulang sekolah

Jarak rumah Rita ke sekolah kira-kira 1 km, mereka berjalan beriringan,..hanya Andien yang berjalan pelan di belakang. Teman-temannya memperhatikannya.

“Andieennn...jangan lemot gitu deh..nanti kita nyampenya lama, ayo jalan lebih cepat!” ujar Kiki sambil menarik tangan Andien

“iya Ki, sabar kenapa?” ucap Andien malas, ga sengaja lengan baju andien tersingkap, terlihat bekas cakaran. Teman-temannya memperhatikan tangannya

“Kamu kenapa Dien? tanya Rita

“Siapa yang mencakar kamu? Kucing?” tanya Kiki

“Ga mungkin kucing, cakarannya di tangan Andien agak panjang dan dalam,” ucap Lisa sambil memperhatikan luka di tangan Andien.

“kog lo tahu Lis?” tanya Kowi

“Om gue ahli forensik, kalau ke rumah suka cerita macem-macem, salah satunya itu jenis-jenis cakaran”ucap Lisa

Andien menutup lengan bajunya lalu lari meninggalkan teman-temannya sambil menangis,teman-temannya berlari mengejarnya..

“Andieennnn...kamu kenapa??? “teriak mereka

“Andien..tugasnya dikumpulkan besok, hampir sore nihh” panggil Lisa

“Andien,..cerita deng sama kita”, ucap kiki

Mereka berpencar mencari Andien. Andien berlari menuju gang sempit dan berdiam di sana sambil menangis

Tak sengaja Kiki melihatnya dan memanggil teman-temannya

“Dien, kamu kenapa? Jangan nangis dien”, hibur Rita

“Iya Dien, kamu ga usah malu, kamu itu korban, yang malu itu harusnya si pelaku”, ucap Lisa

“Kalian ga ngerti, perasaan jijik masih teringat di kepala gue, setiap inget gue jadi jijik. Jijik sama diri gue sendiri. Gue mencakar sendiri tangan, paha ,kaki, supaya rasa jijik itu hilang, tapi tetap ga bisaaa...huhuhu..”tangis Andien.

“Sudah ya Dien, pulang ke rumah gue yuk, gue obatin luka lo”, ajak Rita

“Kyaaaa!!!!”...tiba-tiba terdengar suara teriakan Kowi tak jauh dari tempat Andien bersembunyi.

”sana lo, mahluk menjijikan!” usir kowi ketakutan pada orang kecil dihadapannya. Tingginya orang tersebut kira-kira 1 meter, hanya memakai cawat, kepalanya ditutupi topi hingga menutupi matanya, topinya dibolongi pada bagian mata.

Kowi berjalan mundur, tiba-tiba kakinya lemas, tubuhnya gemetar ketakutan, mahluk tersebut mulai mendekati Kowi yang jatuh ketakutan.

Rita dan teman-teman lari menuju teriakan Kowi, saat itu jalanan sepi hanya mereka berenam.

“ Jangan...jangan kesini,...tolong jangan..kata Kowi ,..tolongggg!!!!” teriak Kowi, ketika mahluk tersebut menyentuh kakinya.

Kowi berontak dan berusaha menendang mahluk tersebut. Semakin Kowi melawan, mahluk tersebut makin bernafsu, dan dengan kasar menarik tangan Kowi dan berusaha mencium kowi.

Kowi meronta dan mendorong mahluk tersebut dengan segenap tenaganya. Mahluk terdorong jauh dari Kowi, dan ia bangkit dan dengan cepat memegang kaki Kowi.

Rita yang melihat hal tersebut berlari mendekati Kowi. Ia takut pada hantu, jadi dengan berlari dan menutup matanya ia menarik tangan Kowi. Lalu berlari sekencang-kencangnya menjauhi tempat tersebut.

Teman-temannya yang telah tiba di tempat itu hanya terpaku melihat Rita menarik dan membawa pergi tuyul tersebut. Ternyata yang ditarik Rita bukan tangan Kowi tapi tangan si Tuyul.

Ketika berlari Rita merasa ada tangan yang menyentuh bokongnya, Akkhhhh, tuyul mesum,..Rita melepaskan pegangannya dan menendang tuyul tersebut dengan keras. Sang tuyul terhempas, dan menyerang Rita. Rita yang masih ketakutan, mulai muncul keberaniannya. Kesadarannya mulai pulih dari ketakutan. Mahluk ghoib tidak akan merasa kesakitan jika dipukul. Samar-samar ia mendengar Tuyul tersebut mengerang kesakitan, lalu ia bangkit dan menyerang Rita. Rita menangkisnya. Terjadilah perkelahian antara Rita dengan sang Tuyul. Beberapa saat kemudian si Tuyul yang kewalahan melawan Rita mulai mengeluarkan senjatanya, berupa botol semprot yang berisi cairan dari cawatnya dan menyemprotnya ke wajah Rita. Rita yang terkena semprotan tersebut mulai merasa pusing. Tapi kesadarannya masih ada, dia menangkis pukulan tuyul dan menarik tangannya lalu menendang ************ si Tuyul dengan keras.

“Duugg!!!”

 ”Wadawww!!”,Tuyul mengerang kesakitan lalu pingsan. Tak berapa lama Rita pun ikut  pingsan.

“Rita..Rita bangun,..” panggil Soegiarto sambil memegang pipi Rita.

“Hah? Ayah? Ini dimana?” tanya Rita yang tersadar dari pingsannya.

“Di rumah Sakit,  tadi ayah dihubungi kepolisian,katanya kamu berkelahi dengan Tuyul dan pingsan lalu Kamu di bawa ke RS ini”

“Teman-teman Rita mana Yah?” tanya Rita

“Tadi Mereka ikut ke kantor polisi untuk dimintai keterangan sebagai saksi, si Tuyul sudah diamankan. Tadi dia sempat diobati di sini. Ampun dan kapok katanya sambil memegang selangkangannya”. Kamu ga apa-apa nak?” tanya Ayahnya.

“Ga papa Yah, cuma tadi Rita menghirup cairan  semprot  jadi Rita agak pusing “

 “Setelah diselidiki di laboratorium, cairan itu berisi chloroform, zat yang membuat orang hilang kesadaran. Ayah bersyukur kamu sempat melumpuhkannya, kalau tidak entah hal buruk apa yang terjadi,” ucap ayahnya lega.

“Iya Ayah, Alhamdulillah Rita juga sangat bersyukur sempat takut tadi, karena lawan Rita mahluk halus” ucap Rita dengan mata berkaca-kaca, dirinya masih shock

“Ternyata itu bukan tuyul, cuma orang kecil saja yang mesum.” hibur ayahnya

“Orang kecil? Tanya Rita bingung

“Kalau dari segi kedokteran orang itu mengalami Kretinisme, kelainan hormon pertumbuhan, biasanya menyerang bayi baru lahir. Ini menyebabkan gangguan fungsi neurologis, pertumbuhan terhambat, dan kelainan fisik. Mungkin karena terlahir di keluarga miskin, jadinya tidak bisa diberikan perawatan hormon pertumbuhan.”jelas Ayahnya

“Kasihan ya Yah, sudah menderita begitu eh sekarang harus mengalami seperti ini.” Ucap Rita

“Itu salahnya, karena dia sering nonton adult movie malah jadi cabul kayak begitu, usianya sudah 28 tahun”

“Kalau dia besar di keluarga miskin, dari mana ia mendapatkan cairan bius itu?

“Rupanya ia bekerja sebagai OB di sebuah rumah sakit swasta, dia mencuri cairan tersebut untuk membuat korbannya lemas. Ayo kita pulang, tugas Ayah di sini juga sudah selesai. Oh iya besok kamu ga usah masuk sekolah dulu, istirahatlah 1 hari, Ayah sudah minta ijin pada wali kelas mu” ucap ayahnya sambil memegangi Rita yang beranjak bangun dari tempat tidurnya.

Keesokkan harinya di sekolah

“Andien, boleh kita bicara berdua saja?” tanya Kowi, Andien mengangguk dan mengajak ke tempat yang sepi. Saat itu sudah masuk jam istirahat.

