NovelToon NovelToon
Bukan Cinderella Sekolah: Deal Sinting Sang Pangeran Sekolah

Bukan Cinderella Sekolah: Deal Sinting Sang Pangeran Sekolah

Status: sedang berlangsung
Genre:Si Mujur / Diam-Diam Cinta / Idola sekolah / Cinta Murni
Popularitas:111
Nilai: 5
Nama Author: Dagelan

Kayyisa nggak pernah mimpi jadi Cinderella.
Dia cuma siswi biasa yang kerja sambilan, berjuang buat bayar SPP, dan hidup di sekolah penuh anak sultan.

Sampai Cakra Adinata Putra — pangeran sekolah paling populer — tiba-tiba datang dengan tawaran absurd:
“Jadi pacar pura-pura gue. Sebulan aja. Gue bayar.”

Awalnya cuma kesepakatan sinting. Tapi makin lama, batas antara pura-pura dan perasaan nyata mulai kabur.

Dan di balik senyum sempurna Darel, Reva pelan-pelan menemukan luka yang bahkan cinta pun sulit menyembuhkan.
Karena ini bukan dongeng tentang sepatu kaca.

Ini kisah tentang dua dunia yang bertabrakan… dan satu hati yang diam-diam jatuh di tempat yang salah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dagelan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9: Overthinking, Tapi Estetik

Begitu suara motor Cakra hilang di ujung gang, aku berdiri di depan pagar rumah kayak patung gagal audisi film horror.

Tanganku masih nenteng helm, tapi otakku udah kayak file corrupt.

Apa barusan... itu beneran terjadi?

Latihan? Pura-pura? Atau...?

Ya Tuhan, otakku kayak sinetron sore yang udah kehabisan plot tapi tetap tayang.

Aku masuk rumah pelan-pelan, takut nyokap nanya kenapa pipi gue merah kayak tomat setengah masak. Langsung ngibrit ke kamar, nyemplung ke kasur kayak mayat ke kolam renang.

Pikiranku langsung muter ulang semua adegan sore ini—dari dia pasangin helm, senyumnya, sampai kalimat terakhirnya yang entah kenapa masih berdengung di kepala.

“Lo udah keliatan kayak orang yang suka sama gue.”

ASTAGA.

Kenapa kalimat itu harus diulang-ulang di otakku kayak notifikasi tagihan listrik?!

Aku tarik bantal, terus nutup muka.

“Ini bukan jatuh cinta, ini cuma efek motor goyang,” bisikku ke diri sendiri. Tapi jujur, kalau ini cuma efek motor, kenapa detak jantungku masih kayak habis lari dari polisi?

Oke, tenang, Kayyisa. Napas.

Lo cuma... ya, terlalu terbawa suasana. Udara sore, cahaya senja, laki-laki cakep, motor butut. Kombinasi maut untuk siapapun yang punya hormon remaja normal.

Tapi bukan cinta. BELUM.

Aku ngelurusin kaki, lalu menatap langit-langit kamar yang penuh bintang tempelan glow-in-the-dark. Bintang palsu untuk perasaan palsu, cocok banget.

Bintang-bintang glow-in-the-dark di langit-langit kamarku seolah mengejekku dengan kepalsuan mereka. Sama seperti perasaanku yang kupaksakan untuk tetap palsu, batinku tertawa sumbang.

Aku ambil ponsel, buka chat “Partner Pura-pura 💀” —chat dua orang yang Cakra buat nentuin jadwal latihan akting.

Chat terakhir dari dia sore tadi yang tidak aku baca:

📩[Cakra Adinata]

Siap jemput jam 3. Jangan kabur.

Dan aku beneran nggak kabur. Sial.

Jempolku hover di atas layar, pengen ngetik sesuatu kayak:

Thanks for bad experience today, Cak.

Bukan Thanks buat hari ini tapi, terus aku inget, itu kalimat yang terlalu soft. Nanti disangka terlalu condong ke,“Eh-aku-kayak-suka-lo-nggak-sih?” vibes-nya. Aku hapus.

