NovelToon NovelToon
Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Cintapertama
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lentera Sunyi

Suatu kondisi yang mengharuskan Zidan menikahi Khansa, teman masa kecilnya yang tinggal di desa, atas permintaan terakhir neneknya yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Disisi lain, Zidan memiliki kekasih setelah bertahun-tahun tinggal di kota.

Pernikahan itu terjadi karena satu syarat yang diberikan Khansa, mau tidak mau Zidan menerima syaratnya agar pernikahan mereka bisa berlangsung.

Bagaimana kehidupan pernikahan Zidan dan Khansa?

Lalu bagaimana hubungan Zidan dengan kekasihnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sunyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekecewaan

“Kita tau, sebelum lo berhubungan dengan Zidan, lo sudah beberapa kali berhubungan dengan laki-laki lain. Aku tidak yakin jika perasaanmu tidak goyah. Meskipun sedikit, rasa itu pasti ada. Begitupun saat lo bersama dengan Zidan.” Dion menatap Naya yang mencoba mengalihkan pandangannya.

“Selama ini aku diam bukan berarti tidak tau. Tapi sebaliknya, aku tau semuanya. Tapi gue masih yakin jika lo akan sadar jika dengan apa yang sudah lo lakukan selama ini. Sekarang aku sudah lelah, Nay.”

Dion menyeka air matanya yang tiba-tiba saja keluar di ujung matanya, sebelum mengalir membasahi pipinya.

Ia tidak ingin terlihat lemah didepan Naya, apalagi setelah semua yang sudah terjadi. Dion sangat tau jika Naya sangat keras kepala. Ia akan melakukan apapun agar tujuannya tercapai.

“Akan lebih baik kita break untuk sementara. Gue harap lo bisa renungkan semua yang sudah lo lakuin. Terutama hal yang buat gue kecewa. Meskipun begitu, kabarin gue kalo lo butuh gue kapanpun itu.”

Dion meninggalkan Naya dengan membawa rasa sakit dan kecewa untuk yang kesekian kalinya. Hal seperti ini bukan kali pertamanya untuk Dion.

Bukan berkali-kali, tapi setiap ada kesempatan Dion pasti akan merasakan kecewa. Seolah kecewa sudah menjadi bagian dari dirinya.

Dion sudah mencoba mengakhiri hubungannya dengan Naya, tapi lagi dan lagi ia kembali pada Naya. Begitu juga sebaliknya, Naya akan kembali pada Dion.

Dan sekarang, sepertinya Dion benar-benar sudah lelah. Mereka membutuhkan waktu untuk merenungi semuanya. Dion berharap jika Naya menyadari kesalah yang pada akhirnya justru menyakiti Dion.

“Arrghhh!!!” marah Naya.

Semua barang yang ada di kamarnya terlempar ke sembarang arah. Dengan amarah yang penuh Naya membanting semua barang yang ada di mejanya.

Tidak hanya itu, bahkan kasurnya yang semula rapi kini sudah berserakan dimana-mana. Bantal dan guling berada di lantai, tepatnya berada di atas pecahan kaca dari barang yang Naya banting.

Prang!!!

Tanpa sadar Naya membanting sebuah bingkai foto dirinya dan Dion yang berusia sepuluh tahun.

Naya mematung saat menyadari bingkai foto yang rusak. Tangannya bergetar, Naya teringat jika bingkai dan foto itu hadiah yang diberikan Dion di hari ulang tahunnya.

Tapi sekarang ia sendiri yang menghancurkannya. Naya jatuh bersimpuh di dekat bingkai yang sudah hancur. Dengan tangan yang bergetar, Naya menyingkirkan pecahan kaca pada bingkainya.

Naya mengambil foto itu, terlintas rasa bersalah pada Dion karena sudah menghancurkan hadiahnya.

Air matanya lolos begitu aja mengalir membasahi pipinya.

“Ma-maaf,” lirih Naya dengan isakan tangis yang mulai terdengar seluruh ruang kamarnya.

Naya mengepalkan tangannya, menyimpan foto itu di dalam laci mejanya. Ia menatap kekacauan yang ia buat sendiri.

“Gue tau kalo selama ini selalu nyakitin lo. Baik itu sengaja ataupun tidak sengaja. San mungkin kali ini lo nggak akan bisa maafin gue. Tapi itu bukan menjadi alasan gue untuk nyerah. Gue harus dapetin lagi pusat perhatian semua orang.”

Naya sudah mengambil keputusan, saat libur semester selesai, Naya akan kembali mencoba bernegosiasi dengan Zidan. Tentunya cara menemui Zidan secara langsung, karena untuk saat ini hanya cara itu yang bisa Naya lakukan.

“Aku sudah sangat sering membuatmu kecewa dan sakit hati. Tapi kali ini biarkan gue sendiri yang akan menanggung semuanya,” tekad Naya final, tidak bisa diganggu gugat.

Sudah diputuskan jika Naya akan mendapatkan Zidan dengan cara apapun. Untuk saat ini yang ia butuhkan adalah perhatian dari semua orang. Semakin banyak orang yang mengenalnya, semakin banyak juga peluang yang akan ia dapatkan untuk mencapai tujuannya menjadi seorang model.

