Vivian Lian di hidupkan kembali setelah mendapatkan pengkhianatan dari suaminya dan adik tirinya. Di kehidupan lalu, dia mempercayai ibu tirinya dan adik tirinya hingga berakhir mengenaskan. Dia pun melakukan cinta semalam dengan calon tunangan adik tirinya hingga mengandung anak sang CEO demi membalaskan rasa sakit hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mempermainkannya
Mommy Diane mengetuk kamar Vivian dan memanggil namanya. Kedatangannya ingin memastikan sesuatu. "Vivian, ini Mommy."
Sebenarnya Mommy Diane merasa malas untuk bertemu dengan Vivian, mengingat kejadian kemarin. Ia harus meminta maaf pada Vivian. "Boleh Mommy masuk."
Vivian menoleh ke arah pintu, ia menutup bukunya yang ia baca, sebuah novel romansa yang berjudul Reinkarnasi Istri Presdir Kejam, ia menaruh buku itu kemudian membukakan pintu. "Masuklah Mom."
Mommy Diane merasa jengah dengan anak tirinya ini. "Em, Mommy ingin bertanya. Saat pesta pertunangan kau tidur di mana?"
Vivian tersenyum tipis, jika saja ia mengatakan kebenarannya mungkin ia akan melihat monster penjilat seperti mommy Diane. "Aku menunggu Feng Yan Mom, Feng Yan tidak ada, aku sudah menghubunginya, jadi aku memesan kamar lain, tapi kemana Feng Yan, adik Alena juga tidak ada?"
Mommy Diane mengangguk, "Oh Feng Yan mommy tidak tau. Tapi ya sudahlah, Mommy khawatir terjadi sesuatu pada mu. Ya sudah Mommy pergi dulu."
Vivian tersenyum sinis, ternyata kedatangannya ingin memeriksa sesuatu, tapi untunglah ia memiliki sesuatu. Ia akan memperlihatkannya setelah pesta pernikahan.
"Aku tidak sabar menantikannya." Vivian menyeringai, ia akan memberikan sebuah foto yang menjadi kenangan terindah bagi mereka.
Vivian merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya, banyak hal yang harus ia lakukan untuk mempermainkan mereka yang dulu mempermainkannya. Ia akan mengembalikan apa yang telah mereka lakukan padanya.
Mommy Diane dan Alena langsung menuju ke arah mobil begitu mereka mendapatkan jawaban. Mereka merasa ada yang tidak beres dan berniat menanyakan pada resepsionis. Apakah benar Vivian tidur di kamar lain atau justru tidur bersama Anderson?
"Mommy, aku merasa Vivian seperti orang yang berbeda." Alena merasakan kakak tirinya itu seperti orang berbeda, aura berbeda.
"Mommy juga begitu, makanya kita harus membuktikan kebenarannya."
Begitu mereka sampai di hotl kemarin, Mommy Diane dan Alena menanyakan kebenarannya pada pelayan kemarin yang ia perintahkan. Mereka mengajak pelayan itu ke depan gudang hotel itu.
"Kau,, melakukan pekerjaan yang tidak becus. Bagaimana bisa kau memasukkan orang yang salah?!" Mommy Diane murkan pada pelayan di depannya. Dia sudah memberikan uang dua kali lipat dari gajinya, tapi malah rusak total rencananya.
Pelayan wanita itu menunduk. "Maafkan saya Nyonya."
"Sudah Mom, semuanya sudah terlanjur, yang terpenting kita tanyakan intinya saja." Alena tidak ingin berlama-lama menemui wanita di depannya ini. "Tadi malam Vivian dan Anderson tidak masuk ke dalam kamar yang sama?"
Seketika pelayan itu menajam, ia teringat dengan Vivian yang menyuruhnya untuk menutup bibirnya dengan rapat jika tidak ingin menyesal. "Saya meninggal Nona Vivian di kamar lainnya."
"Saya mengantarkan tuan Anderson ke kamar yang Nyonya dan Nona perintahkan." Ia bersikeukeh kalau dirinya sudah melakukan semuanya dengan benar.
"Tapi kenapa yang bersama dengan putri ku bukan Anderson tapi pria lain? Jangan berbohong!"
"Saya tidak berbohong nyonya, tuan Anderson berhenti di depan kamar Nona, saya melihatnya sendiri."
Alena menghebuskan nafas kasaranya. "Mom, sebaiknya kita pergi, kita sudah mendapatkan jawabannya, berarti Vivian tidak berbohong." Alena menatap tajam pada pelayan wanita di depannya. "Jangan mengatakan pada siapapun, awas saja kalau kau mengatakannya."
Sementara itu, seorang pria tengah bersenang-senang di sebuh club, ia duduk termenung dengan wajah kesal. Bisa-bisanya pesona ketampanannya tidak mempan pada seorang wanita seperti Vivian. Selama ini ia bisa memikat wanita mana pun dengan ketampanannya.
"Kenapa?" tanya seorang pria. Dia pangkuannya ada dua wanita sexy.
"Tuan aku akan melayani mu," ujar seorang wanita berambut hitam dan menggunakan pakaian sexy selutut. Dia hendak duduk di pangkuan Anderson, namun pria itu menghentikannya.
"Pergi, jangan ganggu aku." Entah berapa banyak wanita yang ingin melayaninya tapi ia tolak.
"Sebenarnya ada apa?" tanya Dalton. Pria bule itu merasa aneh dengan sahabatnya. "Kau baru menggelar pertunangan mu seharusnya kau bersenang-senang."
"Aku tidak mood, ada seorang wanita yang menolak ku."
Seketika Dalton tertawa, perutnya terasa di gelitik saat mendengarkan seorang wanita menolak Anderson. Selama ini tidak pernah ada yang menolak pesonanya.
"Siapa wanita itu? Wah dia hebat, aku ingin bertemu dengannya."
"Jangan meledek ku, berani sekali dia mempermainkan aku, aku akan mempermainkannya."