Masih tercengang, Nala menjatuhkan microphonenya sesaat setelah sound musik mati dan semua orang cuma melihat dan fokus ke salah satu titik. Titik dimana cowok ganteng pakai kacamata item lagi rebahan manja dengan meja prasmanan yang udah kebalik. Rebahan manja apaan, orang Tristan udah malu banget sama semua mata yang sedang menatapnya.
"Oom! Lihat aku udah basah becek begini kena kuah kari! Mana aku belom sempat cobain kari ayamnya!" Bocah kari ayam meraung-raung di atas tanah. Mamaknya yang lagi asyik makan sate kambing secepat mungkin berlari mendekati anaknya yang udah sah menjadi bocah kari ayam.
"Ya ampun, Bento! Ngapain mandi kari!" Bocah kari ayam menatap kesal mamaknya sekalian. Masih dengan satu tusuk sate kambing di tangan, mamak bocah kari ayam menunjuk anaknya sebal.
"Maaf, Bu. Semua karena saya." Tristan yang gak pernah minta maaf sama orang sekarang jadi lebih tahu diri. Daripada digebukin orang-orang yang ada disana ya kan. "Ini ..." Tristan mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan lalu memberikannya pada bocah kari ayam yang tenyata bernama Bento itu. Baru aja Bento mau menyambut uang dan sudah membayangkan mobil tamiya di toko mainan, mamak segera membuang tusuk sate dan dengan cepat menarik uang itu. Pupus harapan Bento beli mobil mainan.
"Gak papa Mas ganteng." Mamak Bento kesenangan sambil membawa anaknya yang udah nangis pulang. Kali ini Bento nangis bukan karena dia udah jadi bocah kari ayam, tapi karena uang ganti rugi udah pindah tangan.
Pas Tristan menoleh kiri kanan, ternyata dia sudah jadi pusat perhatian. Para tamu yang kebanyakan perempuan jadi pada histeris lihat cowok ganteng yang lagi apes itu.
"Ya allah Pak Tristan!" Pengantin laki-laki tergopoh-gopoh turun dari panggung ninggalin pengantin perempuan. Ia menyongsong Tristan lalu memeluknya. "Saya gak nyangka, pak Tristan berkenan hadir di acara pernikahan saya." Dia menyalami Tristan dengan tatapan berbinar-binar kayak baru naik gaji.
Tristan gak kenal pengantin pria itu tapi setelah melihat beberapa pegawai cleaning servis yang sering membersihkan ruangan kerjanya, dia jadi paham bahwa si tuan acara ini adalah salah satu karyawannya.
"Maaf, saya udah bikin kacau acara pernikahan kamu." Sekali lagi, Tristan yang gak pernah minta maaf, hari ini minta maaf lagi sama bawahannya.
"Gak apa-apa, Pak. Saya justru senang dengan kehadiran Pak Tristan. Tolong siapkan kursi empuk buat atasan saya." pinta pengantin pria yang ternyata bernama Unang itu.
"Saya minta salah satu biduan yang ada di atas sana turun sekarang dan duduk di samping saya." pinta Tristan pada karyawannya itu kemudian.
"Yang mana, Pak Tristan."
Tristan bertemu pandang dengan Nala yang sudah melihatnya dengan kesal dari atas panggung. Dua biduan lain udah saling merapikan rambut dan baju mereka, ngarep banget bakal dipilih oleh Tristan.
"Itu, yang pakai baju hitam."
"Oh, si Nala, Pak?"
Tristan mengangguk.
Dan Nala akhirnya turun setelah diminta oleh pembawa acara. Kini dia sudah berjalan menuju sofa dimana Tristan sedang berada.
Tristan bisa mabuk lihat Nala pakai baju begitu. Semua yang bulat-bulat pada goyang padahal Nala cuma jalan. Acara kembali berlangsung dengan kari ayam baru yang udah tersaji di atas meja prasmanan yang sudah dibersihkan.
"Tristan!" pekik Nala tertahan setelah ia duduk di samping Tristan. Lelaki itu cuma tersenyum kecil sambil melirik Nala yang kalau pakai baju begitu dan sedikit berdandan jadi tampak lebih dewasa dari biasanya.
"Kenapa sih, La?" tanya Tristan santai sambil mencomot buah kelengkeng.
"Kenapa bikin ulah di sini sih?!" tanya Nala gak suka.
"Loh, lo gak denger tadi? Yang punya acara ini karyawan gue." kilah Tristan cepat.
"Udah ya, Nala gak suka kamu begini. Bikin gaduh, bikin ulah. Nala mau balik manggung lagi, Nala bisa gak dapet uang kalau gak ikutan nyanyi." omel Nala lagi.
"Gue gak izinin lo nyanyi hari ini, gue ganti uang manggung lo." sahut Tristan gak peduli.
"Terserah! Nala bakal balik ke atas panggung!" Baru aja Nala mau berdiri, suara Tristan yang bernada ancaman kembali terdengar.
"Duduk anteng di sini, atau gue cium lo di depan semua makhluk Tuhan yang hadir di sini."
Nala menarik nafas panjang lalu kembali duduk bersidekap tangan di depan dada bikin kedua melon kembar jadi semakin menunjukkan pesonanya.
"Tristan!"
"Ssstttttt, diem. Gue ambilin lo makan, tunggu di sini." titah Tristan lagi. Nala membuang wajahnya, kesal dan malu jadi satu.
Sambil masih menatap kesal Tristan yang sekarang sudah antri ngambil makanan, Nala tak sengaja melihat ponsel Tristan yang tertinggal. Foto Tristan dan Ratu yang nampak mesra membuat Nala bergidik ngeri sendiri.
"Nih, makan yang banyak, buat persiapan jadi istri gue."
"Iya, jadi istri kamu pasti cobaannya berat. Aku gak bakalan kuat."
Terkekeh Tristan mendengar kekesalan Nala yang semakin menjadi-jadi itu. Nala sekarang udah sibuk dengan makanannya. Tristan sendiri masih sibuk menyantap kelengkeng yang baru sekali ini dia makan.
Kalau ada Beben pasti Tristan dikatain norak lagi. Horang kaya norak banget, baru ketemu kelengkeng jadi gak sadar udah mau habis satu baskom.
Waktu lagi asyik makan lengkeng Tristan lupa buang bijinya, dia jadi keselek. Nala segera menelan airminum, karena Nala juga udah mau tersedak mesti menelan daging rendang yang potongannya cukup besar. Bengek keduanya.
Nala bisa bernafas lega saat rendang tadi berhasil meluncur ke lambung dan lewat dengan susah payah di tenggorokannya. Lalu ia segera memberi air pada Tristan yang udah kayak Beben kalo kecebur got di depan rumah Nala.
"Aduh ... aku belom jadi istri kamu, tapi udah apes gini!" omel Nala, dia jadi pengen nangis sambil goyang-goyang sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
blm nkh tp nyicil posesif
2024-09-06
0
Sulaiman Efendy
BLM NIKAH AZA UDH CEMBURU...
JILAT AIR LUDAH LO SNDIRI TRISTAN...
2022-10-05
0
Riska Wulandari
Tristan licik mau enak sendiri Nala yg rugi..
2022-04-27
0