Andara Soetomo, gadis cantik yang masih menjomblo di usianya yang sudah 27 bukannya tidak laku, tapi karena Andara tidak memikirkan pasangan.
Sampai suatu hari, dia di lamar oleh CEO-nya sendiri dan akan di nikahi secepatnya hanya untuk menutupi kasus skandal atasannya itu bersama sang kakak ipar.
"Kenapa harus saya, Pak?"
"Karena hanya kamu yang mengetahui hubungan saya dengan Laura, saya tidak mau Laura di bunuh suaminya jika kamu bocorkan perselingkuhan kami!" ujar Axel Airlangga dengan suara yang datar.
Andara melongo, "jadi maksud Bapak saya hanya di jadikan tameng buat menutupi perselingkuhan Bapak dengan Bu Laura?"
"Ya, saya akan membayar kamu selama menjadi istri saya selama 3 Tahun, kamu mau berapa sebulannya? 10 juta, lima puluh juta?"
"Seratus Lima puluh juta sebulan, gimana? kalau Bapak sanggup, kita deal!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernyataan Cinta Axelo
Happy Reading.
Axelo bangun dan langsung keluar dari dalam kamar ketika mendengar suara berisik di dapur. Senyum pria itu mengembang saat melihat Andara yang sedang memakai apron sambil membelakangi nya dan berkutat di depan kompor.
Sepertinya Andara sedang masak karena dari baunya tercium aroma yang begitu sedap. Axelo menyandarkan tubuhnya di pintu kamar sambil tersenyum, kenapa dia merasa sudah seperti seorang suami yang sedang menunggu istrinya masak sarapan untuknya.
Ah, Axelo suka sekali menghayal seperti itu, dia jadi ingin cepat-cepat nikah dengan Andara. Melihat punggung wanita itu ingin sekali Axelo mendekapnya, membisikkan kata cinta untuk Andara. Ya, sepertinya Axelo kali ini benar-benar menyadari perasaannya untuk wanita itu.
Semalaman dia hampir tidak tidur karena memikirkan Andara, senyum di bibirnya tidak pernah lepas saat ingat jika ada Andara yang tidur di kamar sebelahnya.
Andara menguncir rambutnya, dia masih memakai pakaian yang sama, tapi Axelo sudah membelikan baju untuk wanita itu semalam dan langsung diantar oleh kurir.
Axelo masih betah menatap punggung kecil itu. Karena dapurnya memang menjadi satu dengan ruangan lainnya, jadi Axelo bisa melihat dengan jelas apa yang sedang dilakukan oleh Andara.
Entah kenapa melihat pemandangan seperti ini begitu menyenangkan, apalagi yang berada di depannya adalah wanita yang sanggup menarik hatinya.
"Loh, Mas Axel sudah bangun? Aku baru bikin omlet sambil nunggu nasinya matang, tadi udah masak nasinya di magic com, sebaiknya mas mandi dulu, nanti kita sarapan bareng," ujar Andara melangkah mendekati Axelo yang masih betah berdiri di sana.
Axelo tersenyum dan menarik tangan Andara hingga tubuh wanita itu menabrak dada bidangnya. "Ayo nikah, biar bisa lihat kamu di sekitar ku terus," bisik pria itu.
Andara menahan tangannya di dada Axelo, sungguh jantungnya ingin lompat saja, darahnya berdesir saat Axelo berbisik, wajahnya juga langsung bersemu merah.
"Mas, lepas dulu, kalau mas mau nikah, selesaikan dulu urusannya dengan Pak Arsya dan Bu Laura, tapi apakah kontrak itu masih berlaku meskipun semuanya sudah jelas? Apa mas Axel masih mau menjadikan ku tameng agar Pak Adam tidak menjodohkan mas, ya?"
Axelo menyelipkan rambut Andara ke belakang telinga, matanya menatap lekat wajah ayu itu. "Gimana perasaan mu padaku, Dara? Apa kau sulit untuk membuka hati gara-gara masa lalu mu? Hemm?"
"Perasaan? Perasaan yang bagaimana?" Andara balik bertanya, sejujurnya dia gugup saat ini.
"Bagaimana kalau kita hapus kontrak itu, apa kamu mau menjalin hubungan yang sebenarnya denganku, Andara Soetomo?"
Andara membelalakkan matanya, apa maksud pria yang sedang mendekapnya ini mengatakan hal itu?
"Maksud mas Axel, kita menjalin hubungan beneran? Hubungan sesungguhnya? Bukan cuma kontrak saja?" Axelo mengangguk semangat.
"Kita pacaran beneran, gimana? Apa kamu mau?"
"Aku nggak dijadiin pelarian 'kan?"
"Sama sekali bukan, semenjak aku bersamamu, jujur aku tertarik padamu dan mungkin perasaan ku juga semakin berkembang, yang awalnya kagum, jadi suka, dan sekarang aku sayang banget sama kamu, aku cinta kamu Andara, mau kan kalau kamu jadi kekasihku?"
Andara melongo, telinganya tidak sedang tuli 'kan? Jantung semakin melompat-lompat. Sama seperti jantung Axelo yang sebenarnya sudah ber-genderang sejak tadi.
Rasanya nembak orang yang pernah benci sama kita itu menegangkan, itulah yang dipikirkan Axelo. Pria itu tahu jika dulu Andara begitu membencinya karena menjadi pebinor.
"Eghem,, gimana ya mas, aku sebenarnya ,,,!"
"Nggak perlu di jawab sekarang, aku tahu ini memang begitu cepat dan begitu mengejutkan untukmu, mungkin kamu juga masih mengira jika aku bercanda, kamu bisa memikirkan lagi, yang penting kamu tahu bagaimana perasaan ku padamu, Andara!"
****
Tepat jam 9 siang, Andara dan Axelo sampai di Cafe milik Arsya yang letaknya agak jauh dari apartemen Axel. Keduanya turun dari dalam mobil dan berjalan berdekatan.
Saat akan masuk Cafe, seseorang memanggil mereka berdua.
"Axel, Dara!"
Bersambung.
Siapa yang manggil? Gimana nih pertemuan mereka ber-empat??
Besok lagi ya 🥰🥰
🙃