Yuna gadis Rapunzel yang terkurung di kastil mewah, hingga seorang Pangeran membawanya dan memberinya kebebasan yang dia inginkan. Namun, itu tidak seindah yang dia bayangkan, dia adalah umpan, kebaikan Pangeran adalah bayang semu.
Dia berkali-kali patah hati, berkali-kali menahan kesedihan. Pangeran adalah sesuatu yang menyakitkan untuk dia miliki.
Sedih namun manis, gundah namun lucu, gelisah namun kocak. Dia akan melewati hari-harinya dengan tawa meskipun menyimpan luka, dia akan menjadi binar diantara makhluk indah lainnya.
Hingga akhirnya dia bertemu dengan seseoarang yang benar-benar bisa membuatnya tertawa dan melupakan sedihnya.
Pangeran... jangan pernah menyesal jika seseorang mengambil Tuan putri dari mu.
"Aku masih saja mencintai mu, bahkan ketika kamu mematahkannya berkali-kali"
*Kisah ini akan membuat mu tertawa dalam rasa sesak. Terima kasih... selamat membaca🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F.A queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33_Makan malam 2
"Apa kau mau mencoba ini?" tawar Leo. Dia tidak bohong kali ini, dia sungguh-sungguh menawari nasi goreng miliknya. Yuna tahu sinyal ini untuk menarik rasa cemburu Kiara.
Yuna tahu itu, namun dia tidak keberatan untuk melakukannya.
Dengan senyum tipis dia mengangguk. Lalu benar, Leo menyuapinya dengan penuh perhatian dan beberapa kali mengusap bibirnya. Adegan yang sedari tadi dia bayangkan ternyata tidak membuatnya bahagia tapi malah membuatnya merasa putus asa.
"Sayang...," panggil Yuna lembut.
"Hmm...," Leo menyendok pada sendokan terakhir di piringnya. "Jangan dulu bicara, kau harus menghabiskan ini," Leo memandangnya penuh cinta dan menyuapinya dengan pelan, dia sangat lembut.
Yuna mengunyah dengan pelan, sesuatu yang seperti tertusuk terasa dalam hatinya.
Setelah dia menghabiskan nasi goreng Leo, dia kemudian minum minumannya dan mengambil nafas dalam, dia melengkungkan bibirnya hingga menjadi senyuman yang manis.
"Sayang, kamu begitu perhatian pada ku, hingga kamu melupakan diri mu, jadi biar aku gantian menyuapi mu."
Leo mengangguk, tangan kirinya kemudian meraih tangan kiri Yuna, mengenggamnya hangat, mereka saling berpegangan tangan dan bahagia bersama.
Yuna mengambil satu sendok super penuh dan menyuap pada Leo. Dengan manja Leo membuka mulutnya dan menerima suapan pertama Yuna, mulutnya penuh karena Yuna memberinya satu sendok penuh, kemudian Yuna mendekatkan wajahnya dan berbisik.
"Tuan muda Leo kau adalah orang terhormat, kau harus makan dengan anggun. Kau makan seperti ini benar-benar seperti kerbau yang kelaparan."
Leo menghentikan kunyahannya, menatap Yuna dengan gemas. Dia tidak menyangka bahwa gadis ini akan membalasnya dengan cepat. Sebelum Yuna menjauh dari wajahnya, dia mengangkat tangannya dan mencubit pipi yang menggemaskan itu.
"Auuu," Yuna memekik pelan. Kemudian, Leo melepaskannya dan dengan lembut mengusap pipinya. Leo kemudian berdiri dan membungkuk, Cupp... dia mencium pipi Yuna dan langsung kembali pada tempat duduknya lagi.
Sungguh manis, Yuna menarik senyum di bibirnya. Dia menatap Leo penuh arti, jantungnya berdegup, ini nampak indah namun terasa sangat menyakitkan.
"Sayang... kau mengotori wajah ku. Apa kau tahu kalau bibir mu begitu berminyak," Yuna dengan cepat menguasai hatinya, dia kembali tersenyum ceria dan berkata manja pada Leo.
Leo menunduk sedikit dan melirik ke arah Kiara, dia sangat hafal ekspresi Kiara karena mereka telah bersama-sama begitu lama. Kiara memperhatikannya dengan wajah yang kesal, sangat-sangat kesal, dan Leo cukup puas melihat itu.
Setelah beberapa menit mereka akhirnya mengakhiri makan malam ini. Leo dengan sangat elegan menawarkan tangannya untuk membantu Yuna berdiri. Yuna memberikan tangannya dan Leo menggenggamnya hangat, mereka berjalan beriringan sambil bergandengan tangan.
Di ujung pintu Yuna menghentikan langkanya.
"Aku merasa kedinginan," ucapnya sambil menggosok telapak tangan. Mendengar itu, Leo segera melepaskan jaketnya dan dengan hati-hati meletakkan di pundak Yuna.
Tidak lupa pada langkah terakhir, mereka kompak menoleh kebelakang secara bersamaan, melihat wajah kesal dan sorot mata benci itu.
Sepanjang perjalanan pulang. Leo terus tersenyum, memutar lagu milik penyanyi cewek dan sesekali menyahutnya.
"Cieee, habis ketemu mantan cieee...," Yuna menggodanya. Leo tertawa dengan godaan Yuna, ini adalah pertama kalinya dia mendengar seseorang mengatakan 'Cie... ciee' padanya jadi dia merasa sangat lucu dan unik.
Leo tidak begitu banyak teman di masa sekolahnya. Dia hanya berfokus pada Kiara, jika Kiara sudah bersamanya maka dia tidak butuh siapapun lagi.
"Sayang...," Yuna memanggilnya.
"Hmm," jawabnya langsung menoleh ke arah Yuna. "Ada apa?" tanyanya. Yuna tersenyum kemudian menggeleng.
"Tidak ada, fokuslah menyetir." ucapnya. Dia lalu menyandarkan kepalanya, dia tersenyum dalam diam. Dia memanggil Leo dengan sebutan 'Sayang' dan Leo masih meresponnya, dia tidak melotot, tidak marah, tidak mengancamnya dan yang pasti Leo tidak menurunkannya di pinggir jalan. Cukup bagus.
***@***
Likesnya mana 😉👍😊
bikin novel Bru Lgi lah kakak author..