Agam menyusup ke dalam organisasi rahasia bernama Oscuro. Sebuah organisasi yang banyak menyimpan rahasia negara-negara dan juga memiliki bisnis perdagangan senjata.
Pria itu harus berpacu dengan waktu untuk menemukan senjata pemusnah masal yang membahayakan dunia. Apalagi salah satu target penyerangan adalah negaranya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Umpan
"Sistem keamanan kita sudah dihack. Apa kamu tahu itu?"
"Apa?"
Immanuelle membatalkan niatnya memasuki ruangan Ortega. Pria itu malah bergegas menuju ruangannya. Dia langsung mengecek komputernya. Ternyata memang ada virus yang menyerang sistem komputernya. Pria itu segera menyingkirkan virus tersebut sambil mencari sumbernya. Terdengar makian pria itu saat tahu virus tersebut masuk ketika dirinya tengah memesan tempat makan di Hurghada.
Armin memang sudah mengantisipasi hal ini. Ketika dia masih bebas mengutak-atik komputer Immanuelle. Pria itu menyusupkan virus ketika Immanuelle melakukan reservasi tempat makan secara online. Itu dilakukan agar Agam tidak menjadi bahan kecurigaan.
Setelah berhasil mengetahui masalah dan memperbaiki sistem, Immanuelle kembali ke ruangan Ortega untuk melaporkan hasilnya. Pria itu menarik kursi di depan meja kerja Ortega.
"Maafkan aku. Rupanya virus masuk dan merusak sistem komputer, tapi aku sudah memperbaikinya."
"Kenapa kamu ceroboh sekali? Tidak biasanya kamu seperti ini."
"Maafkan aku. Apa ada kejadian selama aku tidak ada?"
"Ya, ada orang yang menyusup masuk ke kamar ku. Aku tidak bisa mengecek cctv karena semuanya mati."
"Apa kamu sudah menemukan siapa penyusupnya?"
"Kalau aku sudah menemukannya, aku tidak akan sekesal ini."
"Apa ada orang yang kamu curigai?"
"Sialnya tidak ada."
"Apa kamu tidak curiga pada member baru kita?"
"Siapa maksud mu? Mario?"
"Bukan, tapi petugas medis yang baru masuk."
"Tidak mungkin."
Dengan cepat Ortega menyangkal tuduhan tersebut. Ketika sang penyusup masuk, dia sedang berada di ruang perawatan untuk melihat keadaan Fellipe. Di sana ada Liam, Jalal dan Aisyah. Mustahil kalau salau satu dari mereka adalah pelakunya.
"Menurut ku justru pelakunya adalah anggota lama. Anggota baru belum tahu seluk beluk markas ini. Coba kamu selidiki anggota yang sudah berada di sini sekitar tiga tahun ke atas. Aku yakin kalau salah satu dari mereka pelakunya."
"Baiklah. Oh ya, bagaimana keadaan Shalom?"
"Dia sudah lebih baik. Tapi masih dalam masa pemulihan. Sementara Bella, aku sudah memecatnya."
"Apa? Bagaimana bisa?"
"Dia sudah memfitnah Aisyah dan menyebabkan insiden kemarin. Sebenarnya Bella yang bertanggung jawab untuk mengawasi Shalom pasca operasi. Tapi dia lalai dan menimpakan kesalahan pada Aisyah. Aku terpaksa memecatnya. Aku tidak mau ada lagi kekacauan di sini."
"Tapi Bella sudah lama bekerja pada kita. Kenapa bukan Aisyah yang dipecat? Menurut ku justru keberadaan dia yang menimbulkan kekacauan. Pasti banyak yang tidak menyukai dia karena dia yang menyebabkan kamu menghukum Lavi."
"Kalau aku memecat Aisyah, maka Liam akan ikut pergi juga. Kamu tahu kalau kita membutuhkan Liam setelah Roberto tidak ada. Sudahlah, kenapa kamu malah mempertanyakan keputusan ku? Apa kamu merasa keputusan ku salah?"
Wajah Ortega menunjukkan ketidaksukaan. Immanuelle langsung mengubah sikapnya, begitu sadar kalau sudah memicu kemarahan pria itu. Tak ingin berlama-lama di ruangan Ortega, pria itu segera beranjak dari sana.
