Sebelum ibunya Sherin menghembuskan nafas terakhir,tubuhnya sangat lemah.dengan susah payah ia pun berkata."pergilah! carilah anakmu,ayahnya bernama...Devan...tapi,kamu harus berjanji tidak boleh menemui laki laki itu dengan wajah aslimu!"dan Sherin pun segera menyetujuinya.
"kenapa harus seperti itu bu?kenapa harus menyembunyikan wajah asliku?bukanya raut wajahku yang cantik yang ibu turunkan pada diriku ini yang selalu ibu banggakan?"
Namun sejak kejadian itu,ibunya Sherin menggunakan teknik kecantikannya menyembunyikan wajah asli Sherin...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mpu gandring, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
curiga dengan identitasnya
Devan juga tidak bisa memarahinya,hanya bisa melihat wanita itu pergi begitu saja.
"Devan,waktu kita sudah mepet,kita harus segera ke bandara." ucap Dylan yang berusaha keras mengontrol suaranya sendiri agar terdengar seperti biasanya.
Suara Dylan ini seakan menyelamatkan Devan dari suasana memalukan itu.
Dan begitu juga orang orang di lobby itu.
Saat Devan sudah di dalam mobil,dia melihat Dylan yang duduk di posisi pengemudi mengangkat angkat bahunya,dia langsung saja menghempaskan map dokumen itu ke arah Dylan,map itu terlempar jatuh tepat di atas stir mobil tersebut.
"kalau kamu ingin tertawa,tertawa saja.kejadian hari ini pasti bisa menjadi bahan perbincangan orang orang." kata Devan
"Hahaha...." tawa Dylan yang tidak sungkan-sungkan lagi dan mulai tertawa terbahak bahak.
"hahaha..,gimana Devan? perasaan ini sulit di Terima bukan? hahaha...." lanjut Dylan.Pantas saja Dylan berani sekali tertawa seperti itu di suasana seperti ini karena dia dan Devan adalah sohib dari masa SMP. Sejak kenal Devan,Devan selalu di segani dan di hormati semua orang.
Belum pernah terjadi,dia tidak di hiraukan seperti tadi itu,apalagi orang itu hanyalah seorang pengasuh.
Sherin yang membuka kantong pelastik hitam dari Andrew pun langsung tertawa geli karena melihat di dalamnya berisi beberapa bungkus pembalut untuk pagi hari,malam hari dengan merek merek yang berbeda,di tambah lagi laki laki ini benar benar berpikir detail sekali,sampai ****** ***** dan celana jeans pun tersedia di dalam kantong tersebut.
Wajahnya kembali memanas,laki laki ini sangat teliti,membuat dirinya salut dan tergugah hatinya.Setelah itu dengan cepat dia mengganti pakaiannya.
Ketika dia keluar dari toilet,dia melihat Andrew yang sedang bersandar di pojok menunggunya.
Melihat Sherin sudah keluar dari tolilet,Andrew pun menyapanya."sudah selesai?"
pertanyaan Andrew ini membuat wajah Sherin kembali memerah.
"Terima kasih ya!"jawab Sherin dengan suara sangat kecil yang nyaris tidak bisa terdengar.
Andrew merespon dengan angkuh,merapatkan mulutnya dengan sedikit senyum di bibir.Tidak pernah terpikir olehnya suatu hari membantu seorang wanita melakukan hal semacam ini dan merasa puas setelah semuanya selesai.
"ayo,aku akan antarkan kamu.mau kemana?tanya Andrew.
Sherin sebenarnya tidak ingin merepotkan Andrew lagi,tapi setelah dia melihat jam,dia khawatir kalau dia tidak segera pulang,Simon sudah bangun dari tidur siangnya,dan bisa lebih repot lagi nanti jadinya.
"merepotkan kamu lagi,dok?"
"Sherin,hati kamu terbuat dari batu ya?"aku sudah sampai seperti ini terhadap mu, masih saja kamu merasa aku orang asing."jawab Andrew yang tiba tiba menghentikan langkah kakinya dan mengeluh pada Sherin yang berada di depannya.
Andrew terlihat sangat kecewa seperti anak kecil yang tidak berhasil mendapatkan permen untuk di makan saat itu.
Sherin membasahi bibirnya yang kering dengan lidahnya,
dengan perasaan yang bercampur aduk membalik kan badan dan menjulurkan tangan kanannya kepada Andrew lalu berkata."Andrew namaku Sherin,salam kenal."
Tangan mereka pun bersalaman sangat erat,
Lalu terlihat senyum ceria di wajah Andrew.Tawanya seolah olah bersinar,sinar yang sangat cemerlang,namun tidak akan pernah bisa tergapai.
"Devan,kita tidak perlu ke bandara lagi,apa kita tunggu saja pengasuh itu,sekalian bawa dia pulang?"tanya Dylan karena baru saja dia menerima telpon dari Mitra mereka bahwa ada perubahan rencana jadi tidak perlu dinas ke luar kota lagi.
