NovelToon NovelToon
Dinikahi Mahasiswa Dicintai Dosen.

Dinikahi Mahasiswa Dicintai Dosen.

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda / CEO / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:27.7k
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

Karena sering dibuli teman kampus hanya karena kutu buku dan berkaca mata tebal, Shindy memilih menyendiri dan menjalin cinta Online dengan seorang pria yang bernama Ivan di Facebook.

Karena sudah saling cinta, Ivan mengajak Shindy menikah. Tentu saja Shindy menerima lamaran Ivan. Namun, tidak Shindy sangka bahwa Ivan adalah Arkana Ivander teman satu kelas yang paling sering membuli. Pria tampan teman Shindy itu putra pengusaha kaya raya yang ditakuti di kampus swasta ternama itu.


"Jadi pria itu kamu?!"

"Iya, karena orang tua saya sudah terlanjur setuju, kamu harus tetap menjadi istri saya!"

Padahal tanpa Shindy tahu, dosen yang merangkap sebagai Ceo di salah satu perusahaan terkenal yang bernama Arya Wiguna pun mencintainya.

"Apakah Shindy akan membatalkan pernikahannya dengan Ivan? Atau memilih Arya sang dosen? Kita ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

"Permisi Pak."

Ngeeennng...

Arkan tancap gas setelah pamit pak Gun, motor pria itu melaju kencang dengan kecepatan di atas rata-rata.

"Arkan... Arkan" pak Gun geleng-geleng kepala pusing dengan sikap Arkan yang menurutnya tidak pernah dewasa menyikapi setiap persoalan.

Sementara Shindy hanya termangu memandangi Arkan yang menjalankan motornya seperti orang kesetanan. Ia sudah membayangkan bagaimana sikap Arkan ketika tiba di rumah nanti, Shindy pasti akan dijadikan sasaran.

"Shindy... Ayo naik" pak Gun mengejutkan lamunan Shindy.

"Terima kasih Pak, saya naik kereta saja" Shindy menolak halus.

"Daripada..." Wiguna hendak mengucap Daripada naik kereta lebih baik ia antar, tapi Shindy sudah menjauh meninggalkan dirinya dengan langkah tergesa-gesa.

"Shindy... Andai saja aku punya keberanian untuk mengutarakan perasaan ini kepadamu" pak Gun hanya bisa berguman sembari memandangi Shindy dari belakang.

Pak Gun sudah menaruh hati kepada Shindy sejak lama. Gadis sederhana, cerdas, dan sholehah itu mampu menggetarkan hatinya. Shindy berbeda dari wanita manapun yang pernah Wiguna kenal, tapi alasan Wiguna menunda menyampaikan perasaannya karena takut ditolak gadis pujaannya dan justu Shindy menjauh darinya.

Wiguna pun melanjutkan perjalanan ke PT teh Sinar Rembulan. Yakni Abdullah sebagai Owner perusahaan tersebut. Pabrik yang melambungkan nama Wiguna setelah diangkat menjadi Ceo oleh Abdullah sang pemilik perusahaan baru-baru ini.

Tentu saja Wiguna belum bisa meninggalkan tanggung jawabnya sebagai dosen yang sudah ia cintai sejak lulus s2 6 tahun yang lalu.

.

Di dalam gerbong kereta, Shindy sudah mendapat tempat duduk. Beruntung sekali, begitu masuk kereta belum banyak penumpang. Terlambat sedikit saja Shindy akan berdiri dan berpegangan Hand Strap. Tetapi bukan berarti tidak merelakan tempat duduknya untuk orang lain bila penumpang yang berdiri anak-anak maupun orang tua tentu saja Shindy tidak tega.

"Heh, berdiri loe!" Sinis salah satu wanita bersama temannya yang baru saja tiba. Wanita itu adalah Soraya dan Claudia. Dia berdiri angkuh di depan Shindy, melipat kedua tanganya di dada seolah penguasa kereta tersebut. Atas perintah Soraya Claudia dengan seenaknya menarik tangan Shindy.