***
"Nuelle, apa kita bisa bicara?" terdengar suara Ayumi dari luar ruangan.
"Masuklah Ay."
"Benarkah? Aku boleh masuk?"
"Ya, masuklah."
Pintu ruangan Immanuelle terbuka pelan. Ayumi muncul dari baliknya. Wanita itu nampak ragu untuk masuk. Namun begitu melihat lambaian tangan Immanuelle, keraguannya hilang. Dia segera mendekati pria itu kemudian mendudukkan diri di kursi dekat Immanuelle.
"Apa kamu sedang sibuk?"
"Tidak juga. Ada apa?"
"Soal Linda. Apa benar kalau dia sudah meninggal?"
"Ya, aku sudah memastikan itu. Tapi soal di mana di kuburnya, aku tidak tahu."
Wajah Ayumi nampak sedih. Immanuelle jadi tidak enak hati. Niatnya ingin membantu Ayumi menemukan temannya, nyatanya dia hanya memberikan kabar buruk saja.
"Maafkan aku, Ayumi. Andai aku membantu mu lebih cepat, mungkin aku bisa menemukannya dalam keadaan hidup."
"Tidak apa. Baiklah, terima kasih."
Ayumi beranjak dari tempatnya, namun dengan cepat Immanuelle menahan tangan wanita itu.
"Bisakah kamu tetap di sini?"
"Apa tidak masalah?"
"Tentu saja. Duduklah, temani aku bekerja. Selain Ortega, kamu juga boleh memasuki ruangan ini sesuka mu."
"Benarkah? Tapi apa alasannya?"
"Karena aku mencintai mu."
Immanuelle meraih tangan Ayumi kemudian mencium punggung tangannya dengan mesra. Untuk sesaat wanita itu menjadi kikuk. Tentu saja dia malas harus bersikap manis pada Immanuelle, tapi demi bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan, wanita itu terpaksa menahannya.
Akhirnya Ayumi tetap bertahan di sana. Matanya terus melihat pada layar monitor. Nampak Immanuelle sedang mengecek bisnis Oscuro di beberapa tempat. Pria itu juga menerangkan di mana saja bisnis Oscuro berada. Tentu saja ini menjadi keuntungan sendiri bagi Ayumi.
Tiba-tiba saja di layar komputer masuk sebuah pesan. Pesan yang berasal dari salah satu member Oscuro. Ayumi tidak tahu pesan yang dikirimkan karena dia menggunakan kode rahasia. Dengan cepat Immanuelle membalasnya. Wajahnya nampak menyunggingkan senyuman.
"Ada apa? Sepertinya kamu senang sekali."
"Tidak lama lagi aku akan mendapatkan banyak uang. Proyek yang kami rencanakan sejak dua tahun lalu akhirnya rampung juga. Sekarang hanya tinggal memanen hasilnya. Dalam dua hari ke depan, anggota andalan kami akan kembali ke sini. Dia pulang membawa hasil besar untuk kami."
Baru saja Immanuelle merasakan kegembiraan setelah mendapat pesan rahasia dari personil rahasia Oscuro, di komputernya kembali masuk sebuah pesan. Namun kali ini pesan yang masuk bukanlah hal baik, terlihat dari wajah Immanuelle yang menegang.
"Maaf Ay, aku harus menemui Ortega."
Buru-buru Immanuelle bangun dari duduknya kemudian bergegas meninggalkan ruangan. Ditinggal begitu saja oleh Immanuelle, Ayumi memilih keluar juga. Dia ingin bermain aman, jangan sampai Immanuelle mencurigainya di saat dia baru saja mendapat kepercayaan pria itu.
Ortega terkejut ketika pintu ruangan dibuka tiba-tiba oleh Immanuelle. Wajah pria itu nampak panik. Bergegas dia mendekati meja kerja Ortega.
"Ortega, gawat."
"Ada apa?"
"Ada masalah dengan anggota kita di El Paso."
"Ada apa dengan mereka?"
"Aku baru mendapat kabar dari anggota kita di sana kalau keberadaan mereka sudah terdeteksi oleh FBI. Mereka mengawasi tempat kita. Kegiatan kita di sana juga terhambat. Bagaimana ini?"
