Satu hubungan rumah tangga yang di harapkan oleh istri, menjadi tempat nyaman dan tentran tapi ternyata yang dia rasakan sebaliknya. Akan kah sang istri mendapatkan kebagian dalam rumah tangganya, dari suaminya, atau bahkan di dapatkan dari orang lain.
Bab 26
Saat ini di apartemen milik Briel, semua barang- barang berantakan serta banyak yang berceceran di lantai pecah- pecahan kaca dan semua pakaian milik Liora yang berantakan.
Tidak dari itu genggaman tangan serta buku tangannya yang berdarah karna meninju - ninju dinding serta kaca.
Ia terduduk dengan siku yang bertumpu pada lutut di bersandar di bawah tempat tidur memandang ke arah keluar balkon kamar Liora.
Liora, wanita itu yang ia kira akan selalu
berada di dekatnya meskipun ia perlakukan dengan buruk.
Wanita yang selalu menerima semua
perilakunya, wanita yang selalu menyambutnya dengan tersenyum manis ketika ia pulang ke rumah. Entah itu kapan pun waktunya.
Wanita yang selalu menunggunya di meja makan, dengan masakn yang lengkap. Meski terkadang sampai tertidur di sana.
Rumah yang selalu bersih, pakaian yang selalu rapi, makanan yang selalu terhidang. Meskipun semua itu tisak pernah ia dapatkan balasannya, tapi ia tetap dengan setia menunggu dengan senyumnya.
“ AAAAAA…. Hiksss“ Briel berteriak keras sambil terisak- isak dan menjambak rambutnya dengan kedua tangannya.
“ Lioraaaa….
“ hiksss “
“ Lioraaaa….
“ Lioraaaaa
Ia terus menanggis sesegukan tanpa bisa tau bagaimana berhenti.
———
Liora, Bhima dan Mamah Bhima asik sedang
menonton film berdrama romantis korea di kursi panjang dengan sofa yang menopang kaki mereka.
Sedangkan Bhima yang tidak begitu suka dengan genre film itu asik bermain ponselnya, sambil mengurus- urusan anggota BEM nya.
Sedangkan Liora dan Mamah Bhima sesekali bercengkrama ria sesekali.
“ Liat deh itu, Ra. Persis kek Bhima kan tingkahnya “ tunjuk Mamah Bhima ke Liora.
Bhima yang menyadari namanya di sebut
melirik sebentar ke arah mereka berdua lalu ke
layar televisi lebarnya itu, lalu menggeleng- geleng sambil tersenyum.
Liora tersenyum ke arah mamahnya lalu memandang Bhima ketika mereka bertatap matanya saling mengunci, dengan senyum manis mereka saling memutus kontak mata dan melirik ke arah layar televisi lagi.
Liora tersipu malu, dan Mamah Bhima menyadari kontak mata mereka berdua.
Ekhm…
Mamah Bhima berdehem mencairkan suasana,
Liora gelagapan seolah sudah tertangkap basah.
Mamah Bhima yang menyadari itu
menggenggam lembut tangan Liora.
“ Sayang, kamu di sini jangan sungkan, jangan canggung ya nak. Anggap Mamah ini sebagai Mamah kamu jugak ya nak. Sedikit banyaknya Mamah tau ceritanya, kalo kamu mau berbagi cerita dengan Mamah. Mamah sangat siap dan senang mendengarkan bahkan membantu jika ada yang bisa Mamah bantu nak. “ iya
mengusap- usap lembut tangan Liora dengan lembut.
Liora menatap lekat wajah Mamah Liora iya menatap sendu mata sejuk Mamah Bhima yang selama ini tidak pernah ia dapatkan, dari siapapun sebelumnya.
Dan tiba- tiba ia menunduk menanggis sedu
“ Hei, sayanh kamu kenapa ? “
Liora menggeleng, lalu mendangak dengan air mata yang membasahi pipinya.
“ Gak pap Tante, Makasih tante “ sambil tersenyum menatap nya
Bhima datang menghampiri mendekat ke arah Liora, dan mengelus lembut sisi bahu kiri kanan Liora dan mengecup lembutrambut
bagian belakang kepala Liora.
Liora terkejut dan mencoba menghindar mendekat ke aeah Mamah Bhima.
Mamah Bhima memahami itu.
“ Ah kamu malu- malu kucing kayak gitu sih, Ra. Mamah jadi malu “ ucapnnya sambil
menutup mulut nya dengan ujung jemarinya.
Liora menoleh ke kedua arah ke Bhima lalu ke Mamah Bhima lagi dengan tatapan bingung.
“ ya udah, kalian santai- sabtai aja dulu berdua ya. Mamah mau turun dulu “ Ucapnya berdiri meninggalkan dua pasangan itu.
Liora gaguk
“ Sayang, bawa Liora istirahat di kamarmu. Kalo dia capek atau ngantuk ya “ Ucap Mamah nya kenpasa Bhima
Bhima tersenyum dan mengangguk lalu ia kembali duduk menghadap ke tv besar itu dan merangkul Liora dari samping.
“ Udah sini sayang, santai aja sih. Mamah gak akan marah” ucapnya santai
Sedangkan Liora jantungnya berdebar hebat seperti hendak keluar.
Karna jujur Liora belum pernah seperti ini di depan orang tua pasangannya.
Liora mencoba rileks menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa.