Terlanjur Mencinta (LOVE)

Kenzie baru saja menutup pintu mobilnya, ketika mobil Kenzou baru memasuki garasi, dan Kenzou bergegas turun saat mobilnya sudah terparkir.

“Kau sendiri? Dimana Zaa?” tanyanya.

“Tadi aku bertemu dosen pembimbingku, mumpung dia ada di kampus, jadi aku meminta tolong Al untuk menjemput Zaa, kenapa?”

Kenzou mengumpat pelan lalu memberikan tatapan tajam ke adik kembarnya itu, “Lain kali kalau kau tidak bisa, jangan pernah meminta Al untuk menjemput Zaa!” Geramnya.

“Memangnya kenapa? Selama ini kalau kita berdua berhalangan juga selalu Al yang menjemput”

“Itu dulu sebelum...” Kenzou tidak melanjutkan lagi kata-katanya, dan ia kembali mengumpat pelan.

“Sebelum apa?” Tanya Kenzie bingung.

“Apa sebegitu bodohnya kau hingga tidak bisa melihat kalau ada sesuatu di antara mereka berdua?!”

“Sesuatu? Sudah jelaskan saja ada apa sebenarnya, jangan main teka-tekian seperti ini, otakku masih kusut setelah bertemu dosen killer tadi.”

“Cih, aku jadi meragukan julukan Casanova yang di sematkan padamu itu, Zie. Masalah Al dengan Zaa saja kau tidak mengetahuinya.” ledek Kenzou sebelum melanjutkan, “Mereka berdua saling mencintai”

Kenzie mengerjapkan kedua matanya dengan bingung, “Mereka berdua saling mencintai? Tapi bagaimana mungkin?" gumamnya, lalu satu pikiran yang terlintas di benaknya, membuat Kenzie menyeringai lebar.

"Itu berarti Al tidak mencintai tunangannya dong ya?" tanyanya sumringah.

Aku sempat merasa bersalah pada Al karena aku menyukai gadis manis itu sejak pertama kali bertemu, walaupun saat itu aku tidak tahu kalau Clarissa itu tunangannya Al. Tapi kalau ternyata Al tidak mencintainya, berarti ada kesempatan terbuka untukku.

Kenzou mendesah pelan, "Itu yang menjadi masalahnya, Zaa lah wanita yang di cintai Al. Dan..." kata-kata Kenzou kembali tergantung saat melihat Kenzie yang terus menyeringai.

"Kenapa kau nyengir terus seperti itu? Apa kau senang melihat adik kita menderita?" tanya Kenzou tajam, sambil menaikkan sebelah alisnya.

Seringaian di wajah Kenzie langsung menghilang saat melihat tatapan tajam Kenzou itu, "Tidak, tentu saja aku akan ikut sedih kalau Zaa sedih." jawabnya.

"Lalu untuk apa seringaianmu itu?"

Kenzie mengibas tangannya, "Seringaianku tidak penting. Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang? Tidak mungkin kan kita membiarkan Al menikah dengan wanita yang tidak ia cintai? Dan ingat, kita juga harus memikirkan betapa sedihnya Zaa nanti saat melihat Al menikah."

Kenzou menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya, matanya masih terus menatap tajam Kenzie, "Kenapa kau jadi penuh semangat seperti itu?" tanyanya.

"Astaga, aku menyeringai salah khawatirpun salah, nasib jadi adik, padahal hanya selisih dua menit saja." gerutu Kenzie sambil menghindari tatapan menyelidik Kenzou.

Kalau kakaknya sedang menatap seperti itu, jangankan kebohongan, bakteri di kulit Kenzie pun bisa di lihatnya dengan mata telanjang.

"Selisih dua saham saja itu bisa membuatmu tersingkir dari posisimu Zie! Jadi jangan pernah anggap remeh selisih" tegas Kenzou.

"Ya Tuhan, aku malah dapat ceramah pula sekarang, Ya sudah aku masuk dulu." ujar Kenzie sebelum melangkah keluar dari garasi, tapi langkahnya terhenti saat pagar depan kembali terbuka, lalu mobil Alson memasuki halaman dan berhenti tepat di depan pintu garasi.

"Kamu mau masuk dulu, Oppa?" tanya Keizaa sambil membuka sabuk pengamannya.

"Dari cara menatap kakak-kakakmu itu, sepertinya ada yang ingin mereka keluhkan. Jadi ya aku akan turun sebentar untuk menyapa mereka, kamu masuk saja ke dalam yaa." jawab Alson, kemudian bersamaan dengan Keizaa ia keluar dari mobilnya.

Di depan Alson, nampak dua pasang alis lebat berkerut serempak dengan ekspresi yang identik. Dulu sulit sekali membedakan keduanya.

Tapi sekarang sudah terlihat jelas perbedaan di antara keduanya, karena rambut Kenzie dibiarkan panjang bergelombang hingga di bawah telinganya, sama seperti rambut Keanu. Sementara Kenzou, potongan rambutnya selalu rapi seperti eksekutif muda lainnya.

