Muara Cinta

Allah tak akan mempertemukan dua orang tanpa alasan dan tujuan, boleh jadi dia akan merubah hidup kamu dan boleh jadi kamu yang merubah hidup dia. Boleh jadi kita beri dia pelajaran atau dia yang bagi kita pelajaran, tidak ada yang sia-sia. Semua Allah tetapkan. percaya pada Allah, dan jangan terlalu kecewa bila Allah mengambil dia dari kamu sebab mungkin ada sesuatu yang Allah ajarkan pada kamu. Dan bila masa pembelajaran sudah selesai, jangan terkejut kalau Allah tarik dia dari kamu. Allah pisahkan kamu darinya, kadang-kadang orang itu datang hanya singgah dan bukan untuk stay selamanya makanya kalau sayang jangan terlalu.

...****************...

"Ibu nggak mau tau, Andri! Berani kamu meninggalkan Gia, Ibu pastikan Andara akan tahu pernikahan keduamu."

Perkataan ibunya terngiang ditelinga Andri. Panggilan itu telah diakhiri lebih dulu olehnya, pria itu mengacak rambutnya meluapkan emosi.

Andri terjebak di sini, tapi otak serta hatinya terus menerus memikirkan Andara yang jauh di sana.

"Mas,"

"Maaf, Gi, malam ini mas tidur di kamar tamu saja."

"Tidak bisa, malam ini aku lagi pingin" kata terakhir diucapkan Gia dengan nada menggoda.

Sayangnya lelaki itu kepalang kecewa, bagaimana bisa memenuhi keinginan istrinya jika pikiran pria itu ruwet.

Dan malam ini, Gia benar-benar tidak mendapatkan apa yang dimau.

Harusnya Gia bisa merasakan nafas cinta Andri terus memanggil nama wanita lain, setiap detik, wanita lain yang suaminya ingat wanita itu selalu di hati Andri.

Pagi harinya Gia sudah tak menemukan Andri di sampingnya, tapi suara air di kamar mandi, menjawab keberadaan Andri.

Gia kaget saat pintu kamar mandi terbuka, setelah beberapa menit, ternyata bukan Andri yang keluar dari sana, melainkan pelayan pribadi wanita itu.

"Mana suamiku, Aya?" suara Gia sudah meninggi.

"Anu, Nona.. tuan muda sudah pergi dini hari tadi."

Jawaban itu sontak membuat Gia geram. Ternyata Andri tidak mudah dikendalikan.

Adik Gavin itu mengamuk, dia sangat kecewa dengan dua orang sekaligus, tidak temannya, tidak kakaknya, keduanya tidak bisa dihubungi saat dia membutuhkan mereka.

Aya. Wanita itu tidak berani mendekat. Membiarkan wanita cantik nan kaya raya itu berbuat sesuka hatinya. Tempat tidur yang tadinya cukup rapi kini sudah berhamburan, barang di atas meja rias juga sudah disapu dengan tangan kecil yang dikuasai amarah hingga apa saja yang ada di atasnya kini berserakan di atas lantai.

Di tempat lain. Andri tidak bisa menemukan informasi pasti tentang istrinya. Wanita paruh baya mengatakan korban kecelakaan tunggal yang Andri tahu Andara dibantu seorang pria untuk dibawa ke sebuah rumah sakit. Saksi tersebut juga mengatakan bahwa ganti rugi bangunan yang Andara tabrak sudah mendapatkan pembayaran dari seseorang tersebut, sialnya mereka tidak tahu siapa laki-laki yang membantu Andara. Mereka merasa asing, tapi menurut informasi sepertinya laki-laki tersebut bukan orang biasa.

Andri sudah mendatangi tiga rumah sakit terdekat dari lokasi kejadian. Tapi tidak ada pihak rumah sakit yang bisa memberi informasi tentang istrinya.

Kesekian kalinya roda kemudi jadi tempat pelampiasan kekesalan pria itu.

Perasaan lelaki itu campur aduk, Andri tidak tenang dan benar-benar bisa gila jika tidak segera menemukan keberadaan sang istri.

Sementara disebuah rumah sakit ternama, dua pasang mata saling tatap dengan tajam.

Pria yang mengenakan pakaian kebesarannya sebagai seorang dokter spesialis bedah itu tak gentar dengan tatapan pria didepannya. Dia adalah Farazt, laki-laki tampan dengan sejuta pesona yang sayangnya tidak pernah akur dengan lawan pandangnya.

