NovelToon NovelToon
Keluarga Lecit

Keluarga Lecit

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Dunia Lain / Pusaka Ajaib / Iblis
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rika komalia

Entah wanita dari mana yang di ambil kakak ku sebagai calon istrinya, aroma tubuh dan mulutnya sungguh sangat berbeda dari manusia normal. Bahkan, yang lebih gongnya hanya aku satu-satunya yang bisa mencium aroma itu. Lama-lama bisa mati berdiri kalau seperti ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rika komalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Serumah

Aku tersenyum kecil melihat ekspresi kesal di wajah adik mbak Sinta. Hmmm, sampai saat ini aku pun tak tau siapa nama anak ini.

"jangan ikut campur terlalu jauh kak dalam keluarga kami." jelasnya tanpa melihat ku.

" bagaimana aku tidak ikut campur, kalian telah menjebak kakakku masuk kedalam keluarga kalian. Bukan begitu?" ucapku seraya melihatnya.

Dia seketika terdiam, bahkan saat ini dia kelihatan salah tingkah. Dasar bodoh.

"bukan urusan mu kak."

"bukan kau bilang, lalu yang menikah dengan kakak mu itu hantu begitu? Dia itu abangku saudaraku satu-satunya, dan sekarang kau katakan bukan urusanku, kalian ini lucu sekali ya. Apa sebegitu besarnya pengaruh iblis tersebut, sehingga kalian tak bisa menggunakan otak. Iya! ucapku sedikit emosi, biarkan biarkan dia mengadu pada ibunya itu, biar sekalian di bongkar kan.

Dia lantas melihatku, bahkan saat ini dia memindai ku dari atas hingga bawah. Sudah seperti mata keranjang saja.

"sejauh apa kakak mengetahui semuanya?" ucapnya tenang tanpa ekspresi. Tapi aku yakin otaknya saat ini tengah merekam apa yang akan terjadi nanti.

"hmmm, sejauh makhluk bertubuh katak berkepala lele yang asyik menjilati makanan yang ada di dapur waktu lamaran kemarin." jawabku santai.

Matanya seketika membulat, bahkan keripik yang ada di tangannya seketika tumpah berserakan di tanah.

"kau bertemu dengan makhluk itu kak?" ucapnya tak berkedip, bahkan sekarang keningnya di penuhi dengan keringat.

"hmmm, bahkan asal kau tau, malam tadi dia berkunjung ke rumahku. Dan yang lebih kerennya makhluk itu tau namaku."

Keringat semakin membanjiri keningnya dan matanya tak luput dari ku. Aura ketakutan terlihat jelas bahkan berulang kali dia menelan saliva nya.

"ada apa dengan mu? mengapa kau seperti ketakutan begitu. Hmmm, aku tau itu pasti junjungan kalian kan?"

Bukannya menjawab dia malah semakin ketakutan.

"kau...kau dalam bahaya kak."

Aku tersenyum tipis, tanpa dia berkata pun aku sudah tau jika aku saat ini dalam bahaya. Mengapa ku katakan begitu, karena ibunya sudah mengancam ku jauh-jauh hari.

"terus kau kira aku perduli? Yang dalam bahaya saat ini adalah kakak ku.Dan bahaya tersebut adalah kalian."ucapku langsung to the point.

Dia meraup wajahnya, rasa takut masih menyelimuti di sana.

Di pandangi nya aku dengan seksama, tak berkedip sedikitpun. " sebaiknya kau pergi dari desa ini kak, pergilah sejauh mungkin karena jika tidak kau pasti tidak akan selamat."

" hmmm, asal kalian mengembalikan mas Rama maka aku dengan suka rela pergi dari desa ku sekarang."

Lagi dan lagi, dia meraup wajahnya, kali ini di barengi dengan helaan nafas yang berat.

"tidak bisa kak, Abang mu sudah terikat perjanjian dengan makhluk itu. sangat sedikit kemungkinan dia bisa lepas,"

" maksudnya?"

" pernikahan ini, yang menjadi perjanjian dengan makhluk itu. Semua nya sudah terlambat kak." ucapnya seraya melihatku.

Jantungku berdegup kencang, rasanya langit ini seperti berhenti berputar. Tidak bisa ku bayangkan kakak semata wayang ku berada di lingkaran setan.

"jika kau tau sejak awal mengapa tak mengatakan nya padaku, ha! Dia itu saudara ku satu-satunya hanya dia dan ibu yang ku miliki saat ini. Dan kalian begitu tega pada keluarga kami." ucapku tajam.