“Dien, gue minta maaf sama lo, selama ini gue menganggap lo berakting supaya dikasihani, setelah gue mengalaminya sendiri, gue ngerti perasaan lo, maafin gue ya. Ini pelembab kulit untuk tangan lo supaya halus lagi.” Ucap Kowi dengan nada menyesal

“Iya Kowi ga pa-pa, gue juga khawatir sama lo, lo ga apa-apa kan?” tanya Andien

“Sekarang sudah engga, jujur melihat tuyul itu pingsan, gue sempet tendang muka tuh Tuyul, jengkel gue. Lisa bilang itu salah satu terapi supaya perasaan bersalah gue pada diri sendiri bisa hilang.”

“Oh elo yang bikin tu Tuyul hidungnya berdarah ? gue kira gara-gara pukulan Rita”,

“Iya Rita, gue tambahin,mumpung dia ga sadar” ucap Kowi dengan nada dendam

“Gue juga sempet pukul tu Kaki si Tuyul pakai batu bata pas lo pada sibuk sama Rita, setidaknya dendam gue terbalaskan” ucap Andien mantap

“Ternyata kita sama ya...hehehe..” kata mereka bersamaan.

“By the way lo mau ikut kita ke rumah Rita? Tanya Kowi

“Kapan? “ tanya Andien

“Nanti sepulang sekolah, gue, Kiki dan Lisa mau ke sana, kemarin sempat minta alamatnya”.

“Boleh, ayolah”ucap Andien setuju

Sepulang sekolah Lisa,Kowi,Kiki dan Andien berjalan kaki datang ke  rumah Rita.

“Assalammu’alaikum....” sapa mereka bersamaan.

“Wa’alaikummussalam, jawab Rita dari jendela rumahnya yang dibiarkan terbuka

Kamar Rita terletak di depan dengan jendela menghadap ke jalan, sehingga dia bisa memperhatikan orang-orang yang datang ke rumahnya. Rita berlari membukakan pintu menyambut temannya.

“Silakan Masuk!” sambutnya sambil tersenyum.

Teman-temannya masuk ke dalam rumah.

 “Nih Rita kripik singkong sama kacang rebus,” ucap Kiki menyodorkan bungkusan ke Rita.

“Ah kenapa repot-repot?, makasih yaa?” ucap Rita

“maksud kita itu suguhan buat makan kita di sini, lo siapin minumannya aja ya!” ucap Lisa.

“Jiaaa...gue kira buat gue” ucap Rita kecewa.

“Supaya lo ga repot nyari suguhan buat tamu yang nengokin,..hehehe” tawa Kowi.

“Iya deh, lo pada mau minum apa? Teh? Kopi? Fanta? Sprite? Atau Bajigur? tanya Rita.

“ Bajigur???, gue fanta” ucap Kiki.

“Gue Sprite,” ucap Kowi.

“Gue Coca cola,” ucap Lisa.

“ Lo apa Dien? “ tanya Rita ke Andien.

“Ga usah repot Rit, air putih saja!” jawab Andien.

“Iya nih gue repot, ya udah air putih aja semuanya” ucap Rita nyengir.

“Daah??? Kenapa nawarin Teh, Kopi, Fanta, Sprite, Bajigur?” tanya Kiki.

“Kan gue nawarin doang, gue ga bilang ada ,..hehehe” ucap Rita membalas kejahilan teman-temannya.

“yeeee” temannya bersorak sambil tertawa. Ternyata Rita sudah pulih dari shocknya. Teman-temannya menatap Rita dengan penuh keingintahuan.

“Lo ga apa-apa kan Rita?” tanya Kowi membuka percakapan

“Engga siy, Alhamdulillah,..gue juga ga inget kejadian setelah gue berantem sama tuyul,” ucap Rita

“Hmm..sama sekali ga inget Rita? Kenapa lo pingsan? Terus pas kita samperin tu Tuyul sudah pingsan dengan muka bonyok?” ujar Kiki

“Sedikit sih, asli deh gue takut banget baru kali ini berantem sama demit. Pokoknya dia mukul gue  bales mukul, trus dia nyemprot gue pakai air semprotan, ga lama gue pingsan.Kata bokap gue cairan itu chlo..apa gitu”

“Choloroform”, sambung Lisa

“Apaan tu? Tanya temannya bersamaan

“Kloroform sebagai bahan pembius, akan tetapi penggunaanya sudah dilarang karena telah terbukti dapat merusak liver dan ginjal” ucap Lisa menjelaskan.

"Ginjal dan liver lo ga papa kan Rita? Tanya Kowi

“Engga apa-apa siy, kata bokap gue, mungkin karena gue sempat menepis cairannya jadi ga menghirup semuanya.Bokap gue sudah cek kondisi gue di lab, alhamdulillah semua masih sehat,” jelas Rita tersenyum.

“Oo cairan itu yang bikin gue lemes,” ucap Andien

“Iya gue juga, gue pikir gue lemes karena ketakutan, ternyata karena dia semprot pakai cairan itu.” ucap Kowi

“mungkin karena dia oplos pakai zat-zat tertentu, hingga cairannya Cuma buat melemaskan saja ga bikin pingsan.” Duga Kiki

“Gas yang ditimbulkan saja sudah bikin pingsan lho, dulu pernah ada OB yang ditemukan pingsan di lemari.ketika dimintai keterangan, ternyata tanpa sengaja dia menyenggol botol yang berisi cairan chloroform itu” jelas Lisa

“Gawat juga ya tuh tuyul, udah mesum eh bikin orang sakit liver lagi, bagus deh Rit lo sudah bikin dia semaput” ujar Kowi mantap

“Tapi kalau dipikir-pikir kejadiannya lucu juga ya, lo Rita, bukannya narik Kowi malah bawa lari tu Tuyul,..” ucap Kiki diiringi tawa semua temannya

“iyaa..gue sampai heran, kenapa si Rita??? Kog bawa lari tuyul? Ga berat Rit? Tanya Andien

“Hmm..asli deh gue kira itu tangan si Kowi, gue tarik aja lalu kabur, panik gue” ucap Rita

“Alhamdulillah ya, lo bisa selamat Rit, gue ngeri juga soalnya, waktu antara lo lari dan kita sampai di sana lumayan lama lho, bayangin aja kalau lo kalah dari tuyul, gawat tuh.”ucap Lisa

“iya, bokap gue juga bilang begitu. Gue beneran panik lho” ucap Rita lagi.

“Kita juga panik, melihat lo dan tuyul terkapar di jalan. Alhamdulillah, Kak Dewa lewat di situ. Terus dia yang minta tolong sama penduduk setempat. Orang-orang sekitar pada datang nolongin.”ucap Kiki

“Pak RT setempat dan Kak Dewa melapor ke Polsek, gak lama polisi datang” ucap Lisa

“Kak Dewa nyuruh gue, menghubungi walas kita Pak Adam, supaya pak Adam menghubungi bokap lo Rit.”sambung Kowi

“Gue disuruh meminjam minyak angin dari orang setempat, sampai ambulan dari RS datang.”ucap Kiki

“Gue minta tolong sama om gue di RSUD untuk ngirim ambulan ke TKP, soalnya polisi minta kita ikut mereka, tapi gue khawatir sama lo karena sudah di kasih minyak angin  tetap ga sadar” ucap Lisa

“Wah lo pada hebat ya kerja timnya?, ucap Rita sambil memandang Andien, seperti isyarat bertanya apa yang sudah Andien kerjakan di saat teman-temannya menghubungi  orang-orang.

“eehh,..hmm...gue pegangin tas lo Rit, takut ilang,” jawab Andien enteng sambil mengambil kripik di atas meja.

