Pagi ini aku sudah bersiap siap hendak pergi menemui kyai Abdul di rumah nya mumpung ada ayah yang jagain ibu
"ayah Nur berangkat ya "pamit ku pada ayah
"hati hati di jalan "ucap ayah
"assalammualaikum "ucapku setelah sebelumnya ku salimi beliau
pukul 09:30 aku berangkat dan
hanya butuh waktu sekitar satu jam untuk dapat sampai tujuan,karena memang kondisi jalan nya lumayan bagus dan lancar makanya pukul 10:30 an aku sampai
setelah turun dan membayar ongkos angkot aku langsung bergegas menuju rumah kyai Abdul.
Dan ternyata masyarakat di sini cukup ramah meskipun tak saling mengenal tapi tetap bertegur sapa meskipun hanya ucapan selamat pagi saja berbeda dengan di tempatku hanya segelintir orang saja yang mau nyapa.
Setelah sampai pekarangan rumah beliau kulihat ada mobil terparkir cantik di sana
mungkin ada tamu 'fikirku.
Karena tak ingin mengganggu maka aku putuskan tuk menunggu saja di terasnya ku duduk kan bokongku di lantai marmer yang agak sedikit panas karena terkena sedikit sinar matahari padahal ada kursi di luar tapi aku lebih memilih duduk di sini saja sambil sekalian berjemur juga gumam ku , eh kalau jam segini bukan berjemur namanya kan udah lumayan panas juga.
Namun baru saja bokongku menempel cantik di lantai aku mendengar suara yang sangat familiar di telingaku
"eh itu kaya suara nya Haris ya " gumamku sambil melihat ke arah dalam
karena penasaran akhirnya aku memutuskan untuk masuk tentunya setelah mengetuk pintu dulu.
Baru saja ku ayunkan tangan ku untuk mengetuk pintu namun ku urungkan hingga tanganku menggantung setelah tak sengaja aku mendengar kata-kata pernikahan.
"bagaimana acara nikahan nya kemarin Ris ?"
tanya pak kyai Abdul
"Alhamdulillah semuanya lancar pak kyai" jawabnya
"bapak minta maaf tolong sampaikan pemintaan maaf bapak karena tak bisa hadir kemarin,asam urat bapak kambuh maklum sudah berumur"kekeh pak kyai Abdul
"iya pak kyai tak apa kami sekeluarga mengerti " tutur Haris
Langkah ku mundur beberapa langkah kemudian berbalik mencoba menarik nafas dalam-dalam entah kenapa rasanya tak nyaman sekali ,sakit dan sesak apakah aku memang sudah menyukai Haris padahal aku sudah berusaha dan memantapkan hatiku untuk tak berharap padanya tapi apa? hatiku yang lain malah menghianati ku Ya Tuhan sesakit ini kah.
Ku putuskan untuk pergi dan memutuskan untuk kembali lagi besok tapi baru saja ku melangkah tiba-tiba langkah ku terhenti karena panggilan seseorang
"Nur kamu di sini ?" ternyata Haris yang memanggilku
"mau kemana sini,kenapa mau pergi lagi?" tanya pak kyai Abdul pula
"ahh i iya , aku fikir pak kyai sedang ada tamu jadi kufikir aku kembali lagi saja nanti takut mengganggu,lagi pula Nur baru aja datang ko" jawabku berusaha biasa saja namun tidak dengan sorot mataku , ah aku memang tak pandai menutupi
"kenapa? ada apa ko keliatan nya sedih gitu, ibu mu baik baik saja kan atau kamu ada yang sakit?" Haris bertanya terlihat khawatir dengan keadaanku
"mm...enggak ko ibu baik-baik saja mungkin aku hanya kecapean abis jalan di tambah cuaca nya yang panas" ya kali cuaca nya yang panas orang ini hati ku yang panas
"ya sudah ayok masuk kita bicara di dalam" ucap kyai Abdul
"begini pak kyai,saya ke sini ingin bertanya langsung pada pak kyai tentang ini"ujar ku, sambil memperlihatkan keris kecil yang seperti gantungan kunci itu
"hm...memang apa yang ingin di tanyakan,bukankah Haris sudah menyampaikan nya padamu?"
