Cinta Alea

Begitu sampai di mansion milik Mayer, Alea benar-benar dibuat takjub dan tidak bisa berkata-kata lagi.

" Kau benar-benar tinggal di sini? Lalu kenapa kemarin kau syuting pura-pura menjadi orang miskin dan tidak punya rumah?" tanya Alea yang mulai kesal dengan kekasihnya yang ternyata seorang Sultan.

Mansion milik Meyer Clarkson.

Meyer hanya tersenyum kepada Alea yang sejak tadi terus cemberut kepadanya.

" Aku tidak bermaksud untuk menipumu sayang. Maafkan aku. Aku hanya berusaha untuk menemukan seorang wanita yang benar-benar tulus mencintaiku. Bukan hanya karena apa yang aku miliki tetapi apa yang ada pada diriku sendiri. Dan selama ini kau selalu memperlakukanku dengan sangat baik. Walaupun aku terlihat seperti seorang gembel yang tidak memiliki apapun!" ucap Meyer sambil melirik kepada Alea yang kini merona wajahnya karena malu yang luar biasa.

' Ya ampun! Betapa konyolnya aku. Bahkan aku sampai berpikir akan membiayai hidup Meyer, hanya dengan kekayaan yang tidak seberapa yang aku miliki! Dasar Alea ceroboh sekali kamu!' bathin Alea menyesali kebodohannya yang tidak bisa membedakan seorang sultan yang sedang menyamar menjadi orang yang tidak memiliki apa-apa.

Bagaimana mungkin dirinya tidak peka dengan status seorang Meyer di sekolahan pemuda itu yang begitu digilai oleh banyak wanita yang bersekolah di sana. Bahkan sampai membuat seseorang Angel yang notabene adalah anak seorang pengusaha terkenal di kota itu pun hampir tergila-gila di buatnya oleh sang kekasih brondong nya.

Dengan menggenggam telapak tangan Alea, Meyer melangkahkan kakinya masuk ke dalam mansion yang dia tempati seorang diri. Hanya bersama dengan beberapa orang pengawalnya, sopir, juru masak dan beberapa orang pelayan yang mengurus mansionnya.

" Tinggallah di sini. Kalau kau tinggal di sini Aku akan menjamin keamananmu. Kalau kau mau menjual mansion-mu tidak masalah. Tapi aku akan lebih senang kalau kau berada di sini bersamaku setidaknya b******* itu tidak akan berani untuk mendatangimu ataupun menyentuhmu lagi!" ucap Meyer sambil membuka kamar pribadinya.

" Kita akan tinggal di sini bersama. Mulai hari ini kau akan menjadi Nyonya rumah di Mansion ini!" ucap Meyer sambil tersenyum kepada Alea.

Alea tampak kesulitan menelan salivanya sendiri ketika dia masuk ke dalam kamar itu.

" Meyer kalau kau memang ingin aku tinggal di mansion ini. Tolong berikan aku kamar sendiri. Ok? Aku tidak mau berada satu kamar denganmu." ucap Alea dengan wajah penuh permohonan kepada Meyer.

Akan tetapi Meyer seperti yang tidak mau mendengarkan perkataan Alea. Dia tetap saja membawa Alea masuk ke dalam kamar itu.

" Pergilah mandi dulu sayang dan bersihkan tubuhmu. Aku akan meminta kepada sekretarisku untuk mencarikan pakaian ganti untukmu!" ucap Meyer yang seperti tidak memperdulikan apa yang dikatakan oleh Alea.

" Meyer! Apa Kau tidak mendengarkan perkataanku tadi? Tolong berikan aku kamar lain, kalau kau ingin aku tinggal di sini!" ucap Alea sambil menatap tajam kepada Meyer yang sekarang menatapnya dengan lekat.

Alea menghempaskan telapak tangannya yang tadi digenggam oleh Meyer dengan begitu erat.