" aku kira kau tidak tau pasal makhluk itu kak, itulah mengapa aku hanya diam saja." u apanya takut.

Ku buang nafas ini dengan kesal, ingin rasanya ku remas wajah tak berdosa ini. Tapi sebisa mungkin ku tahan emosi ini, jangan sampai kami jadi perhatian masyarakat di sini.

"jadi, apa yang harus ku lakukan untuk menyelamatkan mas Rama." ucapku sembari menatapnya.

Dia yang gugup malah semakin gugup, bahkan sangking gugupnya kripik yang jatuh tadi di pungut dimakan begitu saja tanpa membersihkan nya terlebih dahulu.

"katakan!" bentakku dengan suara tertahan.

" makhluk itu kak, makhluk itu kuncinya. Jika kau ingin menyelamatkan kak Rama, maka kau harus membunuh makhluk itu. Tapi semua itu tak semudah membalikkan telapak tangan, kau harus kuat kuat kak, karena di sekeliling makhluk itu ada penjaga yang mengawasinya."

Dasar brengsek, kalau begitu aku tidak boleh gegabah. Bisa-bisa nyawaku duluan yang melayang.

"hmmm, aku tau." ceplosku. Padahal jantungku tengah berdegup kencang saat ini.

Dia kembali mengunyah makanan aneh itu, aku yang penasaran terus saja memperhatikan setiap kunyahan di gigi kuning nya tersebut.

"kakak mau!" ucapnya.

"tidak! Baru kali ini aku melihat orang makan bunga bangkai. Apa kau tidak merasa aneh?"

dia seketika terdiam, tapi masih terus mengunyah bahkan tatapan nya masih kurus ke depan.

"ini cara kami berlindung dari makhluk itu kak,"

" maksudnya?"

" aku juga tidak tau, itu yang di katakan ibu pada kami. Sebab itu mbak Sinta sangat suka memakan bunga itu mentah-mentah."

Aku yakin itu hanya akal-akalan Surti sialan itu, bisa jadi dengan bunga itu dia bisa dengan mudah mempengaruhi satu keluarganya.

"kau yakin, hanya itu alasan nya?"

"iya kak, dan kami di larang mempertanyakan lebih dalam tentang bunga itu."

" lalu, apa bapak mu tau tentang semua ini?"

Dia mengangguk, " bapak itu selalu nurut apa kata ibu kak, dan kami juga sama. Jadi kami tidak boleh membantah sedikitpun."

Hmmm, aku semakin paham ke mana arah pembicaraan ini, berarti kuncinya adalah si Surti.

Adik mbak Sinta kemudian beranjak, namun sebelum melangkah dia kembali melihatku.

"berhati-hatilah kak, makhluk itu ada di sini." ucapnya seraya berlari.

Aku terdiam, tanpa di beritahu aku pun sudah tau. Jam terus berputar, sesuai adat yang ada, pengantin wanita langsung di boyong kerumah sang lelaki. Aku yang berboncengan dengan ibu terus saja memperhatikan mbak Sinta yang berboncengan dengan mas Rama.

Terlihat lendir berjatuhan dari baju yang ia kenakan, berulang kali ku kihei mata ini tapi tetap saja pemandangan itu yang terlihat.

Setibanya di rumah, berhubung waktu sudah malam jadi kami langsung masuk kamar masing-masing setelah meletakkan oleh-oleh dari keluarga mbak Sinta.

Setelah membersihkan diri, aku terduduk di depan meja rias, omongan adik mbak Sinta masih terus terngiang di telinga.

Aku yang tak sadar sudah duduk lama, akhirnya tersadar karena perut ku keroncongan. Baru teringat kalau sejak pagi aku belum makan.

Jam sudah menunjukkan pukul dua malam, segera aku beranjak berjalan menuju dapur, tapi langkah ini seketika terhenti saat melihat pemandangan di depan sana. Bagaimana tidak, makhluk itu tengah menjilati semua oleh-oleh yang di bawa dari rumah mbak Sinta.

"berhenti!" teriakku. Seketika dia menoleh menyeringai memperlihatkan giginya yang tajam yang di penuhi oleh lendir yang menetes dari ujung giginya yang runcing.

1
Rika Lia
terimakasih 😍
Its just a lunch
seru..seru kaka...,tetap semangat lanjutkan kisah nya ya,jangan kau gantung cintaku😍👍💪
Rika Lia
terimakasih 😍💪
Its just a lunch
ceroboh ya si laras...,malah pro siluman nya aku jadinya🤣
Its just a lunch
seru kak,msh banyak typo nya,tetap semangat ya..💪👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!