Orang seperti inilah yang menyebalkan Shindy, tetapi ia tidak mau mengganggu ketertiban umum. Shindy lebih baik mengalah. Anggap saja nasibnya hari ini sedang tidak baik. Tadi pagi ketika berangkat dikerjain Arkan, ketika di kantin dua wanita ini mengusirnya, begitu juga saat keluar dari kampus terjadi drama, dan sekarang lagi-lagi Soraya menganggu. Sungguh tidak biasanya jika Soraya dan Claudia rela berdesakkan di kereta. Padahal biasanya dijemput supir dengan mobil mewah.

"Hahaha... gitu dong cupu..." Soraya tertawa meledek sembari meletakkan bokongnya di kursi.

"Cupu, kamu itu buruk rupa, jangan kegenitan menggoda pak Gun, apa lagi Arkan. Karena, mereka tidak akan tertarik wanita model kamu. Hanya pria buta yang akan memilih orang sepertimu" Soraya sudah mendapatkan tempat duduk, tapi masih juga menghina Shindy habis-habisan.

Banyak mata yang menoleh ke arah Soraya, sementara Shindy tidak mau meladeni kata-kata wanita yang menurutnya tidak punya sopan santun. Tubuh kecil tapi tinggi itu terpaksa menerobos banyak orang yang berdiri berpegangan Hand Strap, hanya untuk menjauh dari Soraya.

Drama siang pun selesai ketika Shindy sudah tiba di rumah mertua, lalu mengucap salam.

"Kok sepi Bi?" Shindy menoleh kamar mertua.

"Nyonya bersama Tuan sedang keluar Non..."

"Oh, tapi Arkan sudah tiba di rumah Bi?" Shindy memastikan. Ia berharap Arkan sudah berangkat ke kantor seperti perintah papanya. Bukannya Shindy tidak tahu jika Arkan lelah, tapi Shindy sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk membuat Arkan berubah lebih baik.

"Saya tidak tahu, Non" bibi memang tidak tahu Arkan pulang atau belum.

"Oh" Shindy meletakkan ransel di kursi, lalu ambil air dingin untuk meredam panas tubuhnya setelah kepanasan. Sambil duduk di kursi meja makan, Shindy menghabiskan air minum sambil menanyakan tentang kebiasaan Arkan sebelum menikah, apakah selalu melawan orang tuanya.

"Den Arkan sebenarnya tidak pernah melawan orang tua Non, hanya membantah ketika disuruh Tuan ke kantor. Kalau menurut bibi sih, wajar saja" Bibi selalu memperhatikan anak-anak kuliahan seusia Shindy dan Arkan. Usia 21 memang masih fokus kuliah, bukan bekerja. Bibi berbicara panjang lebar seseuai pengalaman pribadi.

"Benar juga Bi, tapi menurut saya, Papa juga tidak bermaksud memaksa, beliau hanya ingin Arkan belajar bekerja apa lagi sekarang sudah menikah."

Bibi membenarkan ucapkan Shindy lalu menyuruhnya untuk beristirahat.

Shindy masuk ke kamar tapi sepi, ia yakin jika Arkan belum pulang. Entah sedang bermain, atau ke kantor seperti perintah papanya, Shindy juga tidak tahu. Melihat kasur yang masih tertata rapi, Shindy rasanya ingin istirahat barang sebentar sebelum waktu berganti sore kemudian memasak untuk makan malam.

Tanpa ganti pakaian, Shindy merebahkan tubuhnya di kasur. Selagi tidak ada Arkan, ia ingin mencoba kasur empuk dan mahal itu. Namun, ketika baru saja memejamkan mata, telinganya mendengar pintu kamar mandi ada yang membuka.

Pria yang sudah ganti celana pendek muncul dari kamar mandi. Tatapan matanya seperti mata kucing hitam di tengah gelapnya malam, menyala dan menyeramkan.

"Arkan..." Shindy bangun lalu turun dari tempat tidur.

"Keluyuran kemana kamu?!" Tanya Arkan ngegas.

"Keluyuran?" Shindy mengeryit, balik bertanya.

