Nala keluar dengan baju kaus oblong juga celana jeans. Bajunya tampak kebesaran, sepertinya Nala sengaja memakai baju itu agar terlihat lebih sopan. Tampilannya yang begitu malah membuat Nala jadi semakin muda saja. Segar dipandang, perawan memang lebih menggemaskan walaupun janda lebih menggoda. Canda janda.
"Ayo, Nala udah siap."
Satu alis Tristan terangkat. Baju, celana, sendal teplek, semua sudah siap. Tapi gimana Tristan mau bawa itu bocil kalau handuk masih bergelung manja di rambutnya?!
Tristan mengusap wajahnya sendiri, antara gemas dan kesal pada gadis baru beranjak dewasa di depannya itu.
"Nala, gimana elo mau ke rumah sakit kalo di kepala lo masih nangkring handuk!"
Nala menghadap cermin yang ada di ruang tamu lalu menjerit.
"Iya! Nala lupa! Ya ampun!" Nala segera balik ke kamar lagi diikuti monyet pake pempers. Itu monyet bikin Tristan keki banget, kemana Nala pokoknya dia ngikut aja.
"Ya salam! Perempuan ini beneran bakalan jadi bini gue?" tanya Tristan sambil memandang foto Kakeknya itu sambil memegang kepalanya sendiri. Tristan udah pusing karena Nala hari ini. Yang pertama, dia udah kesal karena Nala memanggilnya 'Oom' lalu yang kedua, Nala polos banget bikin Tristan mesti banyak sabar jelasin ini itu.
Lagi bersandar di sofa empuk dan memandang langit-langit ruang tamu yang tidak seberapa besar itu, suara langkah kaki Nala terdengar lagi. Tristan mengalihkan wajahnya dan mendapati Nala lagi gendong Beben.
Nala udah rapi dengan rambut dikuncir kuda dan setelan kaus oblong juga celana jeans dan sendal teplek sudah berganti jadi sepatu sport. Gayanya selayaknya anak muda masa kini, sungguh cantik dan manis sekali. Tapi Beben benar-benar mengacaukan pemandangan.
"Itu monyet peliharaan lo?" tanya Tristan, udah gak tahan dari tadi pengen nanyain gak jadi-jadi.
"Enggak kok, Beben dulu datang sendiri ke sini. Mungkin karena rumah ini banyak pohonnya dia jadi suka. Terus udah Nala anterin ke hutan belakang, dia balik lagi. Tuh, gak Nala iket kan biar dia bisa balik ke hutan. Tapi dia gak mau, kalau malem malah masuk ke rumah jadi Nala pasangin pempers takutnya dia eek sembarangan. Lagian, lihat deh, dia lucu ya." Nala uyel-uyel Beben kayak uyel anak mereka. Anak mereka? Tristan lagi berandai-andai bakal punya anak sama biduan itu. Gimana enggak, sama anak monyet aja dia sayang, apalagi sama anak sendiri, duh idaman banget sih.
"Monyet itu hewan liar, Nala. Bukan buat peliharaan."
"Kan udah Nala bilangin, Bang, Beben datang sendiri ke rumah ini, dia juga gak pernah gangguin orang kok. Juga Nala gak pernah rantai Beben biar dia tetap bebas."
Tristan akhirnya mengangguk, jangan sampai anak monyet bernama Beben itu membuat perjumpaan Nala dan kakeknya jadi terlambat.
"Ya udah, sana taruh lagi Bebennya. Kita udah mau jalan. Gak mungkin lo bawa monyet ke rumah sakit."
Nala mengangguk lalu menurunkan Beben yang kayaknya enggak rela dan masih pengen digendong.
"Ayo, Bang."
Meski masih canggung karena dipanggil Abang, tapi itu lebih baik daripada dipanggil Oom sama Nala. Nala mengunci pintu lalu melangkah bersisian bersama Tristan menuju keluar gang.
"Nala, siapa tuh? Kenalin dong!" pekik para cabe-cabean yang lagi ngerumpi sambil joget-joget. Pasti mereka sedang terserang sindrom tok-tok! Tau kan? Itu aplikasi sejuta umat yang lagi viral di dunia maya sampai dunia gaib.
Nala cuma tertawa dan tetap melanjutkan perjalanan mereka. Ada ibu-ibu yang lagi ngangkat baju sekalian sama tiang jemurannya karena konon katanya area itu rawan maling, sampai tiang jemuran pun tak luput jadi sasaran.
Baru saja keluar dari gang, seorang pemuda terlihat menghentikan motor di samping mereka. Anak muda itu menatap Nala dan Tristan bergantian.
"Mau kemana, La? Aku baru mau ajak kamu jalan-jalan."
Sambil melirik Nala, Tristan menatap cowok yang lagi pakai motor gede itu dengan pandangan menyelidik.
"Hari ini enggak bisa, Dit. Nala ada kerjaan."
"Ya udah, besok aku jemput ya habis kamu manggung."
"Nala udah ada yang jemput, dia calon istri gue."
Baik Nala atau Adit, jadi sama-sama terkejut. Belum sempat mau tanya ini itu, Tristan sudah menarik lengan Nala dan membawanya masuk ke dalam mobil mewahnya. Cowok itu jadi melihat motornya sendiri. Jelas kalah jauh.
"Apa maksud kamu ngomong begitu?!" protes Nala setelah mereka sudah dalam perjalanan.
Tristan mengangkat satu alisnya lalu tertawa kecil.
"Lo bakal tahu setelah ketemu Kakek."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
wiiih...main tembak aja bang
2024-09-05
0
Asngadah Baruharjo
sakit perut kebanyakan ngakak
2023-08-16
0
Riska Wulandari
baru ketemu udah posesif lu bang..
2022-04-27
0