“Terimakasih ya gengs sudah mau repot nolongin gue, trus nengokin gue walaupun suguhannya buat lo-lo pade, terimakasih ya,” ucap Rita senyum

“Sama-sama, Rit...hahahaha!”jawab teman-temannya sambil tertawa

“Tadi di sekolah cukup heboh, cerita tentang tuyul bonyok, lo jadi pahlawan Rit. Kayaknya pas lo masuk sekolah bakal banyak fans deh” ucap Kiki

“Kog sekolah bisa tahu? Emang kepsek bikin pengumuman? “ tanya Rita

“Enggalah, yang pertama tahu, kita berlima, bokap lo, polisi, orang ambulan dan Kak Dewa” ucap Andien

“Bukannya lo yang nyebarin cerita itu Dien?” tanya Kiki

“Engga, emangnya gue ember, gue cerita sama si Endah, karena dia marah—marah sama gue ngeliat gue sama kak Dewa.” Ucap Andien

“Yahhh.. lo cerita sama ember bocor, ya udah misteri terungkap” ucap Lisa

“sebenernya ga sengaja gue cerita, jadi setelah kita dimintai keterangan di polisi, kak Dewa nganterin kita ke rumah masing-masing naik mobilnya. By the Way, kak Dewa bela-belain balik pulang untuk pulang lalu bawa mobil ke polsek. Karena dia juga jadi saksi.Pulangnya kita diantar sama dia. Nah gue yang terakhir dianter, kebetulan rumah gue dekat rumahnya si Endah. Dia cemburu lihat gue turun dari mobilnya Kak Dewa” jelas Andien

“Oooh..emang rumahnya si ember bocor dekat banget sama lo? tanya Kowi dengan nada kesal

“hmmm.. Endah itu masih sepupu gue, mamanya Ua gue alias kakaknya mama gue. Kenapa lo kesel banget sama dia?” tanya Andien

“Abis gue kesel banget, tu anak katanya naksir kak Dewa tapi manja-manjaan sama Fadil, empet banget gue ngeliatnya” ucap Kowi jengkel

“ eh Fadil Setiawan? Tanya Andien

“Iya dia, gue kan ngincer dia sudah lama, eh si ember sok dekat gitu sama Fadil” ucap Kowi

“Ciyeeee,...ledek teman-temannya

“waahhh,...mungkin itu juga ya lo juga kesel sama gue Wi karena gue juga deket sama Fadil” ucap Andien

“Mungkin juga, tapi gue udah ga kesel sama lo, ternyata lo orangnya asik juga” ucap Kowi

“Fadil juga sepupu gue, dia anak om gue, adik mama. Gue kan anak ketiga, sedangkan Fadil anak pertama dari om gue. Jadi kebetulan juga kita seumuran dannn...sekelas pula..yah begitulah di daerah ini dunia sempit” jelas Andien

“Emang rumah lo pada deketan ya? tanya Rita

“Kakek gue punya tanah luaaasss banget ada kali 10 hektar, 5 hektar untuk kebun, sisanya untuk rumah. Maklumlah orang dulu anaknya banyak. Anaknya kakek gue ada 7 orang, jadi masing-masing anaknya dibuatin rumah di tanah tersebut, beliau pengennya ngumpul, jadi deh kita tinggal satu komplek.” Jelas Andien

“Apa lo ga bosen ketemu dia-dia lagi?” tanya Kiki

“Yaa gitu deh, tapi kalau lebaran atau saudara yang kawinan jadi rame, malah asik. Kita-kita aja ngumpul sudah rame banget”cerita Andien

“Kalau Fadil rumahnya dekat juga sama lo? tanya Kowi penasaran

“Mungkin juga, tapi gue udah ga kesel sama lo, ternyata lo orangnya asik juga” ucap Kowi

“Fadil juga sepupu gue, dia anak om gue, adik mama. Gue kan anak ketiga, sedangkan Fadil anak pertama dari om gue. Jadi kebetulan juga kita seumuran dannn...sekelas pula..yah begitulah di daerah ini dunia sempit” jelas Andien

“Emang rumah lo pada deketan ya? tanya Rita

“Kakek gue punya tanah luaaasss banget ada kali 10 hektar, 5 hektar untuk kebun, sisanya untuk rumah. Maklumlah orang dulu anaknya banyak. Anaknya kakek gue ada 7 orang, jadi masing-masing anaknya dibuatin rumah di tanah tersebut, beliau pengennya ngumpul, jadi deh kita tinggal satu komplek.” Jelas Andien

“Apa lo ga bosen ketemu dia-dia lagi?” tanya Kiki

“Yaa gitu deh, tapi kalau lebaran atau saudara yang kawinan jadi rame, malah asik. Kita-kita aja ngumpul sudah rame banget”cerita Andien

“Kalau Fadil rumahnya dekat juga sama lo? tanya Kowi penasaran

“Nah rumah Fadil pas di depan rumah gue.Kalau Endah agak jauh” jawab Andien

“Boleh dong gue main ke rumah lo? tanya Kowi iseng

“Modus yeee...ya bolehh dongg...” jawab Andien sambil tertawa.

“Ngemeng-ngemeng Rit, lo sendirian di rumah? Bokap nyokap lo mana? “ tanya Lisa

“Bokap dan nyokap sudah bercerai waktu gue 8 tahun. Gue tinggal sama bokap, kakak gue sama nyokap.” Jelas Rita

“oo begitu, turut prihatin ya Rit”, ucap Kiki

“Ga apa-apa kog gue sudah biasa, seru kog tinggal sama bokap, apalagi bokap gue ga pelit, hehehe..tapi insya Allah liburan ini gue mau ke tempat nyokap.” Ucap Rita

“Oya? Lo masih berhubungan juga sama nyokap?” tanya Lisa

“Ya iyalah, bekas istri ada tapi ga ada bekas anak,” ucap Kowi

“Kita-kita boleh main ke rumah nyokap lo ga Rit? “ tanya Kiki

“Yaa, nantilah, karena ini pertemuan gue yang pertama setelah 8 tahun berpisah” ucap Rita

“oo begitu,lama juga ya, jadi selama ini nyokap lo ga menghubungi? Tanya Andien

“hmm..menurut cerita nyokap, itu karena bokap gue tinggalnya pindah-pindah sesuai kedinasan, gue selalu dibawa kemanapun bokap tugas, jadi nyokap gue selalu lost contact,”

“Tapi kenapa sekarang bisa ? tanya Lisa

“hmmmm... gue juga ga gitu paham ceritanya, apa bokap gue yang menghubungi nyokap atau nyokap yang nanya ke kakek gue. Yang penting nyokap gue masih peduli sama gue” ucap Rita

“Bokap lo ga married lagi Rit? Tanya Kowi

“entahlah, gue ga enak nanya-nanya urusan bokap, paling kalau bokap mau nikah lagi pasti bilang sama gue,” ucap Rita

“Menurut gue nih Rit, jangan-jangan bokap lo mo nikah lagi, jadi supaya dia ga merasa dihalangi sama lo, dia menghubungi nyokap lo supaya ngambil lo,” ucap Lisa

“Sok tau Lo!” ucap Kiki Sewot

“namanya juga menduga-duga boleh dong” ucap Lisa

“Kayaknya engga deh, soalnya menurut bokap, nyokap yang bersikeras mau bawa gue di hari dia datang. Tapi bokap menolak. Akhirnya mereka sepakat, gue datang pas liburan semester.” Ucap Rita

“Ini foto bokap lo Rit? Tanya Kowi sambil melihat-lihat foto yang tergantung di ruang tamu

“Iya, itu fotonya waktu masih muda” jawab Rita

“Memang sekarang usia bokap berapa? Tanya Kiki

“Kog, kayaknya gue pernah lihat deh, familiar banget wajahnya” ucap Lisa

“mungkin karena kemarin lo ketemu beliau” ucap Andien

“Usia bokap menginjak 45 tahun tahun ini” jawab Rita

“Lo 16 tahun jadi kira-kira beliau punya lo usia...”ucap kiki berpikir keras

“29 tahun, lo tinggal kurangin saja usia beliau sama usia gue” jawab Rita

“OO iya ya,..hehehe” tawa Kiki

“Kalau nyokap lo sudah nikah lagi?” tanya andien

“hmm...gue ga tahu, kan gue pisah dari beliau di usia 7 jalan 8 tahun, jadi gue ga tahu” jawab Rita

“by the way Rita, lo sering ikut kejuaraan bela diri ya?” tanya Lisa memperhatikan foto Rita mengenakan seragam karate memegang piala

“iya, dulu kakek memaksa gue untuk belajar taekwondo, setelah bo-nyok pisah gue lanjutin latihannya. Lumayan juga buat menyalurkan kemarahan” ucap Rita

“Hmm..taekwondo? tapi ini ada juga lomba Karate, judo,  pencak silat.. banyak amat, emang lo mau jadi tukang pukul? Tanya Lisa

