Dilarang Boom Like !!!
Zulaikha Al-Maira. Wanita yang sudah berstatus seorang istri itu harus terpaksa menelan pil pahit kebohongan dan pengkhianatan.
Awalnya, Zulaikha mengira kalau pernikahannya baik-baik saja, tapi semua berubah saat dia mendapati kebenaran tentang pernikahan pertama suaminya.
Zulaikha merasa hancur, dia tidak terima dan memilih untuk pergi dari sisi suaminya.
Zulaikha pergi dan memilih untuk melupakan semua hal tentang suaminya, tapi saat dia ingin memulai. Tiba-tiba, sang suami datang dan kembali mengejar cintanya.
Bagaimanakah kisah Zulaikha selanjutnya ?
Akankah Zulaikha kembali pada suaminya, atau malah membuka lembaran baru dalam hidupnya ?
Ikuti perjalanan cinta Zulaikha yang penuh dengan perjuangan dan air mata.
Follow IG Author ayu.andila 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 33. Memberi Restu
Agnes terduduk dilantai dengan memegangi perutnya yang terasa sangat sakit, Defin yang mendengar teriakan Agnes segera menghampiri wanita itu dengan penuh kekhawatiran.
"Agnes!" Defin memegangi tubuh Agnes yang mulai terkulai lemas di atas lantai, dari pangkal pahanya mengalir cairan berwarna merah yang berhasil membuat dada Defin bergetar tidak karuan.
Irham yang mendengar teriakan Defin segera masuk ke dalam ruangannya, dia merasa sangat terkejut saat melihat kondisi Agnes yang sudah tidak sadarkan diri.
Defin segera mengangkat tubuh wanita itu untuk membawanya kerumah sakit, sementara Irham segera menyiapkan mobil untuk keberangkatan mereka.
Semua karyawan melihat Defin yang sedang menggendong Agnes, mereka merasa terkejut dan bertanya-tanya tentang sosok wanita yang sedang digendong oleh atasan mereka.
Defin segera memasukkan Agnes ke dalam mobil, dan Irham langsung tancap gas menuju rumah sakit.
"sakit," rintihan Agnes terdengar dengan keringat dingin yang membasahi wajahnya.
Defin mengusap keringat yang ada dikening Agnes, dia lalu menggenggam tangan wanita itu untuk memberikannya kekuatan.
"bertahanlah Agnes, bertahanlah," ucap Defin dengan lirih, dia mengelus perut Agnes dengan ragu-ragu untuk membuat rasa sakit yang sedang wanita itu rasakan menghilang.
Tidak berselang lama, mobil mereka sudah sampai dihalaman rumah sakit, Defin segera membawa Agnes ke UGD untuk mendapatkam pertolongan. Seorang Dokter dan beberapa perawat bergegas untuk memeriksa kondisi Agnes dan bayinya.
Defin mondar-mandir di depan ruangan itu menunggu pemeriksaan Dokter, hatinya merasa tidak tenang dan menyesal atas apa yang telah dia lakukan.
"tenanglah Pak, saya yakin kalau Agnes dan bayinya baik-baik saja," ucap Irham, dia berusaha untuk menenangkan hati bosnya itu.
Defin lalu duduk di samping Irham, dia mengusap kasar wajahnya karna masih merasa khawatir dengan keadaan Agnes dan juga bayinya.
Tidak berselang lama, datanglah kedua orangtua Defin ke rumah sakit, mereka mendapat kabar dari saudara Defin yang juga bekerja diperusahaan tentang keadaan Agnes, membuat mereka khawatir dan memutuskan untuk datang ke rumah sakit.
"Defin!" panggil Ibu Diana membuat Defin mendongakkan kepalanya.
"Ibu? apa yang Ibu lakukan di sini?" tanya Defin, dia bangkit dan melihat ke arah kedua orangtuanya.
"bagaimana keadaan bayimu?" tanya Ibu Diana, walaupun dia tidak menyukai Agnes tetapi bayi yang dikandung wanita itu tetaplah cucunya.
"aku tidak tau Bu, Dokter masih memeriksanya," jawab Defin sembari kembali mendudukkan tubuhnya.
Ibu Diana dan suaminya juga ikut duduk dihadapan Defin, mereka ingin melihat keadaan cucu mereka.
Setelah menunggu sekitar 35 menit, akhirnya ruang UGD itu terbuka. Seorang Dokter keluar dari ruangan itu membuat mereka langsung bangun dan mendekat ke arahnya.
"bagaimana Dok? apa mereka baik-baik saja?" tanya Defin, dia melihat ke arah Dokter itu dengan penuh kekhawatiran. Begitu juga dengan kedua orangtua Defin yang berharap agar cucu mereka baik-baik saja.
"alhamdulillah semua baik-baik saja Pak, istri dan anak anda dalam keadaan stabil. Tapi istri Bapak harus tetap dirawat untuk beberapa hari ya Pak, agar kondisi kandungannya lebih kuat," jelas Dokter tersebut, kemudian dia memerintahkan mereka untuk memindahkan Agnes keruang perawatan.