"Ternyata sikap kamu yang pendiam itu hanya untuk menutupi keburukan kamu. Padahal kamu cewek liar, gampangan, dan mau saja walau diantar pria lain, padahal sudah punya suami" Arkan tampak marah membayangkan Shindy membonceng pak Gun lalu berpegangan perutnya mesra.

"Hihihi..." Shindy justru tertawa geli.

"Kenapa kamu malah tertawa, apanya yang lucu?" Sewot Arkan.

"Jadi, kamu mengira kalau saya tadi diantar Pak Gun? Enak saja, orang saya naik kereta kok" Shindy merogoh saku lalu memberikan kertas tagihan membayar kereta.

Arkan melirik kertas berwarna hijau itu tidak berkata-kata, lalu naik ke tempat tidur.

"Eh, sekarang bukan waktunya tidur, Arkan" Shindy menarik selimut dan mematikan ac yang baru saja Arkan nyalakan. Bukannya Shindy tega, tapi Arkan harus menepati janjinya kepada papa, mengikuti rapat jam tiga sore.

"Apa urusan kamu melarang saya? Saya mau tidur kek, main game kek, kamu tidak ada hak untuk mengatur hidup saya. Mengerti?!" Arkan hendak ambil remote di kasur, tetapi Shindy ambil lebih dulu.

"Jelas saya ada hak untuk mengingatkan kamu Arkan, karena kamu sudah menjadi suami saya. Apa kamu tidak ingat ketika mengucap janji suci di hadapan Allah? Bukankah tempo hari saya sudah menolak pernikahan ini, tapi kamu nekat. Kamu pikir saya bangga punya suami sepertimu? Tentu tidak Arkan. Bertanggung jawab untuk diri sendiri saja kamu belum bisa, apa lagi melindungi saya wanita yang sudah terlanjur kamu nikahi" yang Shindy maksud, Arkan shalat saja tidak pernah bagaimana mau menjadi imam untuknya.

"Arkan, jika kamu belum siap berumah tangga, saya akan datang ke KUA untuk membatalkan perkawinan ini, daripada kita pertahankan tapi saling menyakiti."

...~Bersambung~...

1
Kasandra Kasandra
lanjut double up
Bu Kus
jujur aja sha biar Arkan terbakar cemburu
Bu Kus
sabar pak gun semoga ada yang lebih baik lg
Bu Kus
kayanya gak mungkin itu Clara hamil anak nya Arkan pasti sama orang lain
biby
bakalan perang Dingin gegara cemburu. rasain lo arkan, ga baik baik sm shindy bakalan d tikung pak gun
Lia siti marlia
nah nah kaya bau bau yang cemburu tuh tanya tanya
muhammad ihsan
double up dong thor
Wartini
semoga Arkan sadar secepatnya bahwa Shyndi istri yang baik
Kasandra Kasandra
lanjut
Lia siti marlia
sabar yah pak dosen 😁
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
bukan cinta tapi obsesi....
Wartini
Kasihan Syndi ditekan sana sini
vj'z tri
seneng nya kok main keroyokan 😏😏😏😏
Amy
bukan rela, tapi bodooh bin goblok,, udah tahu laki nda suka smaa diaa

laah dia nekaad, kenapa nda di kasih KOid ajaa siiih
Kasandra Kasandra
lanjut double up
Zeni Supriyadi
Clara dibikin mati aja thor biar gak bikin masalah, tp sebelum mati Clara harus sadar ngaku klo hamilnya sm orang lain atau pura2 hamil gitu. Kasian Sindy dipojokkan sm ortunya Clara dasar orang tua gak punya ahklak anaknya salah malah didukung trs🙄 Lawan Shy jgn diam aja
Lia siti marlia
prettt kok ada yah orang tua yang ngedukung anak nya jadi pelakor ....terus belum tentu juga tuh anak yang di kandung clara anak nya arkan atau jangan jangan clara pura pura hamil lagi
Dewi Masitoh
kok bisa ada ortu modelan kyk ortu clara..dukung anaknya jd pelakor
davina aston
👍👍👍👍👍👍👍👍
Lia siti marlia
alhamdulilah shindy gak jadi janda perawan 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!