"iya tapi saya masih bingung pak kyai"
"itu hanya lah benda biasa " ucap nya
"benda biasa ?tapi kata ha ...Haris ini benda pusaka"ucapku ter gugu saat ingin menyebut nama Haris terlalu sakit rasanya
"memang tadinya ini hanyalah benda biasa tapi karena proses pembuatan nya di iringi dengan lantunan lantunan ayat ayat suci dan ber sholawat oleh sang pembuat sekaligus pemilik pertama benda ini maka benda ini bisa memancarkan aura positif dan memberi kesejukan bagi sang pemilik nya dan berpengaruh juga dengan sikap dan tutur kata si pemilik "jelas pak kyai
"lalu apa benar kalau pembuat sekaligus pemilik pertama benda ini bernama kyai Sholeh yang katanya kakek buyut dari kakek nya kakek ,kakek nya lagi ,dari ayahku ?" ucapku kebingungan sendiri dengan ucapan ku
"lalu bagaimana pak kyai bisa mengetahui kalau saya lah pemilik selanjutnya?" lanjut ku
"Dua tahun yang lalu sebelum ayah nya bapak wafat beliau meng amanat kan benda ini untuk di simpan untuk kemudian di serahkan kepada pemilik yang asli, ayah nya bapak pun mendapatkan amanat serupa dari ayahnya yang tak lain dari kakek nya bapak,jadi amanat ini berlangsung dari generasi ke generasi hingga akhirnya kamu datang ke sini , dan karena sehari sebelum kamu datang itu malamnya bapak bermimpi bahwa pemilik nya akan datang,aura kamu yang bisa bapak rasakan aura yang sama seperti benda yang saya simpan "jelas kyai Abdul panjang lebar
"terus saya harus bagai mana pak kyai?"
"apa yang harus saya lakukan dengan keris kecil ini?"
"simpan saja benda itu "jawab kyai Abdul kemudian
Tak terasa kini waktu sudah menunjukan pukul 14:30 padahal rasa nya baru tadi aku melaksanakan shalat dhuhur bersama di rumah pak Kyai
tuliiliit.....tiliiilliit.....
suara ponselku nyaring kuangkat setelah sebelumnya mengucap salam
"ada apa yah,?...apa....iya iya ...iyaa...Nur segera pulang"jawabku syok setelah mendengar kabar tentang ibu
"ada apa?"tanya Haris dan pak kyai berbarengan
"i ib ibu ...ibu pingsan "jawabku ter putus putus
"baiklah ayo aku antar !" tawar nya Haris
tanpa ku jawab aku langsung bergegas ke luar di ikuti Haris dan pak Kyai
Di dalam mobil aku sangat gelisah rasanya ingin cepat-cepat sampai di rumah
aku mulai terisak tangis ku makin pecah meskipun begitu aku tak pernah putus berdoa
meminta pada Sang Pencipta memohon agar ibu baik-baik saja
"yang tenang berdoalah semoga ibu mu tak apa apa" ucap pak kyai menenangkan ku
Hingga akhirnya kami sampai ,belum juga mobil berhenti sempurna aku langsung membuka pintu mobil dan langsung ke luar setengah melompat.
Di dalam rumah rupanya sudah banyak orang yang tak lain para tetangga yang ikut membantu, si kecil Febry dia nangis kejer meronta ronta mencakar siapa saja yang mencoba mendekati,ibu yang tak sadarkan diri,sedangkan Ifel dia melukai dirinya sendiri dengan membentur benturkan kepalanya pada tembok , terlihat darah segar mengalir dipelipis dan dahi nya,hanya ayah ya hanya ayah yang sadar dan mencoba menyadarkan Ifel
kenapa ......apa yang terjadi...?' batinku bertanya tanya
" KESURUPAN "..........
.
.
.
.
.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
fitri rahayu
kasihan dede masih kecil udah ngerasain kesurupan
2022-10-19
0
senja
padahal bukan Haris yg nikah, tp Nur salah sangka ya
2022-03-07
2
☠ᵏᵋᶜᶟRoss"kita" 𝕱𝖘🏚ᵉᶜ✿
waduh langsung d serang B3 gt
2021-12-27
1