Keadaan tiba -tiba menjadi canggung setelah tadi kami tertawa bersama hingga akhirnya Haris mulai berbicara.
"kau tahu ini kali pertamaku datang ke tempat seperti ini bersama seorang wanita, biasanya aku pergi bersama teman-teman ku " ucapnya
"oh ya,...."
"iya "
"Nur " panggilnya aku yang sedang menatap lurus ke depan pun menoleh
"ya" jawabku setelah melihat ke arahnya
"maaf "
"maaf,untuk?"tanyaku mengerutkan kening
"maaf jika aku punya salah atau pernah menyinggung mu "ucap nya
"tak seharusnya kamu minta maaf padaku Ris, minta maaf lah pada nya, tak seharusnya juga kita dekat,meskipun kita hanya berteman tapi tetap saja tak baik seorang yang sudah beristri dekat dengan wanita lain , takutnya ada fitnah"ucapku mulai mengutarakan maksud ku mengajaknya bicara
"istri ? menikah? siapa?" tanya nya beruntun
"ya kamu lah "jawabku sedikit ketus, sungguh ada rasa tak nyaman di hatiku
"kapan ?"
"di bulan Oktober kemarin waktu kamu pulang ke kota mu,sebulan kamu di sana tak ada kabar,yang katanya mau bantu aku mana,kamu malah nikah disana,dan sekarang kamu kembali malah pura-pura tak ingat, bersikap biasa ,seolah kamu masih lajang dan hmmpttt"
"stop "Haris membekap mulutku dengan tangan nya ,menghentikan ucapan ku yang mulai menggebu gebu. kenapa ga pake telunjuk nya aja sih di tempelin ke bibir aku gitu biar ada so sweet so sweet gimana gitu
lah ini
"puuihhh....apa-apaan kamu"ucapku setelah aku hempas kan tangan nya
"kamu yang apa an, siapa juga yang nikah trus dapat info dari mana kalau aku sudah nikah?"tanya nya
"udah deh ngaku aja,tuh kenapa kamu senyam senyum gitu aneh tau ga "ujar ku
kesambet kali ni kadal buntung' gumamku pelan
"apa kadal dimana kadal nya"ucapnya ketakutan
"wuahahaha....ada ya kadal takut kadal"tawa ku dalam hati
"udah pergi kadalnya"ucapku
"ekhemm...jadi ini alasan mu menghindari ku? kamu nguping pembicaraan aku dan kyai Abdul waktu itu ya?" tuduh nya
"bukan nguping tapi gak sengaja kedenger" jawabku membela diri tak ingin di sebut tukang nguping
Terasa ada yang mau keluar dari kedua celah mataku akupun mengalihkan pandangan ku dan berbalik membelakanginya
tapi tiba-tiba
greebb
(entah suara pelukan gimana saya tak tahu)
Haris memelukku dari belakang sambil berbisik
"kamu salah faham"hembusan nafas nya sangat terasa hangat di antara leher dan pipiku , sungguh aku dibuat merinding
"m ma maksudnya sa salah faham?"tanyaku terbata karena gugup dengan posisi seperti ini,ku coba untuk melepas pelukan nya namun dia semakin erat memelukku.
"biarkan seperti ini,aku ingin menjelaskan sesuatu " ucapnya lagi-lagi membuat ku merinding karena sapuan nafasnya mengenai kulit leherku ,
"waktu itu aku memang di sibuk kan dengan acara nikahan sampai tak sempat mengabari kamu, tapi itu bukan pernikahan ku melainkan pernikahan kakak ku " jelasnya
Ada rasa lega dan senang mendengar nya namun aku jadi salah tingkah, malu karena ternyata aku salah faham , yang lebih malu nya lagi aku tadi ngegas dan hampir nangis ,
ku gigit bibir bawah ku dengan kedua tangan ku memilin milin ujung pakaian ku
"jadi kamu beneran tak menikah waktu itu?" tanyaku sedikit gugup
"iya "dia membalikan tubuh ku hingga kita berhadapan
"kalau aku sudah menikah mana mungkin aku deketin kamu,telponin kamu tiap malam,sms kamu tiap hari ,bisa di cincang ayahmu kalau aku kaya gitu"jawabnya dengan kedua tangan nya memegang bahuku
Tatapan kami bertemu aku yang sedikit mendongak menatapnya melihat kejujuran di matanya,sepertinya dia memang jujur
"sebenarnya aku sudah melihatmu waktu lebaran tahun kemarin dan aku langsung tertarik padamu "ucapnya
"lebaran tahun kemarin?" tanyaku mengulang ucapan nya
"ya ,kau ingat tidak waktu itu kamu datang ke rumah nenek ku bersama orang tua mu ,kalian menyalami kami waktu itu, aku masih ingat waktu itu kamu memakai gamis merah terang dengan kerudung warna merah muda , saat kamu pulang sandal mu tertukar sebelah dan kamu kembali lagi untuk menukar sebelah sandal yang tertukar itu " kata kata nya sukses membuatku semakin malu kalau teringat hal itu bagaimana tidak malu sandal yang ku pakai sandal selop biasa malah tertukar dengan sandal yang sedikit tinggi kebayang dong bagai mana jalan nya sebelah pendek sebelahnya tinggi.