Dylan yang serius bertanya dan menyimpan wajah senda guraunya,menunggu jawaban dari Devan,lalu lanjut berkata.
"taksi kan tidak boleh masuk ke dalam kawasan perumahan mu!"
Hanya saja kemarahan Devan masih berkobar,melotot kepada Dylan dan berkata."kenapa kamu menjadi baik sekali?dia mau bagaimana pulang,itu urusan dia,ayo jalan!"
Setelah menjawab,Devan langsung melihat ke luar jendela.
Pas sekali terlihat oleh dirinya,Sherin berjalan keluar berdampingan dengan Andrew.
Dengan kemeja kotak kotak hitam putih dan celana yang baru saja diganti itu,dengan pakaian yang berkualitas seperti itu,wanita itu pun terlihat ceria lagi.
Hanya saja terlintas di pikirannya,perlakuan wanita itu tadi,Devan pun menutup matanya karena merasa tidak ingin melihat wanita itu lagi,dia hanya seorang pengasuh,tidak pantas untuk terlalu di pikirkan oleh laki laki sehebat dirinya.
TAPI......
"wah,,,benar benar tidak menyangka,pengasuh baru di rumah mu ini mempunyai kenalan orang kaya,mengendarai mobil Aston Martin....edisi khusus lagi,ckckck laki laki ini juga lumayan tampan,menurutmu......hubungan mereka apa ya?laki laki itu sepertinya sangat menyukainya.....lihat tuh,lihat....masih membukakan nya pintu,pengasuh baru yang seperti itu,menurutmu apa laki laki ini sudah...."komen Dylan.
"kamu mau jalan tidak?kalau tidak mau, turun kamu dari mobil!"lontar Devan memotong perkataan Dylan yang tidak ada habis habis nya itu, tubuhnya seakan sudah di penuhi dengan api kemarahan yang membara.
Matanya masih melihat ke mobil di belakangnya itu,melalui kaca belakang mobil.pandangannya suram,seorang pengasuh muda bisa kenal dengan laki laki mapan seperti itu,di tambah lagi laki laki itu sepertinya juga menyukainya.
Dipikir seperti ini, sikapnya terhadap diriku yang dingin dan sikapnya terhadap laki laki itu,benar... sepertinya dia bekerja menjadi pengasuh di rumahku bukan karena uang.
Bisa dipastikan,Sherin tidak tertarik dengan diriku,berpikir sampai disini membuatnya tidak berenergi.
Sherin bilang,Devan itu laki laki tingkat atas diantara konglomerat,karena itu dia tidak berani mencintainya,tapi laki laki ini?apa berani dia mencintainya? pura-pura!
"nanti tolong kamu cari tahu,latar belakang dan siapa laki laki itu,lalu apa hubungan mereka berdua?"perintah Devan kepada Dylan setelah melepas dasi dari lehernya.
" kenapa kamu ingin mencari tahu tentang dia?ada apa?karena dicuekin,ingin membalasnya?jawab Dylan.
Devan hanya memejamkan matanya dan tidak menjawab pertanyaan Dylan.
"menurutku, di dunia ini tidak mungkin semua wanita harus menyukai dirimu,benar tidak?semua orang berbeda beda kegemarannya,kamu memang orang kaya,tampan tapi mau bagaimana lagi dia tidak tertarik dengan orang seperti dirimu."
Dylan yang sengaja tidak ingin menyia-nyia kan kesempatan menertawakan Devan sambil mengemudi sambil terus menerus berbicara sendiri dengan penuh percaya diri.
"tapi,seorang pengasuh mana bisa di bandingkan dengan seorang nona,makanya jangan terlalu dipikirkan lagi juga,dia tidak tertarik dengan dirimu,itu adalah hal yang bagus, bukan?"lanjut Dylan.
"Yang aku khawatirkan itu anak ku,dia bekerja bukan karena uang,juga bukan karena seseorang.menurutmu,apa tujuan dia?" tanya Devan yang tidak bisa menahan diri untuk memotong perkataan Dylan dengan nada datarnya.walaupun Simon tiba\- tiba hadir dalam kehidupannya,tapi bagaimana pun dia adalah ayahnya,dialah yang harus bertanggung jawab atas anak ini.
"kamu bukannya pernah bilang,latar belakang pengasuh ini biasa-biasa saja? menurutmu wanita yang bisa mengenal laki laki seperti itu,apakah bisa biasa-biasa saja? menurutku,kamu perlu siap siap deh,untuk kembali ke papamu sana!"sambung Devan.
Ayah Dylan,seorang perwira.Dylan spontan menggelengkan kepalanya dan menutup mulut,tidak berani mengeluarkan suara lagi.Selama ini Devan belum pernah menang adu mulut dengan dirinya.
Namun,data data pengasuh itu sudah di cek kebenarannya dan tidak ditemukan masalah saat itu.
Karena Andrew tidak kenal jalan di daerah itu,mereka baru tiba di rumah Devan pukul 05:15.
"kamu.....kenapa ingin kesini? ucap Andrew yang tidak bisa menahan diri untuk bertanya saat melihat kediaman Devan.