Ini Nala versi Author. Tampilannya begitu tuh kalo habis mandi.
Happy Reading guys
*********
Pukul setengah empat sore.
Nala sudah berada dalam perjalanan menuju rumahnya. Sekarang dia ada di dalam mobil mewahnya Tristan. Tristan sesekali menoleh, menatap Nala yang masih kelihatan merengut dan itu membuatnya terkekeh geli.
Jelas Nala marah. Hari ini, job manggungnya kacau gara-gara Tristan. Nala masih bersidekap dengan kedua tangan terlipat di depan dadanya.
"Lo masih marah, La?" tanya Tristan basa basi. Nala menoleh, menatapnya sinis lalu membuang mukanya lagi.
"Kenapa sih kamu pake acara ngikutin Nala segala?"
"Siapa yang ngikutin elo? Kan tadi lo dengar sendiri, itu acara kawinan karyawan gue, makanya gue dateng." kilah Tristan gak mau ketahuan menguntit.
"Terus kenapa maksa Nala turun dari panggung juga?!" Masih tidak puas, Nala terus memberi pertanyaan yang akan menyudutkan Tristan.
Tapi bukan Tristan namanya kalau gak bisa jawab.
"Ya gue gak suka aja lo ada disana. Emangnya lo suka gitu disawer-sawer, dipegang-pegang orang."
"Itu resiko pekerjaan Nala, Tristan! Lagian Nala bisa jaga diri. Terus kamu itu ya, belum juga sehari bikin kesepakatan eh malah kamu langgar."
Kali ini Tristan diam. Benar juga apa yang Nala bilang barusan. Secara tidak langsung dia sudah melanggar kesepakatan mereka pagi tadi. Padahal sebelumnya, sesuai kesepakatan, Nala tetap boleh melakukan apapun yang dia mau termasuk tetap melakukan pekerjaannya. Kenapa Tristan jadi gak rela Nala dilihat banyak laki-laki dengan tubuh terekspos itu.
"Kenapa kamu gak bisa jawab?" desak Nala.
"Berisik! Pokoknya gue gak suka ya gak suka."
"Tristan, kamu itu aneh banget! Kamu lupa sama kesepakatan kita tadi!"
"Inget kok gue!"
"Kalo ingat kenapa melanggar?!"
"Oh, berarti gue Lupa-Lupa ingat." jawab Tristan santai, Nala makin kesal.
Tristan tertawa kecil. Jangankan Nala, dia sendiri merasa dirinya memang aneh. Setelah hening ambil alih cukup lama di antara mereka, ponsel Tristan berdering. Ratu.
"Kenapa, Sayang?" Tristan segera mengangkatnya.
"Kamu dimana? Aku kirim pesan dari tadi kamu gak bales!" Ratu terdengar merajuk.
"Ada kerjaan, kenapa emangnya? Uang yang aku kirim kurang?"
"Enggak, aku pengen kamu disini, temenin aku malam ini." pinta Ratu. Kalau biasanya Tristan langsung mengiyakan, kali ini dia justru diam sesaat, sekilas melirik Nala yang juga sedang memainkan ponselnya sendiri.
"Aku gak bisa. Ada yang mau aku kerjain, Kakek aku minta aku datang ke rumah malam ini."
"Tristan! Please deh! Kamu itu udah dewasa, masa kamu masih aja sih mentingin Kakek kamu yang udah tua itu? Emang keperluannya apa sama kamu?!"
Tristan tidak pernah suka Ratu berkata kasar tentang kakeknya. Karena itu saat ini hatinya tiba-tiba panas mendengar kekasihnya terdengar meremehkan seorang Abimanyu yang adalah kakek Tristan.
"Aku gak pernah suka ada orang yang bilang begitu tentang Kakek!" Rahang Tristan mengeras. Lalu dia mematikan sambungan telepon dan memasukkan benda itu ke dalam sakunya dengan kesal.
Tristan melirik Nala, gadis itu masih fokus memandang layar ponselnya. Gak ada pertanyaan tentang siapa yang barusan menelepon dirinya.
"Tristan, Nala berhenti disitu aja." tunjuk Nala pada sebuah toko peralatan bayi.
"Mau ngapain, La?" Tristan jadi bingung dong, Nala mana punya bayi kok udah mau beli peralatan bayi aja.
"Pempers Beben udah mau habis."
Lemas Tristan mendengarnya. Ternyata Nala mau beli pempers buat anak monyet yang suka ngajak Tristan perang itu.
