Kami saling mencintai , pernikahan kami sudah tinggal menunggu hari, tapi sepertinya takdir ku harus berpisah darinya. Karena sebuah kecelakaan yang menyebabkan calon suami ku meninggal dunia.
Damian, adalah putra semata wayang keluarga Adi ningrat, karena itulah aku terseret dalam masalah keluarga mertuaku saat calon pewaris tunggal mereka telah tiada.
Orang yang telah kuanggap Ibu kandungku sendiri memintaku bahkan memohon kepadaku agar aku mau membantu keluarga mereka.
Betapa terkejutnya aku mendengar permintaan dari calon Ibu mertua ku. Beliau memintaku untuk tidak membatalkan pernikahan .
Aku akan tetap menikah bukan dengan calon suamiku tapi dengan calon Papa mertuaku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
Author POV
Diruang rawat Bening yang sudah dua hari tak juga membuka matanya itu, tak hanya terlihat keberadaan Damar dan juga Widuri namun juga lengkap kehadiran keluarga Bening.
Berawal kecurigaan mereka yang tak dapat menghubungi Bening hampir satu bulan terakhir membuat Kaka Bening datang kediaman keluarga Adi Ningrat itu, Dan ucapan pelayan Damar membuat Kaka Bening murka, saat mengetahui sang adik di ungsikan bahkan ditinggalkan pasangan Damar dan Widuri Alasan apapun harus nya jika Damar berlaku adil sudah selayaknya Damar pun turut membawa Bening kemanapun dirinya pergi mengingat Bening pun istri damar juga.
Dan kemurkaan itu lebih membara saat mengetahui akibat prilaku buruk suami istri itu Bening hampir depresi dan juga harus kehilangan anaknya
Widuri pun turut terkejut saat mengetahui ponsel Bening yang ternyata di bawa Damar ke pulau seribu, bahkan Widuri juga tidak mengetahui alasan kemarahan Damar saat itu.
Kini Tidak hanya Damar Widuri pun turut menyesali tindakanya, terlebih saat dirinya mengetahui ada nyawa yang hilang akibat kejadian itu.
Kakak Bening ingin memboyong sang adik kekaliman, tak perduli dengan pasangan suami istri di hadapanya itu, bahkan Kaka Bening meminta Damar menceraikan sang Adik yang membuat Widuri memohon kesempatan pada keluarga Bening Damar turut dalam permohonan, meski harus merendahkan diri di depan pria yang nyatanya jauh lebih muda darinya Damar rela.
Umpatan itu tak pernah surut dari bibir sang Kaka, membuat hati Damar dan Widuri begitu bersalah
" Hiks, hiks.." tiba-tiba dari bibir Bening terisak kecil membuat Kaka Bening spontan mendekati tubuh adiknya.
Mata Bening terbuka
Sedetik
Dua detik
Tiga detik
Tubuh Bening terguncang hebat melihat kehadiran Kakanya, dengan cepat Bening memeluk tubuh Kakanya dengan tangis yang menyayat hati.
"Bawa aku Kak, jangan tinggalkan aku ..hu. hu. hu... " Bening tersendu
Tubuh Damar kaku melihat keadaan Istri nya, belum lagi melihat kepedihan Bening yang begitu nyata, nyatanya itulah buah perilakunya selama menjadi suami Bening
"Dengan senang hati dek' persiapkan dirimu!!" ucap Kaka Bening mengelus punggung adek nya
"Mas!! " tegur Ayah Bening.
Kakak Bening mendengus, terpaksa melerai dekapannya, namun sepertinya Bening tak mau melepaskan pelukan dirinya dari sang kakak.
"Dek!!" tegur Kaka Bening, yang membuat pelukan itu mengendur, mata yang sudah dua hari setia tertutup itu kini menatap sekilas kehadiran seseorang yang begitu melukai hatinya.
Kakak Bening memberi kode pada Damar dan mengintruksikan supaya mereka segera keluar, agar memberikan waktu berdua untuk Bening dan Damar, sesuai kesepakatan mereka sebelumnya saat meminta Damar melepaskan Bening dan ditolak oleh pihak Damar dan Widuri dan menyerahkan keputusan pada Bening
Setelah pintu tertutup Damar mendekati tubuh istrinya, yang nyatanya hampir saja memberikan dirinya seorang anak, mengingat itu membuat Damar merasa sesak.
Tubuh Bening bergetar hebat, jelas Bening merasa begitu takut Dengan sosok Damar, melihat itu hati Damar seperti di hujani busur panah.
Pelan damar mendudukkan dirinya di hadapan Bening yang menunduk dalam.
"Bening!!" sapa Damar begitu lirih, namun tak ada respon berarti dari Bening
"Bening!!" masih Hening
"Maaf !! karena kebodohan ku , kita kehilangan anak kita." ucap Damar begitu lemah dengan suara yang begitu dalam, seketika Bening mendongak menatap wajah yang menatapnya begitu penuh penyesalan.
Melihat respon Bening, Damar melorot dari tempat duduknya, menekuk lututnya dan menangkupkan kedua tangannya.
"Hukum aku, kamu boleh pukul bahkan melakukan apapun padaku namun aku mohon, beri aku kesempatan untuk tetap menjadi suami mu!!"
Bibir Bening terseyum namun mata itu meneteskan bulir air mata, sepersekian detik tiba-tiba Bening terbahak, yang membuat Damar terkesiap
"Apa salah ku?? kenapa kalian memperlakukanku seperti seorang tahanan, dan ada hak apa Anda menghapus seluruh galeri ponsel tanpa seizin ku??, bahkan anda lancang membawanya begitu saja ??"