"hah kau masih mengingatnya aku bahkan sudah lupa kalau kamu itu cucu nya Mak Ijah yang waktu itu,aku fikir kamu cucu nya yang lain"keluhku
"memang kamu tak mengingatku ? tanya nya
"tidak"jawabku cepat
"kenapa?"
"karena aku tidak memperhatikan mu waktu itu"jawabku jujur
"maaf aku sudah salah faham pada mu aku juga tadi udah marah pada mu"ucapku
"iya ga apa-apa , yang penting sekarang kamu sudah tahu kalau aku masih fress "jawabnya
"fress maksudnya?"dahi ku berkerut
"masih single lah,masih segar dan perjaka "jawabnya
"isssh apa sih ga jelas "timpah ku
"ga jelas tapi ko ini senyum bibirnya" ucapnya sambil tersenyum menggodaku
"ihh udah ah" dia terkekeh
"aku suka kamu, gimana suka juga ngga sama aku ,?"tanya nya to the poin
Ke dua tangan ku digenggamnya ada rasa haru, malu, juga grogi bercampur jadi satu,hingga keringat dingin pun mulai membasahi kening dan tubuh ku
deg
deg
deg
Apa aku sedang di tembak nih ceritanya ' gumam ku dalam hati
"Nuri maukah kamu menerimaku jadi pacarmu?"
"aku harap kamu jawab iya karena aku tak mau mendengar kata tidak dari mulut mu "
"ih ko maksa sih " ucapku berlagak jutek
"sebab aku yakin kamu juga suka kan sama aku?"
"kok malah senyum senyum begitu,jawab dong iya jangan tidak" ucapnya dengan menekan kan kata tidak
"baik lah aku mau"jawabku malu
"ah terima kasih " ucapnya langsung memelukku dan mencium pucuk kepalaku
oh sungguh ini seperti adegan dalam sinetron
Cuaca yang tadinya cerah dan panas kini perlahan memudar berganti dengan mendung dan tiupan angin dingin pertanda hujan akan turun , kami pun memutuskan untuk pulang
Gerimis mulai turun mengiringi perjalanan pulang kami.
Baru saja kita sampai di depan rumah hujan pun turun dengan lebat
"pas sekali begitu sampai langsung hujan turun"ucapku pelan
"kalian sudah pulang ternyata,beruntung kalian tak kehujanan di jalan" ucap ibu yang baru saja keluar
"iya nih bu"kata ku langsung menyalimi ibu begitupun dengan Haris
"ya udah ayo pada masuk "ajak ibu
Kami pun masuk dan duduk di ruang tamu kemudian ibu datang sambil membawa sesuatu dan menunjukan nya padaku
"ini apa Bu?"tanya ku
"ibu juga tidak tahu tadi ibu menemukan ini menggantung dekat pintu belakang ketika ibu angkatin jemuran "terang ibu
"astaghfirullah ini sepertinya ini tanah kuburan bu"ujar Haris
"tanah kuburan ? "kata ku mengulang ucapan nya
.
.
.
.
.
bersambung
makasih buat yang sudah sudi mampir di sini semoga Rizki nya melimpah
amin
tinggalkan jejak nya ok....
🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
AGhanteng
Akhirnya ya nuri, rasa penasaran kamu sm Mas haris terpecahkan..
2023-11-14
0
Azzahro shofiya Ramadhani
makin seru....
2023-07-07
0
Elsan Nugraha
yg neror niat bener terus2an
2022-05-07
1