Dijodohkan secara mendadak oleh sang paman, membuat Iswa Putri Sakinah harus menerima kenyataan menikah di usia yang sangat muda, yakni 19 tahun, terpaksa ia menerima perjodohan ini karena sang paman tak tega melihat Iswa hidup sendiri, sedangkan istri sang paman tak mau merawat Iswa setelah kedua orang tua gadis itu meninggal karena kecelakaan.
Aku gak mau menikah dengan gadis itu, Pa. Aku sudah punya pacar, tolak Sakti anak sulung Pak Yasha, teman paman Iswa.
Aku mau menikah dengan gadis itu asalkan siri, si bungsu terpaksa menerima perjodohan ini.
Apakah perjodohan ini berakhir bahagia bagi Iswa?
Selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ADEL IN ACTION
Kaisar sepertinya benar-benar tobat dan niat untuk memperbaiki hubungan dengan Iswa serius. Beberapa kali Adel chat sengaja tak dibuka, apalagi bimbingan Kaisar tak tentu, dia hanya mengantar Iswa saja langsung pulang. Kebanyakan di rumah, keluar rumah cuma antar jemput Iswa, itupun kalau sang istri mau. Kalau banyak tempat yang akan dikunjungi Iswa maka ia akan bawa motor.
Adel kesal, ia sudah buntu tidak ada komunikasi dengan Kaisar. Missed call tak pernah diangkat, begitu juga chat. “Dia pernah ke kampus kok, Del, tapi nge-drop anak informatika, cewek, gak tiap hari sih,” lapor salah satu teman Adel yang sudah bosan mendengar Adel bertanya tentang Kaisar.
“Oh ya? lo foto gak cewek itu?”
“Enggak!”
“Lo kok bego banget sih, harusnya lo foto kirim langsung ke gue,” ucap Adel emosi. Teman Adel juga tak terimalah disebut bego. Enak aja, emang siapa Adel bisa seenaknya pada orang lain.
“Pantas Kaisar putusin lo, mulut lo kayak orang gak pernah sekolah!” balas teman Adel langsung beranjak pergi.
“Ya lo bego. Udah tahu gue sejak kemarin cari info Kaisar malah lo gak peka.” Teman Adel tersebut langsung berbalik arah ke Adel lagi.
“Emang siapa lo? Sejak kapan kepentingan hidup lo harus dibantu orang lain. Gak penting,” balas teman Adel lebih ketus.
“Udah, udah! Kalian gak malu dilihat orang bertengkar gini,” salah seorang teman Adel lain melerai pertengkaran mereka.
“Kasih tahu tuh Adel, buat jaga mulut!”
Adel menarik nafas berat, emosinya semakin memuncak dengan tingkah teman kelasnya yang tak mendukung dia. Ia harus ke gedung Informatika untuk mencari tahu siapa gadis itu.
Langkah pertama Adel mencari tahu lewat teman SMA nya yang ada di jurusan itu. Ia mengirim chat, sekedar tanya apakah pernah melihat Kaisar di area Informatika. Teman Adel membalas tidak pernah melihat Kaisar di area Informatika, tapi ia tak yakin sih, karena ia hanya ke kampus siang, gak tahu kalau pagi.
Oke, tak apa. Adel tak menyerah, ia mencari tahu nomor Pandu, ketua HMJ Informatika, dia masih semester 5 tentu, masih sering ke kampus pagi.
Kak Kaisar pernah antar Iswa sih setahu aku. Anak semester 3.
Pandu membalas pesan Adel, tak perlu membuang waktu lagi, Adel mencari Iswa sesuai info yang didapatkan dari Pandu. Bahkan Adel rela bolos bimbingan demi mencari tahu siapa cewek yang diantar Kaisar. Adel yakin cewek ini sama dengan cewek yang dibonceng Kaisar saat di ATM dulu. Bodohnya Adel kenapa tidak mencari tahu sejak dulu, alih-alih Kaisar mau kembali sama dia.
Dengan aura labrak yang kuat, Adel masuk ke gedung kuliah jurusan Informatika, mencari tahu soal Iswa. Ternyata gadis itu lumayan terkenal, sehingga mudah bagi Adel untuk meminta nomor ponsel Iswa.
Gue pacar Kaisar. Gue mau ketemu sama lo. Di kantin fakultas juga gak papa. Gue yang traktir.
Iswa mengerutkan dahi tiba-tiba mendapat pesan itu. "Dibalas gak, Lin?" tanya Iswa sembari menunjukkan pesan dari nomor tak dikenal itu.
"Abaikan aja sih, Wa. Gue takut dia melabrak lo, terus lo dijambak, duh gak kebayang malunya."
