Lo Gak Punya Pilihan!

Tristan memijit kepalanya sendiri setelah dia kehilangan Nala. Dia udah balik ke ruang perawatan kakek yang lagi asyik makan puding buatan mamanya. Waktu lagi memikirkan cara untuk membujuk Nala lagi, seseorang masuk ke dalam ruangan itu. Lelaki tampan seperti dirinya melangkah menuju ranjang kakek dan membawakan makanan kesukaan kakeknya.

"Ini nih, cucu Kakek yang paling pengertian."

Tristan membuang wajahnya, terlihat sekali aura permusuhan di antara mereka begitu sepupunya datang.

"Kakek udah baikan?" tanya Sean, sepupu Tristan yang juga adalah rivalnya sejak dulu. Tampak juga Sean acuh dengan keberadaan Tristan di dalam sana.

"Udah baikan, Se. Besok kamu bisa ke perusahaan kita di Surabaya?"

Tristan membuka matanya lebar. Kakek mempercayakan proyek baru itu pada Sean tanpa sepengetahuannya.

"Kek?!" sentak Tristan tidak terima, tapi dia segera diam setelah kakek membuat isyarat memintanya diam dengan mengibaskan tangan.

Tristan mengepalkan jemari. Tidak ada cara lain selain menggunakan Nala. Tristan keluar dari ruangan itu dengan kekesalan yang sudah mencapai puncaknya.

"Gue harus bisa bikin Nala mau menikah sama gue!" tekad Tristan sudah bulat kayak pantat Nala.

Baru aja mau melaju menuju rumah Nala lagi, ponselnya berdering. Suara perempuan terdengar mendesah manja memintanya datang. Udah lupa Tristan akhirnya sama tujuan dia masuk mobil sekarang yang tadinya pengen langsung ke tempatnya Nala, sekarang malah putar haluan ke apartement kekasihnya yang sudah menunggu dengan hanya memakai baju tipis khas pengantin baru.

"Brengsek, Ratu bisa aja bikin rencana gue berantakan gini!" desis Tristan setelah Ratu, kekasihnya yang memang bagaikan ratu sesuai namanya itu mengirimkan foto yang tiba-tiba menggoda imannya sebagai pejantan tangguh.

Mau gak mau, Tristan jadi mengenyampingkan dulu rencananya kembali mendatangi Nala. Tapi walaupun kini sedang bergulat hebat di atas ranjang sang ratu, Tristan tetap kepikiran sama Nala. Dia jadi gak konsen bikin Ratu nampak melihatnya dengan pandangan menyelidik.

"Kamu kenapa sih?" tanya Ratu sambil menyalakan sebatang rokok setelah mereka selesai gulat.

"Sayang, berapa kali aku bilang kamu jangan ngerokok lagi!" bentak Tristan kesal setiap kali kekasihnya kedapatan merokok.

"Jangan ngalihin pembicaraan deh, aku tahu kamu lagi mikirin sesuatu kan?"

Tristan menggeleng lalu meraih lagi baju-bajunya.

"Aku ada kerjaan, gak papa kan aku gak temenin kamu hari ini?"

Ratu mengangguk tapi kemudian ia beranjak dan melingkarkan lengannya di leher Tristan.

"Aku pengennya kamu tetap disini. Tapi kayaknya pekerjaan kamu lebih penting dari aku sekarang." keluh Ratu manja.

Tristan mengusap bibir kekasihnya itu dengan ibu jarinya.

"Iya, kamu benar. Pekerjaan aku hari ini memang lebih penting dan mendesak dibanding kamu. Jadi aku harap kamu ngerti." balas Tristan apa adanya. Terlihat raut kekecewaan di mata Ratu.

"Gak papa, tapi kalo aku kangen, kamu harus mau samperin aku lagi." bisik Ratu.

Tristan tertawa kecil, ia paling paham siapa kekasihnya itu. Tristan lantas mengangguk lalu mencium kening perempuan itu sekilas dan kemudian segera pergi dari tempat itu.

Tristan gak langsung pergi ke rumah Nala. Dia lihat hari udah mau gelap jadi dia akan ke rumahnya dulu. Malam nanti ia akan pergi ke rumah Nala lagi. Lagipula, baunya tercium aneh saat ini. Bau percintaannya dengan Ratu barusan masih menempel di tubuhnya.

Tristan mandi, membersihkan diri lalu memakai baju yang lebih santai. Dia pergi ke depan cermin dan melihat penampilannya yang keren banget. Keterlaluan kalau Nala masih memanggilnya 'Oom' setelah ini.

Hari sudah menunjukkan pukul sembilan malam, Tristan sebenarnya gak enak mau pergi ke rumah Nala sudah cukup malam seperti ini. Padahal tadi rencananya sehabis magrib dia udah mau jalan eh keasyikan main ponsel, Tristan malah kehilangan banyak waktu berharganya.