"Kita pindahkan saja anggota kita ke Ciudad Juarez. Transaksi dengan Raphael dan Alfonso dilakukan di sana."
"Siapa yang mau kamu utus untuk pergi membantu mereka."
Ortega belum sempat menjawab pertanyaan Immanuelle ketika ponselnya berdering. Dia mengangkat satu jarinya, meminta Immanuelle menunggunya sampai selesai bicara. Sepuluh menit kemudian pria itu sudah menyelesaikannya panggilannya.
"Sepertinya Minggu ini adalah Minggu yang sibuk untuk kita. Aku baru saja dikabari kalau senjata yang kita kerjakan sudah selesai."
"Ah ya, aku lupa mengatakan soal itu."
"Untuk bertemu dengan Raphael dan Alfonso, aku tugaskan pada mu."
"Aku? Tapi.."
"Hanya kamu yang bisa ku andalkan. Fellipe masih belum pulih, jadi kamu saja yang pergi. Aku akan mengirim Jerry, Hugo dan Jason untuk mendampingi mu. Ada juga sepuluh anggota lain yang akan stand by di tempat pertemuan. Pastikan kamu mendapat harga yang sesuai. Jangan lupa untuk uji coba dulu senjata itu."
"Lalu bagaimana dengan anggota dan bisnis kita di El Paso?"
"Aku akan mengirim Mario ke sana."
"Lalu kamu?"
"Tentu saja aku akan menunggu kedatangan orang itu. Kamu tahu aku sudah menunggu lama untuk ini."
"Baiklah. Aku akan bersiap."
"Sebentar Nuelle, saat bertemu dengan Alfonso dan Raphael, ada yang perlu kamu lakukan."
Immanuelle terpaksa mendaratkan bokongnya kembali mendengar perkataan Ortega. Pria berkacamata itu menyimak dengan seksama apa yang dikatakan pimpinan Oscuro tersebut. Ternyata dia memiliki rencana lain mengirimkan Immanuelle yang menggantikan dirinya bertemu dengan klien penting.
Selesai mendengarkan perintah Ortega, Immanuelle segera keluar dari ruangan Ortega. Ini pertama kalinya dia akan berhadapan langsung dengan klien. Namun begitu pria itu senang. Ada misi penting yang harus dia jalankan di sana.
Sepeninggal Immanuelle, Ortega memanggil Mario alias Agam. Setelah beberapa waktu, akhirnya Ortega bisa mempercayai pria itu. Selain memiliki kemampuan yang baik, Agam kerap memberikan masukan padanya menyangkut operasionalisasi. Apa yang Agam lakukan, mengingatkannya akan Ferdy. Karenanya dia sangat mempercayai pria itu sekarang.
"Kamu memanggil ku?" tanya Agam.
"Ya. Aku mau kamu pergi ke El Paso. Anggota dan bisnis kita sedikit terganggu. Aku mau kamu mengatasinya dan memindahkan bisnis ke Ciudad Juarez."
"Apa hanya aku sendiri?"
"Tentu saja tidak. Kamu boleh membawa beberapa orang. Siapa yang mau kamu bawa?"
"Ilsa, Max dan Fahad."
"Cukup hanya kalian berempat?"
"Ya."
"Fahad belum sepenuhnya pulih dari cedera."
"Tenang saja. Dia tidak akan terjun langsung dalam pertempuran."
"Aku akan menambahkan Carlos dalam tim mu. Di El Paso ada Martinez yang akan menyambut kalian."
"Oke."
"Kalian akan berangkat besok."
Usai mendapatkan perintah, Agam segera meninggalkan ruangan Ortega. Pria itu menyunggingkan senyum tipis. Umpan yang mereka lepaskan akhirnya membuahkan hasil.
***
Siapa ya orang yang ditunggu Ortega🤔
Yang mau datang ke kondangan Dion dan Kirana, dress code nya kebaya ibu² penjual jamu sekalian bakulnya buat bawa sisa makanan🤣
Kaya’y c dela ga bakaln mau nerusin deh tapi dia bingung jg apa alasan’y ya 🤔