Ayushita Dewi, gadis berusia dua puluh dua tahun tapi memiliki tubuh yang cukup oversize. 109kg dengan tinggi badan 168cm. Kehidupannya awalnya cuek saja dengan kondisi tubuhnya yang besar itu, tapi dengan pertemuan kliennya membuat jas lengkap bernama Dewangga Aldiansyah yang cerewet itu membuat Ayushita jengah dan memutuskan untuk diet.
"Cewek kok oversize."
"Jangan usik kehidupanku yang nyaman ini, mau oversize atau ngga, bodo amat!"
Tak di sangka perselisihan masalah tubuh Ayushita itu membuat Dewa lebih dekat dan akrab dengan gadis itu. Apalagi dia melihat perselingkuhan tunangan Dewangga tunangannya membuat Ayushita dan laki-laki itu semakin dekat dan menimbulkan benih-benih cinta.
Apakah mereka akan berlanjut dengan cinta? Atau selamanya akan jadi Tom and Jerry?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Bertingkah Aneh
Dewa meringis kesakitan karena Ayushita menimpuki punggungnya beberapa kali. Dia melihat Ayushita terlihat garang dan dingin, berpikir apakah dia akan mundur untuk mendekati gadis di sampingnya?
"Ck, ini sebelum dapat sudah bonyok duluan badanku. Kenapa juga aku suka sama gadis besar ini ya," ucap Dewa ngedumel sendiri membuat lirikan tajam Ayushita padanya.
"Makanya jangan main-main denganku, kamu pikir aku ini gadis yang mudah di rayu?" ucap Ayushita membuat Dewa melebarkan matanya.
"Tunggu, apa kamu bilang? Aku? Kamu?" tanya Dewa tidak percaya.
"Ck, apa sih istimewanya aku dan kamu?"
"Ya istimewalah. Kamu istimewa, begitu juga aku," ucap Dewa lagi.
"Tidak ada istimewa, hanya sebatas rekan kerja. Titik!"
"Tapi aku pengen lebih dari itu. Titik!"
Ayushita menoleh pada Dewa dengan tatapan kesal, menarik napas kasar karena laki-laki di sampingnya memang sedang berjuang dengan keinginannya.
"Minggu lalu ibumu datang mencari pacarmu di butikku, dia bicara denganku sebentar. Kujawab saja di butikku tidak ada pacar anak anda, jadi silakan saja cari di tempat lain," ucap Ayushita.
"Aku tahu, mamaku sedang menyelidiki siapa pacar anaknya. Aku dan mamaku juga berdiskusi tentang hatiku dan calon menantunya, mamaku menyerahkan semuanya. Jadi, kalau kamu setuju jadi pacarku sudah di pastikan mamaku setuju dengan pilihanku. Yaitu menjadi pacarmu," ucap Dewa dengan semangatnya.
"Jangan percaya diri deh, memangnya kita sedekat itu dan sudah saling mengenal satu sama lain. Kamu belum tahu siapa aku, dan juga mamamu juga belum tahu siapa aku."
"Makanya, aku akan mengenalkanmu pada mamaku," ucap Dewa lagi.
Ayushita diam saja, pandangannya pada laki-laki di sampingnya sungguh mengherankan dengan sikap dan kepercayaan diri kalau keinginannya akan tercapai.
"Hey tuan Dewangga Aldiansyah, apa begini caranya menembak seorang gadis untuk jadi pacarmu?" tanya Ayushita.
"Tidak. Ini hanya sebagai pemanasan saja, aku akan berusaha untuk meluluhkan hatimu dan mau jadi pacarku lalu berkencan denganku," ucap Dewa dengan tenangnya.
Ayushita berdecih, sungguh aneh laki-laki di sampingnya itu. Ada laki-laki yang kekeh ingin jadi pacarnya, sedangkan dia sendiri seorang gadis yang tidak biasa. Bertubuh besar dan juga keluarganya aneh, keluarga yang toxic. Ibu tirinya sampai saat ini masih menerornya, meski tidak pernah datang ke rumah atau ke butik lagi.
Entah apa yang akan di rencanakan ibu tirinya kelak, dia sudah menyiapkannya lebih dulu. Apa pun yang di lakukannya.