Disisi lain Dion mendengar keputusan Naya yang akan mengejar Zidan kembali untuk mendapatkan tujuannya.

Dion belum sepenuhnya pergi, saat ini ia masih berdiri di depan pintu kamar Naya. Untuk pertama kalinya Dion benar-benar merasa kecewa dengan Naya.

Setelah semua yang terjadi, tapi Naya masih bersikeras melakukan hal yang salah. Ia berpikir mungkinkah saat ini ia harus menyerah? Dio benar-benar sangat lelah menghadapi obsesi Naya yang sangat ingin terkenal.

“Setelah perdebatan ini pun kamu masih tidak berubah, Nay? Jika itu keputusanmu, mungkin kita akan jalani kehidupan kita masing-masing sambil merenungi semuanya.”

Dion pergi meninggalkan rumah Naya dan kembali ke apartemennya. Selama ini Dion tinggal di apartemen milik keluarganya.

Keluarga Dion bisa dibilang keluarga yang berada. Hanya saja Dion tidak pernah menunjukkannya pada orang lain, sehingga semua orang mengira jika dirinya berasal dari keluarga yang biasa.

Setelah malam ini, Dion akan lebih fokus untuk menjalankan bisnis. Dan mungkin sedikit merubah penampilannya.

Dion maupun Zidan sama-sama memiliki paras yang menawan. Hanya saja penampilan Dion yang tidak rapi, menutupi ketampanannya.

Berbeda dengan Zidan yang selalu berpenampilan rapi, sehingga semua orang melihat ke arahnya. Zidan hanya mengikuti pesan orang tuanya untuk mengutamakan penampilan

Meskipun tidak menggunakan barang mewah, Zidan diminta agar penampilannya rapi dan teratur. Orang tuanya selalu mengajarkan Zidan untuk disiplin, karena itu dia selalu mengingat semua yang diajarkan orang tuanya.

...* * *...

Pagi yang cerah, secerah wajah Zidan pada pagi ini. Matahari sudah menampakkan sinarnya, suara ayam berkokok menambah kesan pagi hari seperti saat di desa.

Pertama kalinya Khansa tidur nyenyak setelah melakukan ibadah subuh.

Zidan masih setia menatap istrinya yang masih tidur nyenyak. Bahkan Zidan sudah beberapa kali menoel hidung dan pipi Khansa. Hanya saja Khansa merasa tidak terganggu sama sekali.

Tidak ada kata menyerah untuk Zidan, ia masih menjahili Khansa agar segera bangun. Karena mereka akan pergi ke kantor urusan agama untuk mendaftarkan pernikahan mereka. Zidan sudah tidak sabar memegang buku nikah mereka berdua.

Mereka menikah hampir satu bulan, namun mereka belum memiliki bukti pernikahan mereka. Karena itu Zidan memutuskan untuk mendaftarkannya secepat mungkin. Tentunya untuk menghindari hal-hal yang tidak diingin, seperti fitnah di masa depan.

“Bangun, sayang. Katanya hari ini mau jalan-jalan,” bisik Zidan yang masih memainkan jarinya di hidung Khansa.

Khansa hanya melenguh, menyingkirkan tangan Zidan yang mengganggu tidurnya.

“Sayang ayo bangun, sekarang sudah jam tujuh pagi.”

Khansa membuka matanya sempurna, meskipun nyawanya belum sepenuhnya terkumpul. Ia kembali menghadap Zidan yang sebelumnya telah membelakanginya.

“Jam tujuh?” tanya Khansa dengan suara seraknya khas bangun tidur.

Zidan mengangguk, “Lihatlah. Aku tidak berbohong.” Zidan melihat ke arah jam dinding yang menunjukan pukul tujuh lewat lima belas.

“Kenapa nggak bangunin aku dari awal?” suara Khansa terdengar sangat kesal.

Zidan menatap bingung Khansa, ia berpikir kenapa jadi dirinya yang bersalah saat ini

“Sayang? Kok jadi marah ke aku? Awalnya aku ingin bangunin kamu, tapi kamu tidurnya sangat nyenyak. Aku nggak tega buat bangunin kamu.”

“Sudahlah!” Khansa menyibakan selimutnya dan langsung pergi ke kamar mandi.

Zidan hanya duduk termenung, merasa bingung dengan apa yang terjadi.

1
partini
se bar bar apa sih kamu za ,,good kalau seperti itu
partini
waktu yg tepat hemmmm?
keburu masalah yg datang makin ruwet malahan apa lagi ada ini itu
partini
tak kira terucap ga taunya di dalam hati hemmmm Ampe kiamat dia ga bakal tau Hadehhh 🤦🤦🤦
partini
semoga Zidan tau siapa laki" yg dulu di hati istri nya di tunggu part itu ya Thor lanjut👍👍
Mericy Setyaningrum
Khansa, mampir ikutan baca Kak
♡お前のペンデハ♡
Semangat terus thor, aku yakin ceritamu akan menjadi luar biasa!
Uchiha Itachi
wow, thor! Gak sabar nunggu karya selanjutnya!
minsook123
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!