Sinopsis Singkat "Cinta yang Terlambat"
Maya, seorang wanita karier dari masa depan, terbangun di tubuh Riani, seorang wanita yang dijodohkan dengan Dimas, pria dingin dari tahun 1970-an. Dengan pengetahuan modern yang dimilikinya, Maya berusaha mengubah hidupnya dan memperbaiki pernikahan yang penuh tekanan ini. Sementara itu, Dimas yang awalnya menolak perubahan, perlahan mulai tertarik pada keberanian dan kecerdasan Maya. Namun, mereka harus menghadapi konflik keluarga dan perbedaan budaya yang menguji hubungan mereka. Dalam perjalanan ini, Maya harus memilih antara kembali ke dunianya atau membangun masa depan bersama Dimas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon carat18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 – Tantangan Baru di Ladang
selamat membaca guys ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ 🐸
******
Matahari bersinar terik ketika Maya kembali mengangkat cangkul nya. Keringat mulai membasahi pelipis nya, tetapi ia tidak mengeluh. Setelah beberapa hari bekerja di sawah, tubuh nya perlahan mulai terbiasa dengan rutinitas yang melelahkan ini. Meski tidak sempurna, setidak nya ia tidak lagi terlalu canggung.
Dimas berdiri beberapa meter dari nya, bekerja tanpa banyak bicara seperti biasa. Pria itu selalu fokus, seperti tidak ada yang bisa mengganggu nya.
Maya diam-diam mencuri pandang ke arah nya. Meski suami nya itu terkesan dingin, ia tidak pernah benar-benar mengabaikan nya. Dimas tidak mengucapkan kata-kata manis atau memberikan perhatian langsung, tetapi ia tetap memastikan bahwa Maya baik-baik saja.
Sebuah suara tiba-tiba membuyarkan pikirannya.
"Riani! Tolong ambilkan air di bawah pohon beringin!" teriak salah satu petani tua, Pak Rahman.
Maya mengangguk cepat dan berlari kecil ke arah yang ditunjukkan. Di bawah pohon besar di tepi sawah, ada beberapa kendi tanah liat yang diisi air dingin. Maya mengambil satu kendi dan membawa nya kembali.
Saat ia berjalan melewati sekelompok wanita yang sedang istirahat, mereka mulai berbisik-bisik.
"Hei, kau lihat? Riani benar-benar berubah, ya?"
"Iya… padahal dulu dia malas sekali."
"Tapi tetap saja, kasihan Dimas. Aku dengar mereka di jodohkan tanpa cinta. Bisa jadi Dimas sebenarnya tidak menginginkan nya."
Maya mendengar semuanya, tetapi ia berpura-pura tidak peduli. Ia tahu orang-orang masih ragu pada nya, tetapi itu tidak masalah. Ia akan membuktikan bahwa ia bukan Riani yang dulu.
Namun, entah mengapa, kalimat terakhir itu menusuk hati nya sedikit lebih dalam.
Benarkah Dimas tidak menginginkan nya?
Siang itu, setelah pekerjaan di sawah selesai, Maya duduk di pinggir pematang, menikmati semilir angin yang menyegarkan. Tangan nya terasa kaku dan lelah, tetapi hatinya cukup puas dengan apa yang telah ia lakukan.
Dimas duduk di dekat nya, meneguk air dari botol bambu. Hening sejenak di antara mereka, hanya terdengar suara jangkrik dari kejauhan.
Akhirnya, Maya memberanikan diri bertanya, "Dimas… aku ingin tahu sesuatu."
Dimas menoleh sekilas. "Apa?"
Maya menggigit bibir nya sebelum bertanya, "Kau benar-benar tidak menginginkan pernikahan ini, kan?"
Dimas terdiam. Mata nya menatap lurus ke depan, seperti sedang memikirkan jawaban nya dengan hati-hati.
"Awal nya tidak," kata Dimas akhir nya.
"Aku tidak pernah berpikir untuk menikah dalam waktu dekat, apalagi dengan seseorang yang tidak ku kenal dengan baik."
Jawaban itu seharus nya membuat Maya kecewa, tetapi entah mengapa, ia lega mendengar kejujuran nya.
"Tapi," lanjut Dimas, kali ini menatap Maya dengan serius, "kau berubah."
Maya mengerjapkan mata, tidak menyangka akan mendengar itu.
Dimas melanjutkan, "Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi kau bukan lagi Riani yang dulu. Kau tidak mengeluh, kau bekerja keras, dan kau berusaha menyesuaikan diri dengan hidup di sini. Itu… sesuatu yang tidak pernah kuduga."
Maya merasakan jantung nya berdetak lebih cepat. Itu mungkin bukan pernyataan cinta, tetapi setidak nya, itu adalah pengakuan bahwa usaha nya tidak sia-sia.
Maya tersenyum kecil. "Aku hanya ingin membuktikan bahwa aku bisa bertahan."
Dimas menatap nya sesaat, lalu mengangguk. "Lanjutkan. Aku ingin melihat sejauh mana kau bisa pergi."
Maya terkekeh. "Apakah itu semacam tantangan?"
Dimas tersenyum tipis, sesuatu yang sangat jarang terjadi. "Mungkin saja."
Maya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi untuk pertama kali nya, ia merasa bahwa ada harapan dalam pernikahan ini.
Dan ia siap menerima tantangan itu.
******
Terima kasih sudah membaca guys ❤️🐸❤️❤️❤️