"sebenarnya apa yang terjadi, Defin? kenapa Agnes bisa sampai seperti itu?" tanya Ibu Diana, dia duduk di samping putranya yang saat ini berada di depan ruang perawatan Agnes.
"maafkan Defin Bu, Defin tidak sengaja mendorongnya," jawab Defin dengan lirih, dia benar-benar menyesal dengan apa yang telah dia lakukan.
Kedua orangtua Defin menghelas napas kasar, Ibu Diana kemudian menarik tubuh Defin dan memeluknya dengan erat.
"Nak, lupakan semua kenangan tentang masa lalumu. Maafkan Ayah dan Ibu yang telah memaksamu dan membuatmu menderita seperti ini," ucap Ibu Diana dengan lirih, dia merasa menyesal karna telah membuat putranya menderita.
"benar Nak, Ayah harap sekarang kau bisa hidup bahagia bersama wanita pilihanmu. Ayah dan Ibu akan merestui kalian," tambah Ayah Rasyid, dia menepuk bahu Defin membuat Defin bertambaj sedih.
"aku bahagia dengan semua restu kalian, tapi aku ingin restu itu untukku dan juga Zulaikha," sampai saat ini Defin belum bisa melupakan sosok wanita itu dalam hidupnya.
Kemudian mereka masuk ke dalam ruangan Agnes, terlihat wanita itu sudah sadar dan melihat ke arah mereka.
"Defin," panggil Agnes dengan pelan, tangannya terangkat untuk menyuruh Defin mendekat ke arahnya.
Defin berjalan sampai berada di samping wanita itu, lalu Agnes memegang tangan Defin yang juga di balas oleh Defin.
"maafkan aku Agnes, maafkan aku," ucap Defin, dia menatap sendu ke arah Agnes yang juga sedang menatapnya.
"Defin, aku tadi sangat takut jika terjadi sesuatu dengan bayi kita," ucap Agnes dengan mata berkaca-kaca, dia melirik ke arah orangtua Defin yang juga sedang memperhatikan mereka.
"tidak apa-apa, semua sudah baik-baik saja," seru Defin, dia mengelus tangan Agnes untuk memberikan ketenangan pada wanita itu.
"Agnes!" panggil Ibu Diana yang sejak tadi memperhatikan mereka, dia mendekat ke sisi ranjang agar bisa bicara lebih jelas dengan wanita itu.
"iya Bu," jawab Agnes dengan sedikit tersenyum, dia tidak menyangka kalau saat ini orangtua Defin datang menjenguknya.
"maafkan kami karna selama ini telah menolak dan menghalangi hubunganmu dengan Defin, hingga menjodohkannya dengan wanita lain," ucap Ibu Diana, dia menatap sendu ke arah Agnes yang juga sedang menatapnya.
"sekarang kami akan merestui kalian, hiduplah dengan bahagia dan rawatlah cucu-cucu kami sampai mereka dewasa," sambung Ibu Diana, dia menggenggam tangan Agnes membuat wanita itu sedikit tersentak.
"terima kasih Bu, terima kasih Yah," ucap Agnes, dia menundukkan kepalanya karna merasa sangat senang.
"Defin, setelah Agnes keluar dari rumah sakit. Kalian langsung urus pernikahan kalian, agar resmi dimata agama dan negara," ucap Ayah Rasyid, sebelum mereka keluar dari ruangan itu.
Setelah memastikan keadaan Agnes, kedua orangtua Defin pamit pulang. Sementara Defin sendiri memilih untuk menemani dan menjaga Agnes dirumah sakit.
"apa kau ingin makan sesuatu?" tanya Defin, dia sedang mengupas buah jeruk untuk diberikan pada Agnes.
"baiklah, aku akan mencoba untuk menerima semua ini. Aku juga akan mencoba untuk melupakan Zulaikha dan memulai kehidupan baruku bersama Agnes!" Defin sudah mengambil keputusan untuk memperlakukan Agnes dengan baik, dan memulai lembaran baru bersama wanita itu karna memang itulah yang seharusnya terjadi saat ini.
Sementara Agnes merasa sangat senang, dia berhasil membuat Defin kembali perhatian padanya dan mencintainya seperti dulu. Apalagi saat ini dia sudah mendapat restu dari kedua orangtua Defin, dan tidak ada lagi wanita lain yang berada di sisi suaminya itu.
"sebentar lagi, sebentar lagi aku akan menguasai semua kekayaan mereka!" Agnes merasa sangat senang karna rencananya berjalan dengan lancar.
•
•
•
TBC.
Terima kasih buat yang udah baca 😘
Mampir juga ke karya terbaru Othor, Menjadi Madu Sahabatku 😍 mohon dukungannya 🙏
intinya goblok.
untung ridwan pria tegas!