“hahaha..bukan begitu, kan bokap gue pindah-pindah tugas, nah tiap- tiap sekolah yang gue ekskul bela dirinya beda-beda. Jadi semua udah gue cobain.”jawab Rita

“wah, bokap lo bener-bener mengarahkan lo ke bela diri ya, apa beliau ga takut anaknya jadi macho? Tanya Kowi

“hmm..sebenarnya bokap gue lebih suka gue ikut ekskul yang lebih feminin, tapi menurut psikolog, gue rada hiperaktif, jadi harus menyalurkan energi gue.” Jawab Rita

“Kasihan banget tu si Tuyul, ga tahu dia lawannya master bela diri” ucap Kiki

“master?? Engga juga siy, dari semua martial arts itu gue cocoknya dengan taekwondo dan karate. Di sekolah gue yang lama di karate gue sudah sabuk coklat.Rencana gue mau naikin ke hitam di sekolah ini. Makanya gue kecewa berat waktu ditolak klub di sekolah kita” ucap Rita

“kalau yang selain karate? “ tanya Andien

“Hmm.. taekwondo sabuk sudah sabuk hitam, karena gue dari kecil latihannya. Lalu Judo, itu gue paling rendah sabuk putih, males gue sama pertarungan jarak dekat, banting-bantingan. Lalu pencak silat gue cuma sampai sabuk hijau, lalu berhenti karena latihan di sekolah malam, bokap ga suka.”ucap Rita

“Jadi lo balik lagi ke karate ya?” tanya Kowi

“iya,..mau gue sih supaya setaraf gitu, taekwondo hitam, karate juga, hehehe” ucap Rita

“Aman deh kita kalau jalan sama Rita,” ucap Kowi tertawa diiringi dengan persetujuan teman-temannya.

 