"Gitu ya?" Elin mengangguk, dia tipe perempuan yang tak mau ambil resiko, apalagi pacar Kaisar seangkatan dengan Kaisar tentu senior bagi Iswa. Pesan Adel pun tak direspon Iswa.
"Kurang ajar, diread doang!" ucap Adel kesal. Ia pun mengetik pesan untuk Iswa kembali.
Jangan jadi cewek pengecut, berani ambil pacar orang, harus berani tanggung jawab dong. Lo gak mau kan gue sebar foto lo dengan sebutan pelakor. Gue lebih terkenal dari lo, dan pasti semua orang lebih percaya gue daripada lo.
"Lin, kok pesannya semakin gini sih?" ujar Iswa tak suka, Elin yang ketakutan. Percaya sih, Iswa kali ini akan membalas, karena ia tipe gadis yang tak suka dituduh, sedangkan dirinya tidak melakukan.
Mau ketemu di mana?
"Lo balas, Wa?" Iswa mengangguk, Elin yang kebingungan, ia khawatir Iswa akan dipermalukan oleh Adel. Di chat aja begitu, apalagi kalau bertemu langsung, pasti lebih jutek
Temui aku di cafe depan kampus.
Maaf Kak, yang ada butuh dengan saya adalah Kakak, ada baiknya Kakak yang menemui saya saja di kantin Fakultas Teknik.
"Wa! Lo berani banget."
"Gue gak mau ditindas, meskipun itu senior."
"Wa. Hidup lo dalam bahaya. Kalau ada apa-apa, gue harus hubungin siapa?" tanya Elin harus sudah siap sedia bila mendengar kabar Iswa disakiti.
"Damkar!" jawab Iswa sembari ngakak. Elin menabok lengan Iswa yang terlihat tak takut sama sekali. Elin pindah kursi setelah seorang perempuan dengan aura labraknya kuat sekali datang.
Pandangan Elin tertuju pada meja pojok yang ada Iswa dan Adel. Tampak Adel yang sedang menahan emosi ingin menampar Iswa saja.
"Lo ada hubungan apa dengan Kaisar? Sampai diantar jemput begitu?" tanya Adel sinis. Iswa masih memasang wajah datar, selagi dia tidak main fisik, Iswa akan meladeni dengan baik, dan menjawab dengan sopan tanpa adu urat.
"Kak Kaisar pernah cerita tentang saya apa enggak. Karena tergantung Kak Kaisar mengakui saya sebagai apa."
"Bisa gak sih, kalau gue tanya langsung lo jawab aja!"
"Maaf, Kak. Sebenarnya pertanyaan itu Kakak tanyakan ke Kak Kaisar, kalau saya jawab saya istrinya, tapi Kak Kaisar gak mengakui gimana. Kalau saya bilang saya cuma teman, tali ternyata Kak Kaisar mengakui saya sebagai pacar gimana."
"Ngeselin ya lo emang. Gak usah sok polos, lo udah dewasa bisa mengartikan status lo di mata pria."
"Sayangnya saya tidak cukup dewasa memahami hubungan antara lawan jenis. Apalagi Kak Kaisar pernah bilang kalau dia sudah putus dengan Kak Adel, tapi Kak Adel menyebut Kak Kaisar sebagai pacar. Saya jadi bingung kan dengan status kalian. Kalau kalian sudah mantan harusnya Kak Kaisar bebas antar jemput aku, kan. Tapi kalau masih pacar kakak, berarti Kak Kaisar bukan laki-laki baik yang perlu dipertahankan, bisa jalan dengan dua perempuan sekaligus."
"Kurang ajar lo." Adel pergi begitu saja, ia merasa kalah telak dengan pernyataan Iswa. Oke untuk kali ini Adel tak mau ribut dengan gadis itu. Ia akan menemui Kaisar ke rumahnya. Sudah cukup ia tak ketemu dengan Kaisar beberapa hari ini, ditambah chat juga yang tak pernah dibalas.
Mendapatkan alamat Kaisar sangat mudah bagi Adel, apalagi teman Kaisar juga ada yang kenal dengan Adel. Gadis itu langsung meluncur ke rumah Kaisar.
"Saya pacarnya Mas Kaisar, Pak!" ucap Adel pada Pak Satpam rumah. Tentu saja Pak Satpam bingung, pacar dari mana tuan mudanya itu malah sudah menikah. Pak Satpam kemudian menelepon ART apakah tamu ini perlu dipersilahkan masuk atau tidak.
hemmmm wa kamu jg terlalu gampang memberi kesempatan fokus dulu ke diri sendiri dulu biar mapan segala hadehhh
bang sat ( satya ) , bang kai ( kaisar )
kaya sebatas alasan doang ga ada artinya deh,,cihhhh kasah dari mana ucapan bo doh ,itu pun nyata ko marah