Ngetik ulang.

📨Latihannya oke. Tapi motor lo bau bensin.

Lebih aman. Lebih aku banget.

Kirim.

Jempolku gemetar di atas layar, ragu-ragu untuk mengirim pesan. Aku menggigit bibir bawah, berusaha menahan senyum yang ingin keluar.

Belum lima detik, centang dua biru muncul.

📩[Cakra Adinata]

Itu aroma maskulinitas, Sa.

Ya ampun, orang ini emang nggak punya rasa malu.

Aku taro HP, pura-pura nggak baca, tapi bibirku malah senyum sendiri.

Senyum yang nggak bisa dikontrol.

Senyum yang bahaya.

Aku gulung diri pake selimut kayak sushi yang gagal gulung, mencoba menenangkan diri.

Tapi setiap kali aku merem, bayangan Cakra pas di motor muncul terus. Cara dia nyengir, nada suaranya waktu bilang “Gue butuh lo,”—ya meskipun dia klarifikasi “buat proyek”, tapi kata-kata itu udah terlanjur masuk ke kepala kayak jingle iklan sedih.

Apa yang sebenarnya terjadi dalam hidupnya sampai dia merasa terbebani oleh aturan tak tertulis itu? Apakah dia pernah mengalami sesuatu yang membuatnya merasa terkekang dan tidak bebas?

Oke, sekarang otakku resmi dalam mode overthinking deluxe.

Aku mulai mikir aneh-aneh:

Gimana kalau dia beneran ngerasa nyaman sama gue?

Gimana kalau gue mulai nyaman juga?

Gimana kalau… ini semua bukan pura-pura lagi?

Gila. Stop, Kayyisa. Stop.

Lo tuh bukan pemeran utama drama Korea. Lo cuma cewek biasa yang kebetulan dikontrak buat pura-pura pacaran.

Pacar bohongan, perasaan juga harus bohongan. Itu kontrak tak tertulisnya, kan?

Aku duduk, nyalain lampu belajar, terus buka “Jurnal Pura-pura”—buku catatan kecil yang kubikin buat nyatet keluhan-keluhan ku setiap hari.

Tujuan proyek: bikin semua orang percaya kami pacaran.

Aku nulis tambahan kecil di bawahnya malam ini:

Noted: jangan percaya diri sendiri terlalu cepat.

Tinta pena agak belepotan karena tanganku gemetar sedikit. Gemetar karena deg-degan? Mungkin.

Atau karena nahan perasaan yang nggak seharusnya tumbuh di proyek sinting ini.

Kepalaku bersandar di meja.

“Ya Tuhan, kalau ini ujian, boleh nggak sih gue remedial aja?” gumamku.

HP bunyi lagi. Satu chat masuk.

“Tidur cepet, biar besok bisa latihan lagi. Jangan kabur, Sa.”

Aku bengong.

Nggak ada emoji.

Tapi entah kenapa, kalimatnya bikin perutku hangat.

Kayak ada yang ngasih perhatian kecil tapi tulus. Kenapa pesan singkat itu terasa begitu hangat? Apakah ini awal dari sesuatu yang nyata, atau hanya ilusi semata?

Aku matiin layar, rebahan lagi.

Udara malam ngebawa aroma hujan tipis, dingin tapi nggak nyebelin.

Mataku mulai berat, tapi bibirku masih nyengir kecil.

Lucu ya, kadang yang pura-pura justru terasa paling nyata.

Dan di antara kantuk dan pikiran random yang numpuk, aku cuma bisa mikir satu hal terakhir sebelum bener-bener ketiduran:

“Gawat. Gue beneran harus belajar cara pura-pura… biar nggak beneran.”

✨ Bersambung...

1
Yohana
Gila seru abis!
∠?oq╄uetry┆
Gak sabar nih nunggu kelanjutannya, semangat thor!
Biasaaja_kata: Makasih banyak ya! 😍 Senang banget masih ada yang nungguin kelanjutannya. Lagi aku garap nih, semoga gak kalah seru dari sebelumnya 💪✨
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!