"Kenapa kalian berdua berdiri di sini...?" tanya Keizaa.

"Zaa, kamu masuk sekarang!" seru Kenzou dengan suara yang tidak ingin di bantah.

Setelah menghentakkan kedua kakinya sambil memberengut kesal ke arah Kenzou, Keizaa langsung masuk ke dalam rumah.

"Waahh, sejak kapan kau menyukai Keiza kami Al?" tanya Kenzie.

"Tanya kakakmu itu, aku sudah menceritakan sedetailnya padanya." jawab Alson santai.

Kenzie mengalihkan perhatiannya dari Alson ke Kenzou, "Sejak kapan Zou?" tanyanya.

"Tidak penting sejak kapannya, yang terpenting sekarang adalah kapan kau akan menentukan sikapmu Al?" tegas Kenzou tanpa basa basi lagi.

"Hari ini." sahut Alson singkat.

"Apa Zaa menerimanya dengan baik?"

"Justru Zaa lah yang mendorongku untuk memilih Clarissa. Kau benar Zou, dia lebih mementingkan perasaan orang lain di atas perasaannya sendiri, meski itu juga harus mengorbankan perasaanku." desah Alson pelan.

"Jadi kau memutuskan akan meneruskan pertunanganmu dengan Clarissa?" tanya Kenzie, tidak mampu menutupi kekecewaan di dalam suaranya, dan Alson mengangguk.

"Tapi kau kan tidak mencintai Clarissa Al, Apa itu tidak akan menyakiti hatinya nanti?" Kenzie kembali mencecar Alson dengan pertanyaan.

Alson mengangkat bahunya, "Clarissa sudah tahu aku tidak mencintainya, tapi ia tetap bersikeras mempertahankan pertunangan kami."

"Apa kau seyakin itu akan meninggalkan wanita yang kau cintai dan berpaling pada wanita yang tidak kau cintai?"

"Sejak awal aku tidak punya pilihan, kalau pun aku memutuskan pertunanganku dengan Clarissa demi bersama Zaa, adikmu itu tidak akan pernah mau menerimaku, kecuali..."

"Kecuali apa?" desak Kenzie.

"Kecuali Clarissa sendiri yang membatalkan pertunangan itu." Alson menghela nafas panjang sebelum melanjutkan,

"Padahal aku berharap Clarissa sudah memiliki pria lain yang ia suka, tapi ternyata aku lah pria yang ia sukai itu... Dan Zaa mengetahui perasaan Clarissa padaku, mungkin itu juga yang membuat Zaa memintaku untuk meninggalkannya dan berpaling pada Clarissa."

"Ahh, berarti kuncinya ada di Clarissa." gumam Kenzie.

"Kau harus berusaha keras bro kalau ingin mendapatkan cinta wanita pujaanmu itu." cibir Kenzou, dan Kenzie nyaris tersedak ludahnya sendiri.

"Wanita pujaanku apa?" tanyanya pura-pura tidak mengerti.

"Terus saja kau berpura-pura. Aku bukan anak ingusan yang bisa kau tipu."

"Kalian lanjutkan saja ributnya berdua, aku pulang dulu." seru Alson sambil melangkah ke mobilnya, dan sampai Alson membawa keluar mobilnya pun, kedua saudara kembar itu masih terlibat percekcokan.

**********

"Sore Eomma, Appa." sapa Alson pada Sonya dan Alex saat melewati ruang keluarga, dan langsung menaiki tangga ke kamarnya.

"Sayang, apa kamu tidak merasa belakangan ini ada yang aneh dengan putra kita itu?" tanya Sonya.

Alex kembali merangkul pundak istrinya itu, "Aneh apa my queen?"

"Al jadi dingin seperti itu."

Alex terkekeh pelan, "Al memang pria cool my queen, seperti Appanya..." kata Alex dengan bangga.

Sonya mendengus pelan, "Al beda, untungnya putraku itu tidak menjadi Jailangkung kutub sepertimu dulu sayang, masih ada sedikit jiwa usilku padanya, justru Aliana lah yang mirip sekali denganmu dulu." sanggah Sonya.

"Biasanya memang seperti itu my queen, anak laki-laki mengambil watak ibunya, sedang anak perempuan mengambil watak bapaknya, ya walaupun tidak semuanya seperti itu." jelas Alex.

Sonya menghela nafas panjang sambil menyandarkan kepalanya di dada Alex,

"Belakangan ini feelingku mengatakan ada yang tidak beres dengan putraku itu sejak pulang dari pulau X sayang. Entah lah apa itu, tapi biasanya feeling seorang ibu itu kuat, pasti ada sesuatu yang di sembunyikan Al tanpa sepengetahuanku." desah Sonya, lalu mendongak menatap Alex.

"Apa kamu mau membantuku mencari tahu apa yang menyebabkan putraku seperti itu sayang?" tanyanya dengan wajah memelas, dan Alex langsung mengerang pelan.