TOO BEAUTIFUL

"Honey, jam berapa mommy-mu datang?" tanya Blue sambil meminum jus apelnya.

"Satu jam lagi mungkin," jawab Honey yang kini tampak menatap ke arah wajah Blue yang tampan.

"Kau terkagum-kagum padaku ya?" tanya Blue tersenyum miring.

Honey mengangguk dan tersenyum.

"Kini aku mengerti definisi pria tampan," ucap Honey kembali tersenyum.

Blue tertawa pelan. "Masih banyak pria lain di luar sana yang lebih tampan dariku," sahut Blue.

"Tapi tak semua baik sepertimu," ucap Honey yang membuat Blue sedikit tersanjung.

Blue kembali tertawa. "Kau benar-benar gadis lugu. Aku tak sebaik yang kau pikir, Nona," jawab Blue.

"Apa kau selalu sendirian?" tanya Blue kemudian.

"Aku hanya bersama mommy saja. Selain itu ada dua kurir yang kutahu setiap mereka mengantar bahan makanan kami atau kebutuhan kebun lainnya," jawab Honey.

Blue mengangkat kakinya ke sofa dan melihat ke arah Honey dendan intens karena sangat tertarik dengan cerita hidup Honey yang cukup langka ini.

"Itu artinya kau pernah bertemu orang selain ibumu," ucap Blue.

"Ya, aku melihatnya dari jendela. Dan mereka adalah paman tua yang umurnya di atas mommy," jawab Honey.

"Kau sama sekali tak boleh bertemu dengan orang lain selain ibumu?" tanya Blue semakin penasaran.

Honey mengangguk dan memakan kue keringnya.

"Kau tak membersihkan wajahmu?" tanya Blue.

"Tidak, karena kata mommy, aku akan aman jika aku berpenampilan seperti ini di depan orang lain," jawab Honey jujur.

Sayup-sayup terdengar suara traktor dari kejauhan. Dan hal itu membuat Honey langsung beranjak berdiri dari sofanya.

"Oh God, itu mommy. Pergilah sekarang," ucap Honey dengan wajah panik.

"Tenanglah, aku akan menemui ibumu," jawab Blue santai.

"Tidak, aku sangat mengenal watak mommy. Pergilah sekarang, please," ucap Honey dan berlari ke arah jendela untuk melihat kedatangan ibunya.

"Aku tak takut pada ibumu, Honey," sahut Blue.

"BLUE!! PLEASE!!" bentak Honey dan menarik tangan Blue dan menyeretnya ke pintu belakang.

"Jika mommy tahu keberadaanmu, aku tak akan boleh keluar dari rumah lagi," ucap Honey pelan karena takut suaranya terdengar sampai keluar.

"Baiklah, Princess. Aku pergi," jawab Blue dan keluar melalui pintu belakang.

CUP ...

Honey mencium pipi Blue dan membuat Blue sedikit terperangah.

"Hati-hati, Temanku. Besok aku akan ke tempatmu lagi," ucap Honey tersenyum dan menutup pintunya.

BRAK ...

Blue tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Lalu dia melihat ke arah beranda depan dan akan berlari dari bukit setelah Marilyn masuk ke dalam rumah.

Sedangkan Honey langsung membereskan cemilan dan gelas jus milik Blue tadi.

Beberapa menit kemudian, Marilyn pun masuk ke dalam rumah.

"Halo, Sayang," ucap Marilyn pada sang putri yang ada di dapur.

"Hai, Mom," sahut Honey.

"Kau masih sangat kotor, Sayang. Apakah kau baru saja datang bermain?" tanya Marilyn.

Honey mengangguk sembari menaruh gelas yang baru saja dicucinya.

"Aku haus dan langsung minum jus apel. Jadi aku belum membersihkan tubuhku," ucap Honey.

"Baiklah, setelah ini, mommy akan membantumu menggosok tubuhmu," kata Marily.

Honey mengangguk. Lalu Marilyn melihat toples camilan yang isinya tinggal setengah.

"Kau makan itu?" tanya Honey.

"Ya, Mom. Aku lapar dan ingin makan itu," jawab Honey.

"Kau tak boleh terlalu banyak makan makanan manis, Sayang. Lihatlah berapa kalori yang sudah masuk ke tubuhmu barusan? Jika kau tak bisa menahannya, kau bisa gemuk dan terkena penyakit gula. Mommy sudah menghitung kalori yang harus masuk ke tubuhmu tidap hari. Jangan merusaknya dengan camilan manis itu," kata Marilyn panjang lebar.