Tristan kembali memarkirkan mobilnya tapi di tempat yang sedikit lebih jauh dari tempat kemarin. Dia mulai menyusuri gang kecil. Sampai di depan rumah Nala, Tristan lihat rumah itu gelap. Ia mengetuk pintu tapi gak ada yang bukain.

Mau ketuk sekali lagi, dia terkejut melihat Beben nongol dari lubang ventilasi udara.

"Woi monyet! Ngagetin gue aja lo ah!" kesal Tristan pada Beben yang kemudian turun dan duduk di dekat teras. "Nala mana, Nyet?"

Beben melihat Tristan sebentar lalu melengos lagi, kayaknya dia juga lagi nungguin Nala. Nala sepertinya lagi gak di rumah.

Jam setengah sepuluh akhirnya Tristan melihat Nala datang dengan sepatu tingginya. Jantung Tristan terasa berhenti ketika melihat Nala dengan pakaian super mini dan seksi juga ketat. Dress press body itu membuat lekuk tubuh Nala terpampang sempurna. Rambutnya di gerai indah dan make up tipis dengan lipstik merah membuat Nala sempurna seperti perempuan dewasa.

Nala berhenti sesaat sebelum melanjutkan langkah kaki ketika melihat Tristan sedang menunggunya di teras. Hanya terasnya yang lampunya hidup. Sementara lampu di dalam rumah itu padam sepenuhnya.

"Ngapain kamu disini?" tanya Nala jutek. Dia memandang tidak suka pada Tristan. Hilang Nala yang ramah padanya siang tadi.

"Kita harus bicara, La."

"Gak ada yang perlu diomongin lagi. Nala gak mau menikah sama kamu. Dan sekarang Nala capek, mau tidur. Beben, ini pisang, Nala ambil di tempat orang kawinan tadi. Pisang ini beda, karena langsung dari piring pengantinnya."

Nala ngomong ngalor ngidul sambil memutar kunci. Beben sudah sibuk dengan pisang pengantin yang diberikan Nala barusan. Itu La, ada pisang ambon lagi nganggur juga sekalian aja kasih ke Beben biar cepat insyaf!

"Lo harus menikah sama gue, La!" sentak Tristan tiba-tiba. Bayangan wajah sepupunya yang memuakkan membuat Tristan tidak mau menyerah membujuk Nala.

"Mimpi aja kamu, Nala gak akan mau!"

Nala segera membuka pintu dan secepat mungkin ingin menutup benda itu tapi terlambat, Tristan sudah mendorongnya hingga ia jatuh ke sofa yang ada di samping pintu ruang tamu.

Tristan bisa melihat tubuh indah Nala terbaring di atas sofa. Sudah gelap ruangan itu, gelap pula mata Tristan melihat Nala yang begitu menggoda dirinya.

"Kamu mau apa?!" Nala segera membuat perlawanan kala Tristan mengunci pergerakannya. Bibirnya terkunci, Tristan memberi ******* keras pada Nala yang sudah memohon untuk melepaskannya. Tristan menurunkan paksa gaun Nala dan dua benda indah itu terasa menempel di di dadanya sendiri. Tristan segera mengeluarkan ponsel lalu dengan cahaya Blitz foto mereka segera tersimpan dalam galerinya.

Tristan tertawa puas. Lalu ia segera menaikkan gaun itu tanpa berbuat lebih berani dari hanya sekedar mencium Nala. Tristan menghidupkan lampu, nampak Nala menatapnya marah.

"Lo gak punya pilihan, menikah sama gue atau foto ini gue sebar!" ancam Tristan dan Nala hanya bisa memandangnya penuh kebencian.

Beben masuk ke dalam ruangan itu setelah selesai makan pisang pengantin. Lalu segera mencakar kaki Tristan membuat lelaki itu kesal. Nala kesal juga lihat Beben, kenapa gak dari tadi dia beraksi!

"Biarin Nala berpikir dulu, Tristan boleh pulang."

Mendengar itu, Tristan jadi surprise dong. Nala bahkan tidak lagi memanggilnya Oom atau abang. Tristan mengangguk dan keluar dari rumah itu dengan perasaan senang. Dia yakin Nala tidak akan bisa menolak lagi perjodohan di antara mereka.

Terpopuler

Comments

Raufaya Raisa Putri

Raufaya Raisa Putri

weh...ngg mandi lg tan.bau hanyir ngg tuh

2024-09-05

0

Raufaya Raisa Putri

Raufaya Raisa Putri

yaelah... udah celap celup aj bang

2024-09-05

0

Faez Zuddin

Faez Zuddin

orang indon memang sialan ya?

