Niat hati ingin mengugurkan kandungannya, malah bertemu ayah janin yang ia kandung. Lusi Caisa Vanholand, CEO wanita muda yang menghabiskan malam dengan Gasan Samiel Pedros seorang dokter spesialis kandungan dan anak namun memilih tidak ingin mempertahankan hasil benih semalam yang mereka lakukan. Bagaimana Gasan memperlakukan pasiennya itu? Apakah dia mampu memaksa Lusi untuk mempertahankan calon anak mereka? Bagaimana sikap Lusi dengan pemaksaan yang akan dilakukan Gasan padanya? Dukung novel ini agar mendapatkan retensi terbaik dan masuk menjadi novel pilihan pembaca! Terima Kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAU TIDAK MAU YA HARUS MAU
Lumbar dan Vina sudah sepakat akan segera menikahkan anak anak mereka daripada menunggu 3 hari lagi.
Lebih baik besok saja dinikahkan.
Hal ini sontak membuat Lusi dan Gasan terkejut.
"Kalian mendengar apa yang baru aku katakan bukan? Kalian akan kami nikahkan besok" ujar Vina lagi.
Tiba tiba ada yang menyahuti dari belakangnya. Suara laki laki.
"Ya, aku setuju denganmu sayang. Tidak perlu lama lama menunggu waktu untuk mereka menikah. Sekalian saja besok hari Minggu setelah ibadah, kita langsung menyuruh pendeta menikahkan mereka" ujar Betrand sambil merengkuh pinggang sang istri.
"Ide baik. Aku setuju dengan kalian. Gasan dan Lusi akan menikah besok secara agama lalu legal dan kita akan adakan pesta setelahnya. Kalian juga perlu kembali ke Paris untuk menyiapkan keluarga besar kalian bukan? Jadi kita akan rencanakan pesta setelah semuanya siap" sahut Jugos.
Kini Gasan dan Lusi saling tatap. Mereka tak percaya bahwa orang tua mereka satu suara seperti ini.
Bagi Gasan, meskipun ia terkejut dan sejujurnya belum siap, namun kondisi kandungan Lusi paling utama. Lebih cepat lebih baik untuk menikah sehingga ia bisa segera melindungi calon bayi kembarnya.
Tapi bagi Lusi, ini adalah kabar buruk. Baginya, pernikahan dadakan ini sungguh membuatnya tersiksa meskipun ia tidak bisa melangkah mundur untuk menolaknya.
"Bagaimana Lusi sayang? Apakah kamu tidak keberatan menikah dengan Gasan besok? Momi sangat berharap kamu mau menikah dengannya secepatnya agar kamu bisa segera menjadi bagian keluarga Pedros" ucap Vina saat dirinya sudah berdiri dihadapan calon menantunya itu.
Beberapa detik kemudian, Lusi baru menjawab.
"Sebaiknya bagi kalian saja. Jika memang sudah keputusan para orang tua, aku tidak bisa menolaknya" sahut Lusi pasrah.
Grep!
Vina memeluk Lusi dengan erat.
"Terima kasih sayang...ingat ya mulai saat ini kamu adalah putriku, panggil aku momi dan memanggil Betrand dengan panggilan daddy. Kamu adalah bagian dari keluarga Pedros" ucapnya.
Lusi pun memeluk Vina dengan ragu.
"Baik, mom" sahut Lusi menurut.
Lalu kini giliran Lumbar memeluk Gasan.
"Jagalah putriku ya. Jangan sakiti dia. Jika kamu sudah lelah menghadapinya, kembalikan saja kepada kami, keluarganya" ujar Lumbar.
Gasan ikut memeluk calon ibu mertuanya itu.
"Aku usahakan mam" ucapnya.
Setelah para ibu memeluk calon menantunya, kini giliran para bapak memeluk mereka.
"Jaga putriku dengan baik. Jangan sakiti dia atau aku yang akan menyakitimu, Gasan. Jangan buat dia menangis, jika kamu melakukannya maka kamu yang akan aku buat menangis" ucap Jugos yang terdengar seperti ancaman keras untuk Gasan.
Namun Gasan menyanggupinya.
"Aku usahakan Tuan" ujarnya.
"Panggil aku papi seperti Lusi memanggilku. Kamu sudah menjadi putraku" sahut Jugos.
Disisi lain, Betrand memeluk Lusi.
"Terima kasih sudah menerima pernikahan ini, Lusi. Daddy sangat sangat berterima kasih padamu sudah menerima putra kami. Gasan akan menjadi suami dan ayah yang baik. Jadi bersabarlah menghadapinya. Jika kamu disakiti olehnya, aku yang akan membalasnya" ucapnya pada calon mantu.
"Iya dad..aku hanya tidak ingin mempermalukan keluargaku" sahut Lusi dan Betrand paham arti dari perkataan wanita yang masih ia peluk itu.
Lusi tidak ingin ayah dan ibunya malu karena kondisinya yang hamil diluar nikah apalagi dirinya sebagai seoranh ceo wanita terinspirasi tahun ini.