Sementara di satu sisi ada Gavin yang tidak pernah suka dengan laki-laki yang berpotensi sebagai dokter spesialis bedah yang tidak lain adalah sepupunya.

Jika Gavin adalah keluarga pemilik perusahaan di bidang penerbangan maka di satu sisi ada Farazt Ambelo. Satu keluarga pemilik galangan kapal paling besar di Indonesia dan puluhan terminal peti kemas yang menyebar di seantero Asia. Jangan menyebutkan bisnis detail keluarga itu. Rumah Sakit mereka dapat ditemui di sepanjang pulau yang menyebar di seluruh Indonesia.

Mereka yang memiliki nama belakang Ambelo lebih banyak menjadi seorang dokter, bukannya perusahaan tak lagi beroperasi, tetapi kedua orang tua Farazt masih lengkap, dan Kakak lelaki pria itu yang kini bertanggung jawab mengelola usaha keluarga mereka.

Farazt sendiri mencintai profesinya yang bagi sebagian orang sangat menantang. Sepanjang hidupnya harus siap tidak tidur karena panggilan cito atau jadwal. Perkembangan teknologi bedah harus terus diikuti jika tidak mau ketinggalan teknik operasi.

"Dia akan sadarkan diri dalam beberapa jam." Farazt mengulas senyum.

Tidak ada senyum balasan dari sang lawan bicara. Farazt tidak tersinggung, dia sangat kenal karakter sepupunya. Gavin tipe pria yang dingin, dan keras. Satu-satunya yang bisa membuat pria itu melembut adalah sang adik, Gia. Lelaki itu sangat posesif pada gadis itu.

"Untuk bisa kembali normal, seharusnya dilakukan operasi, tapi itu harus dengan persetujuan si pasien, untuk itu akan lebih baik menunggunya siuman." Farazt kembali menuturkan, kali ini ada respon dari Gavin.

"Hmm," hanya seperti itu, sampai Farazt melewati dirinya.

...****************...

Andara membuka mata, dan menemukan dirinya di tempat asing. Wanita itu tersenyum miris mengingat kejadian yang sudah dilaluinya. Andara ingat, dia mengalami kecelakaan dan kini Andara berada di sebuah ruangan rumah sakit.

"Hai.." sapa Farazt pada pasiennya yang terbaring seorang diri.

Andara berpaling dan menemukan seorang dokter menyapanya.

Farazt Ambelo belum pernah se-salting ini di depan perempuan, Farazt bukan laki-laki culun yang belum pernah pacaran atau tertarik pada lawan jenis. Gila saja, umurnya akan segera menginjak angka 32 tahun ini. Dia bahkan pernah menjalin hubungan dalam jangka waktu panjang dengan seseorang perempuan bernama Camelia Sandra. Meski akhirnya kandas, tapi intinya Farazt bukan seorang amatir dalam hal asmara. Untuk pertama kalinya setelah selesai menangani wanita yang menjadi pasiennya dia ingin segera melihat wanita malang itu membuka mata. Dan kini ketika harapannya terkabul, Farazt malah mendapatkan senyuman tipis termanis seumur hidupnya. Bukan apa, ini juga kali pertama pria itu memeriksa sendiri pasiennya setelah ia tangani.

"Ada keluhan?" mengurai kegugupan dan berusaha menjadi profesional Farazt bertanya.

Andara menggigit pipi bagian dalamnya, semua terasa sakit, sekujur tubuhnya terasa nyeri, tapi dia sadar, tidak ada siapa-siapa disisinya.

"Apa dia sadar?"

Belum sempat Andara menjawab pertanyaan Farazt, seseorang tiba-tiba masuk dan bersuara.

Andara hampir tak percaya siapa yang berdiri di ambang pintu. Laki-laki itu yang telah menginjak harga dirinya, laki-laki itu yang berniat menyerangnya.

Sama halnya Andara, Farazt juga tak menyangka kalau Gavin akan datang kembali, Farazt berpikir Andara hanya tidak sengaja tertabrak mobil Gavin, tapi dipikir-pikir jika hanya korban ketabrak mobilnya, lelaki itu tidak harus membawanya sendiri sampai baju mahal pria itu dipenuhi noda darah.

Lantas siapa wanita ini? Apa hubungannya dengan si dingin Gavin?