Terpopuler

Comments

mommy Fakhira

mommy Fakhira

seru lanjut

2022-04-20

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 perkenalan
2 chapter 2 : Mama Ratna
3 Chapter 3 : Tuyul Mesum
4 Chapter 4 : Sparing
5 chapter 5:Jogging itu Sehat
6 Chapter 6: Senpai Jutek
7 Chapter 7: Tommi
8 Chapter.8 Hari pertandingan
9 Chapter 9: Kencan Kacau
10 Chapter 10 Rani
11 Chapter 11Dewa dan Rani
12 Chapter 12 : Teman Baru, Musuh Lama
13 chapter 13 Psikopat Pembakar Rumah
14 Chapter 14 Di Rumah Kakek
15 Chapter 15: Tes Wawasan Kecucuan
16 Chapter 16: Martial Art Battle
17 Chapter 17: Cerita Kakek
18 Chapter 18: Di apartemen Mama
19 Chapter 19: Roby VS Rita
20 Chapter 20: Pertemuan Tak Terduga
21 Chapter 21: Mimpi yang Lain
22 Chapter 22 : Rita si rambut merah
23 Chapter 23: Cerita masa lalu
24 Chapter 24: Berwisata
25 Chapter 25: Pertengkaran-pertengkaran
26 Chapter 26: Cerita mama Ratna dan Kekesalan Andi
27 Chapter 27 : Mencari Petunjuk
28 Chapter 28 : Rita diculik?
29 Chapter 29: Usaha Melarikan Diri
30 Chapter 30 : Pertemuan Ayah dan Andi
31 Chapter 31: Dalam Pelarian
32 Chapter 32: Mencari Rita
33 Chapter 33: Kembalinya Rita
34 Chapter 34: Perjalanan Pulang
35 Chapter 35: Ada apa dengan Tomi?
36 Chapter 36: Mitos Jam Dinding Mati
37 Chapter 37: Ingatan Lama yang kembali
38 Chapter 38: Welcome Andi!
39 Chapter 39: Persaingan Tomi dan Dewa
40 Chapter 40: Zombie dan Kiano Abdullah
41 Chapter 41: Dimana-mana Zombie
42 Chapter 42: Zombie .. selesai
43 Chapter 43 Semester Baru
44 Chapter 44 : Sssstttt...Keep it Secret
45 Chapter 45: Kiki dan Andre
46 Chapter 46: Saingan Tomi
47 episode 47: I'll give everything to you
48 chapter 48: Firasat
49 Chapter 49: Kepergian Tomi
50 episode Episode 50: Chit-chat
51 Episode 51: Trending Topik
52 Chapter 52: Neneknya Kowi
53 Chapter 53: Kembalinya Gank Tuyul
54 Chapter 54: Perkembangan Kasus
55 chapter 55: Dibalik Cerita
56 Chapter 56: Dimana Rita?
57 Episode 57 Di mana Rita (2)
58 Episode 58: Rahasia Rita (1)
59 Episode 59: Usaha membebaskan Rita
60 Chapter 60: Kenangan 9 tahun lalu
61 Chapter 61: Rita ditemukan
62 chapter 62: Cerita Reza
63 Chapter 63 Keluarga Baru
64 Chapter 64: Kakek Darmawan
65 chapter 65: Berkumpul Kembali
66 Chapter 66: Eric dan Meta
67 Chapter 67: Kejadian mengejutkan
68 Chapter 68: Hukuman
69 Chapter 69 :Video Call
70 Chapter 70: Ashley Hammington
71 Chapter 71 Greg
72 Chapter 72: Ada Apa dengan Greg?
73 Chapter 73: Saye Berkunjung
74 Chapter 74: Pemakaman Greg
75 Chapter 75: Kisah Saye
76 Chapter 76: Rahasia Radian
77 Chapter 77: Sehari Sebelumnya
78 Chapter 78: Edward
79 79: Terjebak
80 Chapter 80: Penumpang Jeep
81 Chapter 81: Hanyut
82 Chapter 82-Kisah Saye(2)
83 Chapter 83: Bertemu Rita
84 Chapter 84: Kedatangan Kakek Sugiyono
85 Chapter 85: Sebulan Lalu
86 Chapter 86: Girls Talk
87 Chapter 87: Hari pertandingan
88 Chapter 88: Dewa Datang
89 Chapter 89: Kecelakaan
90 Chapter 90: Rita Sakit
91 Chapter 91: Rita Sakit (2)
92 Chapter 92: Antara Rita,Dewa,Rendy dan Daniel
93 Chapter 93: Menuju Bandara
94 94: Nenek Tiri
95 Chapter 95: Kejadian di RS
96 Chapter 96: Semesta yang lain
97 Chapter 97: Bertemu dr.Reza
98 Chapter 98: Putus!!
99 Chapter 99: Perundungan
100 Chapter 100: Kembali
101 Chapter 101: Spin Off
102 Spin Off 2: Mama Tersayang
103 Chapter 103 : Kiano Datang
104 Chapter 104: Masa lalu Kiano dan Rita
105 Chapter 105: Pengakuan Kiano
106 Chapter 106: Cerita Kiano
107 Chapter 107: Perjalanan menuju UEA
108 Chapter 108: Pesan Ayah Kiano
109 Chapter 109 : di UEA
110 Chapter 110: Kedatangan Saveetri
111 Chapter 111: Saveetri dan Daniel
112 Chapter 112: Nior Eddy
113 Chapter 113: Direktur Baru
114 Chapter 114: Gosip di Sekolah
115 Chapter 115: Hari Pertandingan
116 Chapter 116: Kevin Hilang
117 Chapter 117: Pertengkaran Pertama
118 Chapter 118: Reunion
119 Chapter 119: Runaway Bride
120 Chapter 120: Ibu dan Anak
121 Chapter 121: Manajer Dadakan
122 Chapter 122: Misteri Kamar no.900
123 Chapter 123: Resepsi
124 Chapter 124: Pulang Dari London
125 Chapter 125: Tour Dalam Rumah
126 Chapter 126: Cinderella Man
127 Chapter 127: Amnesia
128 Chapter 128: Rita Yang Sekarang
129 Chapter 129: Rita yang menyebalkan
130 Chapter 130: Drama
131 Chapter 131: Di Jakarta
132 Chapter 132: Kamar Baru, Hari pertama di Sekolah Baru
133 Chapter 133: Ketahuan???
134 Chapter 134: Daniel Datang
135 Chapter 135: Kejadian Tak Terduga
136 Chapter 136: Cerita masa lalu Rita
137 Chapter 137: Rahasia Robby
138 Chapter 138: Flash Back
139 Chapter 139: Rita dan Robby
140 Chapter 140: Rita Sadar
141 Chapter 141: Rekonsiliasi
142 Chapter 142: Bertemu Teman Lama
143 Chapter 143: Bertemu Ayah
144 Chapter 144: Menjelang Pernikahan Saye
145 Chapter 145: Kehebohan Cincin 89juta
146 Chapter 146: Nikah Dadakan, Dewa?
147 Chapter 147: Akad dan goodbye?
148 Chapter 148: Kisah Mario
149 Chapter 149: Setelah Akad
150 Chapter 150: Namanya Daniel
151 Chapter 151: Anger Management
152 Chapter 152: Rencana Resepsi
153 Chapter 153: Victoria Secret
154 Chapter 154: Kehidupan Baru Pernikahan
155 Chapter 155: Truth or Dare
156 Chapter 156: Dingin dan Hangat
157 Chapter 157: Pekan Olah Raga Dar.Co
158 Chapter 158: Hamil Muda
159 Chapter 159: Resepsi Pernikahan
160 Chapter 160: Daniel dan Radian (1)
161 Chapter 161: Daniel dan Radian(2)
162 Chapter 162: Draft Bagi Waris
163 Chapter 163: Menuju New York
164 Chapter 164: Daniel dan Radian (3)
165 Chapter 165: Di New York City
166 Chapter 166:NFS,Dayang Sumbi dan Kelemahan Daniel
167 Chapter 167: Happy Shopping
168 Chapter 168: Mamanya Daniel Datang
169 Chapter 169: Keguguran
170 Chapter 170: Perpisahan
171 Chapter 171: Ke Korea Selatan
172 Chapter 172: Kegabutan Daniel
173 Chapter 173: Tim FBI
174 Chapter 174: Kekurangan Rita
175 Chapter 175: Kunjungan ke kelas 5-2
176 Chapter 176: Mario ke Singapura
177 chapter 177: Tawaran Syuting TV
178 Chapter 178: Jameson
179 Chapter 179: Penyanderaan
180 Chapter 180: Penyanderaan (2)
181 Chapter 181: Andi datang
182 Chapter 182: Aaa... Memalukan!
183 Chapter 183: Naik Daun
184 Chapter 184: Cerita tentang Ferry
185 Chapter 185: Hari Kelahiran
186 Chapter 186: Kunjungan pertama Ranna
187 Chapter 187: Godaan itu bernama Rita
188 Chapter 188: godaan itu bernama Rita (2)
189 Chapter 189: Open Relationship? Enak Saja!
190 Chapter 190: Serangan Jantung dan pindah apartemen
191 Chapter 191: Rahasia Reza dan Kepergiannya
192 Chapter 192: Kematian dan Pernikahan
193 Chapter 193: Daniel yang glowing
194 Chapter 194: Ke Jakarta
195 Chapter 195: Akad Nikah Rosy dan Rendy
196 Chapter 196: Klarifikasi Rita
197 Chapter 197: Reuni Kecil
198 Chapter 198: bagi waris dan Mak comblang
199 Chapter 199: Kecelakaan
200 chapter 200: kebobolan, kondangan dan wisata
201 Chapter 201: Davies diusir istrinya
202 Chapter 202: Ranna Sakit
203 Chapter 203: Pergi ke Swiss
204 Chapter 204: Di Swiss
205 Chapter 205: Di London
206 Chapter 206: Mimpi Daniel
207 Chapter 207: Kembali ke Aktivitas