Apalagi jika Jugos dan Lumbar tau niatnya untuk aborsi, maka akan menambah rasa malu keduanya.
Lebih baik Lusi merelakan diri untuk menikah dengan dokter kandungan yang menghamilinya, meskipun terpaksa dan dipaksa oleh keadaan, namun ini cara satu satunya untuk bertahan.
Setelah pertemuan 2 keluarga ini dan diputuskan akan ada pernikahan sederhana di gereja dan di kantor catatan sipil, akhirnya tepat pukul 8 malam, keluarga Pedros pamit pulang.
Di perjalanan pulang, ekspresi Gasan sangat tidak bahagia seperti akan melampiaskannya pada sesuatu.
Karena ia mengendarai mobilnya sendiri, ia tidak langsung pulang dan memilih untuk pergi ketempat dimana ia bisa melampiaskan amarah terpendamnya.
"Bagaimana bisa ada ibu sejahat itu? Memang wanita angkuh itu sungguh membuatku gila!" gumamnya sambil mempercepat gas mobil.
Sekitar 20 menit berkendara, Gasan sampai disebuah tempat seperti sirkuit balapan dan ada banyak orang.
"Helloo kawan!!! Akhirnya kamu datang juga!! Rindu dengan sirkuit ini ya!" seru seseorang yang menyadari kedatangan Gasan.
"Sombong banget memang kamu semenjak jadi dokter 2 spesialis sekaligus di Madrid, tidak pernah ikut balapan lagi. Apalagi sejak kamu membeli mobil ku waktu itu, seakan akan kamu menghilang di dunia penuh euforia. Kamu harus menggunakan mobilmu untuk balapan meskipun hanya sekali brooo!!" timpal yang lain.
"Tenang tenang..aku hanya ingin beradaptasi di kehidupan profesiku dulu dan banyak yang harus aku lalukan di rumah sakit. Dan hari ini sepertinya aku akan kembali bermain dengan kalian" sahut Gasan.
"Yoi brooo!!! Aku yakin sirkuit disini tidak kalah menantang seperti sirkuit di Paris atau di London. Anggota balapannya juga lebih keren disini banyak orang kaya kayak kamu di Madrid sampai berani taruhan ratusan Euro sekali main" ujar teman Gasan.
"Ratusan Euro ya? Hahahaa, aku tidak semiskin itu untuk ikut balapan demi taruhan, Rudo. Tau sendiri aku tidak suka taruhan dan hanya balapan untuk kesenangan saja" ucap Gasan kepada Rudo, salah satu temannya.
"Ya ya ya..aku mengerti..tapi sesekali taruhan untuk kepuasan penonton apa boleh buat, bro. Ikut lah taruhan sekali dan kamu akan merasakan sensasinya" sahut Rudo.
"Bener kata Rudo, cobalah. Jika tidak cocok, ya sudah gunakan sirkuit dengan sesukamu tidak perlu taruhan lagi" timpal yang lain.
"Ck...kalian memang sungguh menggodaku. Yasudah!! AYO KITA COBA!!!" seru Gasan antusias.
"Akhirnya, pembalap ulungku beraksi jugaa" celetuk Rudo.
"Hahaha...ya kita lihat saja apakah kemampuan balapanku cocok untuk sirkuit di Madrid ini" sahut Gasan.
"Pasti cocok..lihat saja. Oh ya, biar Opra menyiapkan mobilmu. Kuncimu mana?" minta Rudo.
Lalu Gasan mengambil kunci mobilnya di saku dan ia berikan kepada Opra, nama temannya yang lain.
"Aku bawa mobilmu ya, bro. Aku jamin, setelah aku cek mesinnya dan terbukti aman, akan langsung aku letakkan di baris sirkuit sambil menunggu mobil lainnya siap" ujar Opra.
"Ya, lakukan yang terbaik untuk mobilku. Aku tau, kamu adalah mekanik terbaik disini" sahut Gasan sambil menepuk pundak Opra.
Lalu Rudo mengajak Gasan untuk masuk lebih dalam menuju keramaian di tepi sirkuit.
"Sudah ada balapan?" tanya Gasan penasaran saat melihat keramaian.
"Ya. Semalam, disini bisa ada 3-4 tanding balapannya. Dan barusan selesai yang kedua. 30 menit lagi persiapan balapan yang ketiga" jawab Rudo.
"Apakah sangat seru balapan dengan taruhan?" tanya Gasan ragu tapi penasaran.
"Coba saja. Aku tau kamu sudah kaya, tapi sesekali mencari sensasi baru juga boleh" jawab Rudo dengan senyuman menyeringai.
Gasan semakin tertarik.
"Dengan kesenangan baru ini aku ingin pikiran tentang wanita itu hilang! Memang wanita bisanya bikin stresss!!!" batinnya sambil mengepalkan tangan.
Kemudian ia melanjutkan langkah kakinya mengikuti Rudo menuju pusat sirkuit.
semangat update nya hehhehehe....