2022-11-27

1

lihat semua
Episodes
1 Oom?
2 Gue Bukan Oom-Oom!
3 Calon Istri Gue
4 Sekian Lama Tidak Bertemu
5 Lo Gak Punya Pilihan!
6 Merayu Nala
7 Kesepakatan Modal Percaya
8 Nala Goyang, Abang Kejang
9 Apes!
10 Lupa-Lupa Ingat
11 Celana Dalam Hello Kitty
12 Kecoa Ganteng dan Tarzan Betina
13 Dia, Sean Trijaya
14 Jangan Tanya Tentang Sean!
15 Gaun Pengantin Jaring-Jaring
16 Biduan Mau Manten
17 Gara-Gara Lagu!
18 Mau Tristan Apa Sih?
19 Menemani Nala
20 Makan Bareng Kamu
21 Siapa Yang Kedua?
22 Tristan dan Sean
23 Karokean Satu Keluarga
24 Akhirnya Menikah
25 Fake Marriage
26 Tristan Bodoh
27 Karaoke Room
28 Malu-Malu Monyet
29 Pengumuman
30 Tak Seindah Malam Pertama
31 Sadis
32 Tristan Panik
33 Kakek Murka
34 Kemana Harus Kucari?
35 Jatuh Bangun Aku, Mengejarmu
36 Home Sweet Home
37 Nala Balik, Kakek Sembuh
38 Mangga Muda Lonjong
39 Demi Dede Acil
40 Membawa Nala Ke Perusahaan
41 Lima Bulan Yang Bergairah
42 Wacana Babymoon
43 Kerja Sama Dua Cowok Ganteng
44 Bali
45 Kecil-kecil Cabe Rawit
46 Dinner Romantis Ala Biduan
47 Mobil Baru Untuk Biduan
48 Azab Mobil Baru
49 Kan Sudah Kubilang
50 Kontraksi Palsu Yang Menyesatkan!
51 Kontraksi Beneran!
52 Putera Mahkota
53 Timang-Timang Anakku Sayang
54 Pengumuman
55 Dia Bukan Gadis Apalagi Janda!
56 Kesempatan Dalam Kesempitan
57 Paduka-Paduka Raja
58 Terpaksa Memberi Izin
59 Pesona Sang Biduan
60 Stop, Anda Dilarang Masuk!
61 Biduan Dangdut itu, Istriku (Ending)
62 Pengumuman
63 Numpanb Promo
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Oom?
2
Gue Bukan Oom-Oom!
3
Calon Istri Gue
4
Sekian Lama Tidak Bertemu
5
Lo Gak Punya Pilihan!
6
Merayu Nala
7
Kesepakatan Modal Percaya
8
Nala Goyang, Abang Kejang
9
Apes!
10
Lupa-Lupa Ingat
11
Celana Dalam Hello Kitty
12
Kecoa Ganteng dan Tarzan Betina
13
Dia, Sean Trijaya
14
Jangan Tanya Tentang Sean!
15
Gaun Pengantin Jaring-Jaring
16
Biduan Mau Manten
17
Gara-Gara Lagu!
18
Mau Tristan Apa Sih?
19
Menemani Nala
20
Makan Bareng Kamu
21
Siapa Yang Kedua?
22
Tristan dan Sean
23
Karokean Satu Keluarga
24
Akhirnya Menikah
25
Fake Marriage
26
Tristan Bodoh
27
Karaoke Room
28
Malu-Malu Monyet
29
Pengumuman
30
Tak Seindah Malam Pertama
31
Sadis
32
Tristan Panik
33
Kakek Murka
34
Kemana Harus Kucari?
35
Jatuh Bangun Aku, Mengejarmu
36
Home Sweet Home
37
Nala Balik, Kakek Sembuh
38
Mangga Muda Lonjong
39
Demi Dede Acil
40
Membawa Nala Ke Perusahaan
41
Lima Bulan Yang Bergairah
42
Wacana Babymoon
43
Kerja Sama Dua Cowok Ganteng
44
Bali
45
Kecil-kecil Cabe Rawit
46
Dinner Romantis Ala Biduan
47
Mobil Baru Untuk Biduan
48
Azab Mobil Baru
49
Kan Sudah Kubilang
50
Kontraksi Palsu Yang Menyesatkan!
51
Kontraksi Beneran!
52
Putera Mahkota
53
Timang-Timang Anakku Sayang
54
Pengumuman
55
Dia Bukan Gadis Apalagi Janda!
56
Kesempatan Dalam Kesempitan
57
Paduka-Paduka Raja
58
Terpaksa Memberi Izin
59
Pesona Sang Biduan
60
Stop, Anda Dilarang Masuk!
61
Biduan Dangdut itu, Istriku (Ending)
62
Pengumuman
63
Numpanb Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!