208 chapter 208: Diandra dan permintaan Mario
209 chapter 209: Kelahiran anak kedua
210 Chapter 210: Stalker 1
211 chapter 211: Keluarga kecil Rita dan Daniel
212 Chapter 212: Rumah Besar Darmawan
213 Chapter 213: Karantina
214 Chapter 214: Ngumpul Genk tuyul
215 Chapter 215: Ngumpul Genk (2)
216 Chapter 216: Work From home
217 Chapter 217: Kenapa Rita?
218 Chapter 218: Siapa Tersangkanya?
219 chapter 219: Serangan
220 Chapter 220: Obrolan Sore Hari
221 Chapter 221: Ultah Pertama Ranna
222 Chapter 222: Coklat dari Rita
223 Chapter 223: Content Creator
224 Chapter 224: Ke Singapura dan Curhatan Erina
225 Chapter 225: Tentang Pekerjaan
226 Chapter 226: Eve Logan, Rita cemburu?
227 Chapter 227: Daniel Bosan
228 Chapter 228: Kebakaran lantai 20
229 Chapter 229: Kisah Cinta Rita dan Daniel (1)
230 Chapter 230: Kisah Cinta Rita dan Daniel (2)
231 Chapter 231: Kisah Cinta Rita dan Daniel -bu Sharon
232 Chapter 232: Kisah Cinta..Rita ngambek
233 Chapter 233: Kisah cinta....Bu Sharon(2)
234 Chapter 234: Kisah Cinta...Tour ke Rumah Radian
235 Chapter 235: Kisah cinta...POV Daniel
236 Chapter 236: POV Daniel (2)
237 Chapter 237: Parenting
238 Chapter 238: Ke Sukabumi
239 Chapter 239: Di rumah Lisa
240 chapter 240: menjelang akad nikah Lisa
241 Chapter 241: Kebodohan Rita
242 Chapter 242: Mimpi buruk Rita
243 chapter 243: persiapan ke Swiss
244 Chapter 244: Sepulang Liburan
245 Chapter 245: Cerita tersembunyi Kakek Sugi
246 chapter 246: Ceritanya
247 chapter 247: kontraksi lagi
248 chapter 248: Kencan
249 Chapter 249: Beramal itu Baik
250 Chapter 250: Bertemu Anwar
251 Chapter 251: Single Parent
252 chapter 252: Hari biasanya
253 chapter 253: Majorka (1)
254 chapter 254: Menghilang
255 chapter 255: Kursi Roda
256 Chapter 256: Mencari Jejak Rita
257 Chapter 257: Rayya Fitri Kang
258 Chapter 258: Rayya Fitri Kang (2)
259 chapter 259: Menuju Fitri
260 chapter 260: Idul Fitri
261 chapter 261: Father's Day di Lexi
262 Chapter 262: Daniel sakit
263 chapter 263: Keinginan Daniel
264 chapter 264: Raffa sakit, Lexus baru untuk Daniel
265 Chapter 265: KECEWA
266 Chapter 266: Kesibukan Daniel
267 Chapter 267: Ke Kantor Daniel
268 Chapter 268: Rita Kesal
269 Chapter 269: Kembali
270 chapter 270: ke Singapura
271 Chapter 271: UJian
272 Chapter 272: Paket dari Ayah
273 Chapter 273: Tentang Masa Lalu
274 chapter 274 Menuju Zurich
275 Chapter 275: Kesibukan Daniel dan Firasat Raffa
276 Chapter 275: Raffa yg gentle dan si Iseng Ranna
277 Chapter 277: Berkunjung Ke rumah Tante Metha
278 Chapter 278: Rumor itu
279 Chapter 279: Kembalinya Kakek
280 Chapter 280 : Earth Day di Sekolah
281 Chapter 281: Cerita Daniel
282 Chapter 282: Pengintaian Andi dan Dewa
283 Chapter 282: Andi dan Dewa (end)
284 chapter 283: Majorka 2- ke Rusia
285 Chapter 285: Melacak Jejak Rita
286 Chapter 286: Kembali ke Swiss
287 Chapter 287: Kisah Metha
288 Chapter 288: Kisah Metha 2
289 Chapter 289: Badai Salju
290 Chapter 290: Majorka 3- End
291 Chapter 291: Di Auckland dan Tawaran Kakek
292 chapter 292: Ambisi Rita
293 Chapter 293: obrolan cafe
294 Chapter 294: Cireng di Singapura
295 Chapter 295: Rita VS Nenek Sinta
296 Chapter 296: Mencari Radian
297 Chapter 297: Syukur Nikmat
298 Chapter 298: Rumah Sukabumi
299 Chapter 299: Cerita di Sukabumi
300 Chapter 300: Cerita Andien
301 Chapter 301: Cerita di Sukabumi (2)
302 chapter 302: Cerita di Sukabumi (3)
303 Chapter 303: Kembali ke Jakarta dan Rapat di rumah besar
304 Chapter 304: Ke Sekolah dan Nyanyian Ranna
305 Chapter 305: Rumah Baru di Zurich
306 chapter 306: Sobat Baru Raffa
307 chapter 307: Ranna VS Raffa, Rayyazilla
308 Chapter 308: Obrolan Ringan di Dapur
309 Chapter 309: Kegelisahan Daniel
310 Chapter 310: Raffa yang kasmaran
311 Chapter 311: Kehebohan di pertandingan
312 chapter 312: tentang Raffa, Rita dan Daniel
313 Chapter 313: Ngidam
314 Chapter 314: Rencana Pindah
315 Chapter 315: Bertemu Ustadz
316 Chapter 316: Lomba HUT RI
317 Chapter 317: Raffa Patah Hati
318 Chapter 318: Ranna versus Rayya
319 Chapter 319: Kecemburuan Raffa, Ultah Rayya dan Selamat Tinggal Michele
320 Chapter 320: Tiba di Kanada
321 chapter 321: Hari biasanya di Kanada, Daniel cemburu
322 Chapter 322: Kunjungan Robby dan Kakek Sugiyono
323 Chapter 323: Dewa dan Klub Patah Hati
324 Chapter 324: Jujurlah padaku
325 Chapter 325: Lexi Family Gathering
326 Chapter 326: Rossy
327 Chapter 327: Minggu tersibuk Daniel
328 Chapter 328: Minggu tersibuk Daniel 2
329 Chapter 329: Bakso
330 Chapter 330: Hujan Badai
331 Chapter 331: Saat weekend
332 Chapter 332: Kehidupan Rita di semesta yang lain
333 Chapter 333: Metha,Daniel, Rita dan Andi
334 Chapter 334: Tommy yang patah hati
335 Chapter 335: Sekolah Baru Rita
336 Chapter 336: Teman Baru Rita
337 Chapter 337: Razan M Ihsan
338 Chapter 338: Baby blues
339 Chapter 339: Sidang Skripsi
340 Chapter 340: Surprise!
341 Chapter 341: Surprise 2
342 Chapter 342: Afizah dan Hanafi
343 Chapter 343: Kumpul Keluarga
344 Chapter 344: Sus Rini pulang, Daniel konseling
345 Chapter 345: Rossy (2)
346 Chapter 346: Pemakaman Rossy
347 Chapter 347: Taman Indoor (edisi haloween)
348 Chapter 348: Tentang Ratna
349 Chapter 349: Pindah rumah (lagi)?
350 Chapter 350: Ketemu gank lagi
351 Chapter 351: Ratna berkunjung
352 Chapter 352: Cerita para pengasuh
353 Chapter 353: Makan Malam Perkenalan
354 Chapter 354: makan malam perkenalan (2)
355 chapter 355: pesta para eksekutif
356 Chapter 356: Daniel dan anak-anak
357 Chapter 357: Suatu hari di Sukabumi
358 Chapter 358: Surprise
359 Chapter 359: Permintaan Rita
360 Chapter 360: Kesedihan mama Ratna
361 Chapter 361: Daniel kelelahan
362 Chapter 362: Libur Akhir Tahun
363 Chapter 363: Jakarta, Singapura, Masa lalu Daniel-Metha
364 Chapter 364: Kemana Daniel?
365 Chapter 365: Mencari Jejak Daniel
366 Chapter 366: Mencari Daniel
367 Chapter 367: Kemarahan Darmawan
368 Chapter 368: Pengobatan Rita
369 Chapter 369: Pengobatan Rita 2
370 Chapter 370: Geng Tuyul merapat
371 Chapter 371: Syukuran rumah Sukabumi
372 Chapter 372: Impian baru Daniel
373 Chapter 373: Rencana Rita dan Qowi
374 Chapter 374: Ngalor ngidul geng tuyul
375 Chapter 375: Suami Idaman
376 Chapter 376: Sukabumi-Kanada
377 Chapter 377 Ranna sendirian
378 Chapter 378 Di Sukabumi
379 Chapter 379: Andien dan Indra
380 Chapter 380: Andien dan Indra (2)
381 381: Indra dan Andien (3)
382 382: Ranna Khadijah
383 Chapter 383: Andi ke Sukabumi
384 Chapter 384,Dijamu Rita
385 Chapter 385: Kunjungan Andien
386 386: Godaan Daniel
387 387: Helene
388 388: Helene,Ranna dan Sir Alec
389 389: Rita vs Lisa
390 390: Lisa vs Rita 2
391 391: Sikap Aneh Daniel
392 392: Keadaan Daniel
393 393: Yang penting kita berusaha
394 394: Dita dan Surya
395 395: Pertemuan Daniel dan Surya
396 396 Cerita tentang Mijan
397 397" Perkara Liburan, Daniel vs anak-anak
398 398: Past Tense dan Makan malam di Paris
399 399: Award , Metha yang Toxic
400 Bersama Selamanya...Tamat
Episodes