"Baik, Mom," jawab Honey seperti biasanya.

Marilyn hanya ingin mereka hidup sehat dan tak perlu ke dokter. Percaya tak percaya, Honey tak pernah sekalipun mengalami sakit parah selain demam dan flu saja selama hidupnya.

Itu karena Marilyn benar-benar memproteksinya dengan ketat semua asupan makanan yang dikonsumsi Honey.

*

*

Honey kini berada di dalam bath tub dan Marilyn tampak menggosok tangannya yang menghitam karena arang.

"Besok aku ingin keluar bermain lagi. Tak apa, kan?" tanya Honey.

"Nanti kulitmu terbakar karena sering terkena sinar matahari, Sayang," jawab Marilyn.

"Aku menemukan kelinci tadi. Aku ingin mencarinya lagi besok. Apakah boleh?" tanya Honey berharap.

Akhirnya Marilyn mengangguk karena setidaknya Honey tak bertanya macam-macam lagi hari ini.

"Thank you, Mom," ucap Honey dengan senyum mengembang.

Setelah mandi, Honey langsung menuju kamarnya. Dia melihat ke arah jendela dan tersenyum.

"Besok aku akan menemuimu lagi, Blue," gumam Honey berbisik.

*

*

Setibanya di lokasi mobilnya, Blue langsung masuk ke dalam tenda. Dia mengambil kaleng makanan lalu memanaskannya melalui api khusus dari briket yang dibawanya.

Setelah hangat, Blue pun langsung memakan makanan kaleng itu dan mengambil sekaleng soda yang menjadi teman makannya kali ini.

Pikirannya masih tertuju pada Honey dan hidupnya yang langka.

"Honey ... Entah mengapa kau seperti memiliki magnet yang membuatku tertarik mengenalmu lebih jauh," gumam Blue tersenyum.

Bertemu wanita se-unik Honey adalah kali pertama dalam hidupnya. Dia bahkan tak menyangka jika petualangannya kali ini berbeda dengan sebelum-sebelumnya karena dia menemukan seorang wanita langka yang bisa dibilang primitif karena tak pernah berinteraksi dengan mahluk sosial lain selain ibunya.

Tak ada internet di hutan ini dan membuat Blue tak bisa berselancar di dunia maya. Dia mengambil kameranya dan memotret beberapa obyek yang cukup menarik di sekitarnya termasuk air terjun itu.

*

*

Pagi-pagi sekali, Honey sudah bersiap-siap keluar dari rumahnya. Marilyn yang ada di dapur melihatnya.

Honey pun mulai membalurkan arang ke wajah dan tangannya.

"Kau mau keluar sekarang?" tanya Marilyn.

"Ya, Mom," jawab Honey dan memasukkan makanan yang ada di meja ke dalam tas besarnya.

"Sayang, kau akan makan di luar?" tanya Marilyn.

"Ya, aku ingin piknik. Mommy ikut?" tanya Honey balik.

"Tidak, hari ini mommy harus menjahit beberapa baju dan sprei yang sobek," jawab Marilyn yang membuat Honey lega.

'Syukurlah ...' batin Honey.

"Hati-hati, Sayang. Jangan masuk terlalu dalam ke hutan," ucap Marilyn.

Cup ... Honey mencium kedua pipi Marilyn dan mengangguk.

"Baik, Mom. Bye, i love you," pamit Honey.

Marilyn tersenyum dan cukup senang Honey tak terlalu banyak bicara kali ini. Setidaknya dengan bermain di hutan, Honey akan mendapatkan kesenangannya di sana.

Honey berjalan hingga hampir melompat-lompat ketika menyusuri bukit menuju hutan. Dia juga bersenandung seperti biasanya.

Tetapi kali ini hatinya lebih bahagia karena dia akan bertemu dan bermain lagi dengan Blue.

Honey berjalan cepat dan terkadang berlari agar sampai ke tenda Blue. Hingga akhirnya dia tiba di air terjun dan melihat Blue sedang berenang di sana.

"BLUE!!!" teriaknya sambil melambaikan tangannya dari atas bukit dengan aliran air terjun.

Blue pun menoleh ke arahnya dan ikut melambaikan tangannya.