Dewa menoleh ke samping, melihat Ayushita yang diam saja. Pandangannya mengarah ke depan, seakan tatapannya kosong. Entah apa yang di pikirkan gadis itu, Dewa menghela napas panjang. Kini mulai mode serius.
"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Dewa.
"Tidak ada," jawab Ayushita singkat.
"Kamu memikirkan laki-laki lain?" tanya Dewa lagi.
"Aku tidak ada waktu memikirkan laki-laki, apa lagi memikirkan kamu," jawab Ayushita, pandangannya masih ke depan.
"Ck, awas saja kamu. Kupastikan kamu akan memikirkan ku terus menerus," ucap Dewa membuat Ayushita menoleh padanya dan mencibir.
"Memang sepenting itukah dirimu?"
"Pentinglah, aku ini laki-laki yang unik dan tampan. Pesonaku tidak akan pudar, bahkan kamu akan selalu mengingatku setiap waktu," ucap Dewa menggombal.
"Hwuek! Rasanya aku ingin muntah," ucap Ayushita.
"Ayolah, jangan ketus begitu. Jadilah pacarku sekarang," ucap Dewa sedikit memohon.
Ayushita diam saja tidak menanggapi permintaan Dewa. Laki-laki itu masih berharap kalau Ayushita mau bercerita tentang dirinya lebih dalam, meski dia tahu sebagian tentang keluarganya.
"Apa kamu masih khawatir dengan ibu tirimu?" tanya Dewa mode serius.
"Dia pasti akan mencariku, saat ini mungkin sedang tenang dan membiarkan aku pindah ke tempat lain. Tapi kontrakanku masih di tempat uang sama, jadi dia akan datang sewaktu-waktu tanpa terduga," ucap Ayushita.
"Kamu takut?" tanya Dewa membuat Ayushita menoleh menatapnya datar.
"Takut?"
"Ya. Bukankah ibu tirimu itu sedang dekat dengan juragan siapa itu katamu?"
"Somad."
"Ya, dia punya anak buah juga ya. Aku akan melindungimu, aku juga punya kenalan banyak letnan polisi dan TNI. Jika mereka macam-macam sama kamu, kupastikan mereka yang akan masuk penjara lebih dulu," kata Dewa.
"Terima kasih atas bantuannya sebelumnya, kamu terlalu banyak membantuku. Laki-laki asing yang pertama kali bertemu, di khianati tunangan sendiri. Sangat sakit ya di khianati oleh gadis yang di cintai," ucap Ayushita.
"Tidak. Aku tidak sakit hati," ucap Dewa.
"Dia kan tunanganmu."
"Ya, walau pun Sintya itu dulu calon tunanganku. Tapi aku tidak mencintainya, dia dan aku di jodohkan saja sama mamaku. Aku menuruti apa yang jadi keinginan mama, tapi kenyataannya pilihan mama justru mengkhianati dan membodohiku. Dan senangnya sekarang, mama mendukung keputusanku," cerita Dewa.
"Hmm, perempuan cantik selalu saja sombong dan bertingkah."
"Tidak juga."
"Iyalah, karena dia merasa cantik makanya memanfaatkan untuk mencari laki-laki bodoh yang mau di jadikan pecundang."
"Tidak. Aku bukan pecundang, aku laki-laki sejati yang memiliki selera lain."
"Halah, kamu hanya memanfaatkan ku."
"Tidak sayangku, aku tidak memanfaatkan mu. Aku menyukaimu, jika kamu mau jadi pacarku aku mencintaimu," ucap Dewa lagi.
"Hei, ucapan apa itu?!"
"Ungkapan hatiku."
"Cih, aneh sekali."
"Memang aneh, menanggapimu yang susah di taklukan harus bertingkah aneh," ucap Dewa lagi.
Ayushita diam, tapi kemudian tertawa kencang. Dewa pun ikut tertawa, keadaan malam itu sungguh membuat Ayushita lucu dan bebas. Keduanya masih tertawa keras karena kelucuannya.
"Baiklah, kali ini aku serius. Ayushita Dewi, maukah kamu jadi pacarku? Aku mencintaimu."
"...???"
_
_
*****
Cari masalah..