Updated 400 Episodes

1
Chapter 1 perkenalan
2
chapter 2 : Mama Ratna
3
Chapter 3 : Tuyul Mesum
4
Chapter 4 : Sparing
5
chapter 5:Jogging itu Sehat
6
Chapter 6: Senpai Jutek
7
Chapter 7: Tommi
8
Chapter.8 Hari pertandingan
9
Chapter 9: Kencan Kacau
10
Chapter 10 Rani
11
Chapter 11Dewa dan Rani
12
Chapter 12 : Teman Baru, Musuh Lama
13
chapter 13 Psikopat Pembakar Rumah
14
Chapter 14 Di Rumah Kakek
15
Chapter 15: Tes Wawasan Kecucuan
16
Chapter 16: Martial Art Battle
17
Chapter 17: Cerita Kakek
18
Chapter 18: Di apartemen Mama
19
Chapter 19: Roby VS Rita
20
Chapter 20: Pertemuan Tak Terduga
21
Chapter 21: Mimpi yang Lain
22
Chapter 22 : Rita si rambut merah
23
Chapter 23: Cerita masa lalu
24
Chapter 24: Berwisata
25
Chapter 25: Pertengkaran-pertengkaran
26
Chapter 26: Cerita mama Ratna dan Kekesalan Andi
27
Chapter 27 : Mencari Petunjuk
28
Chapter 28 : Rita diculik?
29
Chapter 29: Usaha Melarikan Diri
30
Chapter 30 : Pertemuan Ayah dan Andi
31
Chapter 31: Dalam Pelarian
32
Chapter 32: Mencari Rita
33
Chapter 33: Kembalinya Rita
34
Chapter 34: Perjalanan Pulang
35
Chapter 35: Ada apa dengan Tomi?
36
Chapter 36: Mitos Jam Dinding Mati
37
Chapter 37: Ingatan Lama yang kembali
38
Chapter 38: Welcome Andi!
39
Chapter 39: Persaingan Tomi dan Dewa
40
Chapter 40: Zombie dan Kiano Abdullah
41
Chapter 41: Dimana-mana Zombie
42
Chapter 42: Zombie .. selesai
43
Chapter 43 Semester Baru
44
Chapter 44 : Sssstttt...Keep it Secret
45
Chapter 45: Kiki dan Andre
46
Chapter 46: Saingan Tomi
47
episode 47: I'll give everything to you
48
chapter 48: Firasat
49
Chapter 49: Kepergian Tomi
50
episode Episode 50: Chit-chat
51
Episode 51: Trending Topik
52
Chapter 52: Neneknya Kowi
53
Chapter 53: Kembalinya Gank Tuyul
54
Chapter 54: Perkembangan Kasus
55
chapter 55: Dibalik Cerita
56
Chapter 56: Dimana Rita?
57
Episode 57 Di mana Rita (2)
58
Episode 58: Rahasia Rita (1)
59
Episode 59: Usaha membebaskan Rita
60
Chapter 60: Kenangan 9 tahun lalu
61
Chapter 61: Rita ditemukan
62
chapter 62: Cerita Reza
63
Chapter 63 Keluarga Baru
64
Chapter 64: Kakek Darmawan
65
chapter 65: Berkumpul Kembali
66
Chapter 66: Eric dan Meta
67
Chapter 67: Kejadian mengejutkan
68
Chapter 68: Hukuman
69
Chapter 69 :Video Call
70
Chapter 70: Ashley Hammington
71
Chapter 71 Greg
72
Chapter 72: Ada Apa dengan Greg?
73
Chapter 73: Saye Berkunjung
74
Chapter 74: Pemakaman Greg
75
Chapter 75: Kisah Saye
76
Chapter 76: Rahasia Radian
77
Chapter 77: Sehari Sebelumnya
78
Chapter 78: Edward
79
79: Terjebak
80
Chapter 80: Penumpang Jeep
81
Chapter 81: Hanyut
82
Chapter 82-Kisah Saye(2)
83
Chapter 83: Bertemu Rita
84
Chapter 84: Kedatangan Kakek Sugiyono
85
Chapter 85: Sebulan Lalu
86
Chapter 86: Girls Talk
87
Chapter 87: Hari pertandingan
88
Chapter 88: Dewa Datang
89
Chapter 89: Kecelakaan
90
Chapter 90: Rita Sakit
91
Chapter 91: Rita Sakit (2)
92
Chapter 92: Antara Rita,Dewa,Rendy dan Daniel
93
Chapter 93: Menuju Bandara
94
94: Nenek Tiri
95
Chapter 95: Kejadian di RS
96
Chapter 96: Semesta yang lain
97
Chapter 97: Bertemu dr.Reza
98
Chapter 98: Putus!!
99
Chapter 99: Perundungan
100
Chapter 100: Kembali
101
Chapter 101: Spin Off
102
Spin Off 2: Mama Tersayang
103
Chapter 103 : Kiano Datang
104
Chapter 104: Masa lalu Kiano dan Rita
105
Chapter 105: Pengakuan Kiano
106
Chapter 106: Cerita Kiano
107
Chapter 107: Perjalanan menuju UEA
108
Chapter 108: Pesan Ayah Kiano
109
Chapter 109 : di UEA
110
Chapter 110: Kedatangan Saveetri
111
Chapter 111: Saveetri dan Daniel
112
Chapter 112: Nior Eddy
113
Chapter 113: Direktur Baru
114
Chapter 114: Gosip di Sekolah
115
Chapter 115: Hari Pertandingan
116
Chapter 116: Kevin Hilang
117
Chapter 117: Pertengkaran Pertama
118
Chapter 118: Reunion
119
Chapter 119: Runaway Bride
120
Chapter 120: Ibu dan Anak
121
Chapter 121: Manajer Dadakan
122
Chapter 122: Misteri Kamar no.900
123
Chapter 123: Resepsi
124
Chapter 124: Pulang Dari London
125
Chapter 125: Tour Dalam Rumah
126
Chapter 126: Cinderella Man
127
Chapter 127: Amnesia
128
Chapter 128: Rita Yang Sekarang
129
Chapter 129: Rita yang menyebalkan
130
Chapter 130: Drama
131
Chapter 131: Di Jakarta
132
Chapter 132: Kamar Baru, Hari pertama di Sekolah Baru
133
Chapter 133: Ketahuan???
134
Chapter 134: Daniel Datang
135
Chapter 135: Kejadian Tak Terduga
136
Chapter 136: Cerita masa lalu Rita
137
Chapter 137: Rahasia Robby
138
Chapter 138: Flash Back
139
Chapter 139: Rita dan Robby
140
Chapter 140: Rita Sadar
141
Chapter 141: Rekonsiliasi
142
Chapter 142: Bertemu Teman Lama
143
Chapter 143: Bertemu Ayah
144
Chapter 144: Menjelang Pernikahan Saye
145
Chapter 145: Kehebohan Cincin 89juta
146
Chapter 146: Nikah Dadakan, Dewa?
147
Chapter 147: Akad dan goodbye?
148
Chapter 148: Kisah Mario
149
Chapter 149: Setelah Akad
150
Chapter 150: Namanya Daniel
151
Chapter 151: Anger Management
152
Chapter 152: Rencana Resepsi
153
Chapter 153: Victoria Secret
154
Chapter 154: Kehidupan Baru Pernikahan
155
Chapter 155: Truth or Dare
156
Chapter 156: Dingin dan Hangat
157
Chapter 157: Pekan Olah Raga Dar.Co
158
Chapter 158: Hamil Muda
159
Chapter 159: Resepsi Pernikahan
160
Chapter 160: Daniel dan Radian (1)
161
Chapter 161: Daniel dan Radian(2)
162
Chapter 162: Draft Bagi Waris
163
Chapter 163: Menuju New York
164
Chapter 164: Daniel dan Radian (3)
165
Chapter 165: Di New York City
166
Chapter 166:NFS,Dayang Sumbi dan Kelemahan Daniel
167
Chapter 167: Happy Shopping
168
Chapter 168: Mamanya Daniel Datang
169
Chapter 169: Keguguran
170
Chapter 170: Perpisahan
171
Chapter 171: Ke Korea Selatan
172
Chapter 172: Kegabutan Daniel
173
Chapter 173: Tim FBI
174
Chapter 174: Kekurangan Rita
175
Chapter 175: Kunjungan ke kelas 5-2
176
Chapter 176: Mario ke Singapura
177
chapter 177: Tawaran Syuting TV
178
Chapter 178: Jameson
179
Chapter 179: Penyanderaan
180
Chapter 180: Penyanderaan (2)
181
Chapter 181: Andi datang
182
Chapter 182: Aaa... Memalukan!
183
Chapter 183: Naik Daun
184
Chapter 184: Cerita tentang Ferry
185
Chapter 185: Hari Kelahiran
186
Chapter 186: Kunjungan pertama Ranna
187
Chapter 187: Godaan itu bernama Rita
188
Chapter 188: godaan itu bernama Rita (2)
189
Chapter 189: Open Relationship? Enak Saja!
190
Chapter 190: Serangan Jantung dan pindah apartemen
191
Chapter 191: Rahasia Reza dan Kepergiannya
192
Chapter 192: Kematian dan Pernikahan
193
Chapter 193: Daniel yang glowing
194
Chapter 194: Ke Jakarta
195
Chapter 195: Akad Nikah Rosy dan Rendy
196
Chapter 196: Klarifikasi Rita
197
Chapter 197: Reuni Kecil
198
Chapter 198: bagi waris dan Mak comblang
199
Chapter 199: Kecelakaan
200
chapter 200: kebobolan, kondangan dan wisata
201
Chapter 201: Davies diusir istrinya
202
Chapter 202: Ranna Sakit
203
Chapter 203: Pergi ke Swiss
204
Chapter 204: Di Swiss
205
Chapter 205: Di London
206
Chapter 206: Mimpi Daniel
207
Chapter 207: Kembali ke Aktivitas
208
chapter 208: Diandra dan permintaan Mario
209