Tristan ikutan turun dari mobilnya. Nala biarin aja. Mau diusir pun, Tristan gak bakalan mau pergi.
Nala sibuk memilih pempers dan memberi beberapa bungkus besar. Baru saja dia hendak mengeluarkan uang dari dompetnya, Tristan menahan.
"Pake ini aja, Mbak." Tristan segera menyerahkan salah satu kartu pembayaran yang ada di dalam dompetnya kepada petugas kasir.
Petugas kasir itu melirik Nala dan Tristan yang tampak serasi.
"Anaknya pasti lucu ya, Mas, Mbak." kata petugas kasir itu ramah.
"Lucu apaan, Mbak? Ngeselin banget mukanya. Saya aja kalau ketemu itu anak pengen bejek-bejek mukanya pake kulit pisang!" sembur Tristan, bikin pramuniaga yang lagi ngemut permen kojek jadi tersedak. Itu bapak apaan?! Sama anak kok begitu?!
"Ya ampun, Mas. Masa begitu sama anak sendiri." Mbak kasir memandang Tristan ngeri. Dalam hati dia berdoa suaminya gak perlu ganteng kayak Tristan yang penting sayang sama anak dan istri.
"Ya gimana gak begitu, Mbak. Itu anak monyet kok. Gak percaya? Nih, saya punya fotonya." Tristan mengeluarkan foto Beben lagi nyari kutu kucing tetangga. Monyet itu beneran pakai pempers dan nampak lucu.
"Ya ampun saya kira anak beneran." mbak kasir geleng-geleng kepala lihat Tristan dan Nala.
Dalam hati dia jadi julid, ini pasangan paling aneh yang pernah dia temui, punya anak tapi anak monyet. Gak jelas ini Nala yang pernah dihamili bapaknya monyet atau Tristan yang udah menghamili mamaknya monyet. Udahlah, mbak kasir jadi pening mikir hal gak masuk akal itu. Salah-salah nanti dia yang jadi monyet beneran karena udah suudzon terusan.
"Makasih ya, Mbak." Nala segera pergi, Tristan masih betah ngikutin.
Baru aja Nala mau lari, maksudnya menghindari Tristan dengan berjalan dan mencari kendaraan lain buat ditumpangi, Tristan sudah menarik pinggangnya, membawanya masuk lagi ke dalam mobil.
"Tristan! Nala gak suka ya kamu begini! Kamu udah banyak melanggar kesepakatan kita!" sentak Nala. Tristan meraih sabuk pengaman, memasangkannya di tubuh Nala. Harum parfum dua puluh ribuan yang Nala pakai bikin Tristan jadi pengen mencium Nala lagi. Tapi dia segera mengenyahkan pikiran itu.
"Kita ke rumah Kakek, Kakek kirim pesan pengen ajak elo makan malam di rumah hari ini."
Nala menganga, tidak bisa berbuat apa-apa. Dia bahkan niatnya pengen mandi tapi Tristan udah main bawa aja.
"Aku belum mandi, Tristan. Aku juga harus ganti baju dulu."
"Ntar gue mandiin, sekalian gue bantuin pake baju juga!" jawab Tristan asal.
Nala meremas tangannya sendiri. Tristan jadi tertawa.
"Lo mandi dan istirahat di rumah gue dulu, tar malem kita berangkat bareng ke rumah Kakek. Gue bakal siapin baju buat lo."
Akhirnya Nala mengangguk, mau nolak apalagi? Memangnya Tristan mau denger?
"Tapi, Nala mau tidur sebentar ya. Semalam Nala gak begitu bisa tidur dan sekarang udah ngantuk." pinta Nala penuh harap. Tristan jadi kasihan juga sama gadis itu.
"Iya, kan gue bilang tadi lo sekalian istirahat di rumah gue."
Meski masih kesal tapi Nala tetap mengikuti kemauan Tristan. Dia menyandarkan tubuhnya, matanya sayu, pengen tidur. Nala memejamkan mata, Tristan jadi pengen jadi alas tidur si biduan jelita. Alah, dasar laki-laki otak selangkanga*n! Kalau ada Beben, udah dipasangin pempers itu pedang jepang biar gak sembarang tusuk dan muntah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
kenak lg ben
2024-09-07
0
Saras Wati
hahahaha..... ketawa ngakak terus nih
2022-03-19
0
Ndhe Nii
asli ..aku yg lagi manyunn. .. ngakakkk njirr🤣🤣🤣🤣
2022-03-08
0