chapter 209: Kelahiran anak kedua
210
Chapter 210: Stalker 1
211
chapter 211: Keluarga kecil Rita dan Daniel
212
Chapter 212: Rumah Besar Darmawan
213
Chapter 213: Karantina
214
Chapter 214: Ngumpul Genk tuyul
215
Chapter 215: Ngumpul Genk (2)
216
Chapter 216: Work From home
217
Chapter 217: Kenapa Rita?
218
Chapter 218: Siapa Tersangkanya?
219
chapter 219: Serangan
220
Chapter 220: Obrolan Sore Hari
221
Chapter 221: Ultah Pertama Ranna
222
Chapter 222: Coklat dari Rita
223
Chapter 223: Content Creator
224
Chapter 224: Ke Singapura dan Curhatan Erina
225
Chapter 225: Tentang Pekerjaan
226
Chapter 226: Eve Logan, Rita cemburu?
227
Chapter 227: Daniel Bosan
228
Chapter 228: Kebakaran lantai 20
229
Chapter 229: Kisah Cinta Rita dan Daniel (1)
230
Chapter 230: Kisah Cinta Rita dan Daniel (2)
231
Chapter 231: Kisah Cinta Rita dan Daniel -bu Sharon
232
Chapter 232: Kisah Cinta..Rita ngambek
233
Chapter 233: Kisah cinta....Bu Sharon(2)
234
Chapter 234: Kisah Cinta...Tour ke Rumah Radian
235
Chapter 235: Kisah cinta...POV Daniel
236
Chapter 236: POV Daniel (2)
237
Chapter 237: Parenting
238
Chapter 238: Ke Sukabumi
239
Chapter 239: Di rumah Lisa
240
chapter 240: menjelang akad nikah Lisa
241
Chapter 241: Kebodohan Rita
242
Chapter 242: Mimpi buruk Rita
243
chapter 243: persiapan ke Swiss
244
Chapter 244: Sepulang Liburan
245
Chapter 245: Cerita tersembunyi Kakek Sugi
246
chapter 246: Ceritanya
247
chapter 247: kontraksi lagi
248
chapter 248: Kencan
249
Chapter 249: Beramal itu Baik
250
Chapter 250: Bertemu Anwar
251
Chapter 251: Single Parent
252
chapter 252: Hari biasanya
253
chapter 253: Majorka (1)
254
chapter 254: Menghilang
255
chapter 255: Kursi Roda
256
Chapter 256: Mencari Jejak Rita
257
Chapter 257: Rayya Fitri Kang
258
Chapter 258: Rayya Fitri Kang (2)
259
chapter 259: Menuju Fitri
260
chapter 260: Idul Fitri
261
chapter 261: Father's Day di Lexi
262
Chapter 262: Daniel sakit
263
chapter 263: Keinginan Daniel
264
chapter 264: Raffa sakit, Lexus baru untuk Daniel
265
Chapter 265: KECEWA
266
Chapter 266: Kesibukan Daniel
267
Chapter 267: Ke Kantor Daniel
268
Chapter 268: Rita Kesal
269
Chapter 269: Kembali
270
chapter 270: ke Singapura
271
Chapter 271: UJian
272
Chapter 272: Paket dari Ayah
273
Chapter 273: Tentang Masa Lalu
274
chapter 274 Menuju Zurich
275
Chapter 275: Kesibukan Daniel dan Firasat Raffa
276
Chapter 275: Raffa yg gentle dan si Iseng Ranna
277
Chapter 277: Berkunjung Ke rumah Tante Metha
278
Chapter 278: Rumor itu
279
Chapter 279: Kembalinya Kakek
280
Chapter 280 : Earth Day di Sekolah
281
Chapter 281: Cerita Daniel
282
Chapter 282: Pengintaian Andi dan Dewa
283
Chapter 282: Andi dan Dewa (end)
284
chapter 283: Majorka 2- ke Rusia
285
Chapter 285: Melacak Jejak Rita
286
Chapter 286: Kembali ke Swiss
287
Chapter 287: Kisah Metha
288
Chapter 288: Kisah Metha 2
289
Chapter 289: Badai Salju
290
Chapter 290: Majorka 3- End
291
Chapter 291: Di Auckland dan Tawaran Kakek
292
chapter 292: Ambisi Rita
293
Chapter 293: obrolan cafe
294
Chapter 294: Cireng di Singapura
295
Chapter 295: Rita VS Nenek Sinta
296
Chapter 296: Mencari Radian
297
Chapter 297: Syukur Nikmat
298
Chapter 298: Rumah Sukabumi
299
Chapter 299: Cerita di Sukabumi
300
Chapter 300: Cerita Andien
301
Chapter 301: Cerita di Sukabumi (2)
302
chapter 302: Cerita di Sukabumi (3)
303
Chapter 303: Kembali ke Jakarta dan Rapat di rumah besar
304
Chapter 304: Ke Sekolah dan Nyanyian Ranna
305
Chapter 305: Rumah Baru di Zurich
306
chapter 306: Sobat Baru Raffa
307
chapter 307: Ranna VS Raffa, Rayyazilla
308
Chapter 308: Obrolan Ringan di Dapur
309
Chapter 309: Kegelisahan Daniel
310
Chapter 310: Raffa yang kasmaran
311
Chapter 311: Kehebohan di pertandingan
312
chapter 312: tentang Raffa, Rita dan Daniel
313
Chapter 313: Ngidam
314
Chapter 314: Rencana Pindah
315
Chapter 315: Bertemu Ustadz
316
Chapter 316: Lomba HUT RI
317
Chapter 317: Raffa Patah Hati
318
Chapter 318: Ranna versus Rayya
319
Chapter 319: Kecemburuan Raffa, Ultah Rayya dan Selamat Tinggal Michele
320
Chapter 320: Tiba di Kanada
321
chapter 321: Hari biasanya di Kanada, Daniel cemburu
322
Chapter 322: Kunjungan Robby dan Kakek Sugiyono
323
Chapter 323: Dewa dan Klub Patah Hati
324
Chapter 324: Jujurlah padaku
325
Chapter 325: Lexi Family Gathering
326
Chapter 326: Rossy
327
Chapter 327: Minggu tersibuk Daniel
328
Chapter 328: Minggu tersibuk Daniel 2
329
Chapter 329: Bakso
330
Chapter 330: Hujan Badai
331
Chapter 331: Saat weekend
332
Chapter 332: Kehidupan Rita di semesta yang lain
333
Chapter 333: Metha,Daniel, Rita dan Andi
334
Chapter 334: Tommy yang patah hati
335
Chapter 335: Sekolah Baru Rita
336
Chapter 336: Teman Baru Rita
337
Chapter 337: Razan M Ihsan
338
Chapter 338: Baby blues
339
Chapter 339: Sidang Skripsi
340
Chapter 340: Surprise!
341
Chapter 341: Surprise 2
342
Chapter 342: Afizah dan Hanafi
343
Chapter 343: Kumpul Keluarga
344
Chapter 344: Sus Rini pulang, Daniel konseling
345
Chapter 345: Rossy (2)
346
Chapter 346: Pemakaman Rossy
347
Chapter 347: Taman Indoor (edisi haloween)
348
Chapter 348: Tentang Ratna
349
Chapter 349: Pindah rumah (lagi)?
350
Chapter 350: Ketemu gank lagi
351
Chapter 351: Ratna berkunjung
352
Chapter 352: Cerita para pengasuh
353
Chapter 353: Makan Malam Perkenalan
354
Chapter 354: makan malam perkenalan (2)
355
chapter 355: pesta para eksekutif
356
Chapter 356: Daniel dan anak-anak
357
Chapter 357: Suatu hari di Sukabumi
358
Chapter 358: Surprise
359
Chapter 359: Permintaan Rita
360
Chapter 360: Kesedihan mama Ratna
361
Chapter 361: Daniel kelelahan
362
Chapter 362: Libur Akhir Tahun
363
Chapter 363: Jakarta, Singapura, Masa lalu Daniel-Metha
364
Chapter 364: Kemana Daniel?
365
Chapter 365: Mencari Jejak Daniel
366
Chapter 366: Mencari Daniel
367
Chapter 367: Kemarahan Darmawan
368
Chapter 368: Pengobatan Rita
369
Chapter 369: Pengobatan Rita 2
370
Chapter 370: Geng Tuyul merapat
371
Chapter 371: Syukuran rumah Sukabumi
372
Chapter 372: Impian baru Daniel
373
Chapter 373: Rencana Rita dan Qowi
374
Chapter 374: Ngalor ngidul geng tuyul
375
Chapter 375: Suami Idaman
376
Chapter 376: Sukabumi-Kanada
377
Chapter 377 Ranna sendirian
378
Chapter 378 Di Sukabumi
379
Chapter 379: Andien dan Indra
380
Chapter 380: Andien dan Indra (2)
381
381: Indra dan Andien (3)
382
382: Ranna Khadijah
383
Chapter 383: Andi ke Sukabumi
384
Chapter 384,Dijamu Rita
385
Chapter 385: Kunjungan Andien
386
386: Godaan Daniel
387
387: Helene
388
388: Helene,Ranna dan Sir Alec
389
389: Rita vs Lisa
390
390: Lisa vs Rita 2
391
391: Sikap Aneh Daniel
392
392: Keadaan Daniel
393
393: Yang penting kita berusaha
394
394: Dita dan Surya
395
395: Pertemuan Daniel dan Surya
396
396 Cerita tentang Mijan
397
397" Perkara Liburan, Daniel vs anak-anak
398
398: Past Tense dan Makan malam di Paris
399
399: Award , Metha yang Toxic
400
Bersama Selamanya...Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!