" Duduklah dulu! Aku akan jelaskan semua padamu! Jadi kau tidak akan salah paham padaku!" ucap Meyer sambil mendudukkan Alea di atas ranjang king size milik Meyer. Sementara dirinya bersimpuh di bawah kaki Alea yang masih menatap tajam Meyer.

" Setelah aku lulus dan mendapatkan ijazahku kita akan segera menikah dan meresmikan hubungan kita. Aku serius Alea. Aku ingin menjalani kehidupanku bersamamu hingga akhir hayatku. Jadi tolong jangan menolak segala pengaturan yang aku berikan untukmu sayang. Semuanya agar aku bisa tenang dalam menjagamu!" ucap Meyer sambil mencium telapak tangan Alea berkali-kali.

Tetapi tetap saja Alea tidak mau hal itu dilakukan oleh mereka yang notabene belum memiliki ikatan suami istri. Kejadian tempo hari sampai saat ini masih disesali oleh Alea dan dia tidak mau kalau sampai ada hal berikut dan berikutnya lagi di antara mereka.

" Aku mohon Meyer. Tolong jangan lakukan ini padaku. Kau fokuslah untuk belajar dan dapatkan ijazahmu. Setelah itu Kau boleh menghalalkanku dan aku akan dengan senang hati melangkahkan kakiku ke kamar ini dan menjadi istrimu!" ucap Sakinah dengan menatap sendu kepada Meyer yang seperti frustasi dengan penolakan Meyer.

" Kalau kau tidak mau memberikan kamar lain untukku. Aku akan kembali ke mansion milikku. Kau cukup menempatkan pengawalmu saja di sana. Sehingga aku akan selalu aman dari gangguan Robin!" ucap Alea sambil menggenggam telapak tangan Meyer yang tampak begitu kesulitan untuk mau memenuhi keinginannya.

Terlihat Meyer bangkit dari tempatnya semula kemudian dia membuka nakas yang ada di samping tempat tidurnya.

" Will you marry me?" tiba-tiba saja Meyer sudah membawa sebuah cincin di tangan nya dan kembali bersimpuh di hadapan Alea yang tampak tidak percaya dengan penglihatannya.

" Meyer, pernikahan bukan permainan anak kecil. Tolong kau dapatkan ijazahmu dan kau bisa datang kepadaku untuk melamarku kembali setelah itu!" ucap Alea sambil mendorong telapak tangan Meyer kembali yang tadi memberikan cincin kepadanya.

" Tolonglah kau jangan menyiksaku dengan penolakan itu. Terimalah cincin ini dan kau resmi menjadi calon istriku! Cincin ini akan mewakili diriku. Kalau sampai terjadi apa-apa denganku suatu saat nanti, maka kau bisa mengendalikan organisasi yang saat ini aku Pimpin dengan menggunakan cincin ini. Cukup kau tunjukkan janji nenek kepada anak buahku maka kau bisa mengendalikan semua bisnis yang ada di dalam kekuasaanku!" ucap Meyer berusaha untuk meyakinkan Alea untuk menerima pemberiannya.

Alea terkesiap mendengarkan penuturan dari Meyer. Dia menjadi bertanya-tanya sendiri. Sebenarnya siapakah Mayer? Kenapa dia bisa mengatakan hal-hal aneh seperti itu di hadapannya?

" Organisasi? Organisasi macam apa yang kau miliki di usia muda kamu ini?" tanya Alea benar-benar sangat terkejut mendengarkan anak berusia 18 tahun yang bahkan ijazah SMA saja belum dia miliki tetapi dia sudah berbicara tentang organisasi dan juga anak buah yang bisa dikendalikan hanya dengan menggunakan cincin itu di jari manisnya.

" Untuk saat ini kau tidak perlu tahu tentang organisasi yang aku kendalikan. Cukup kau gunakan saja cincin ini di jari manismu dan jadilah calon istriku!" ucap Meyer benar-benar sukses membuat Alea menjadi penasaran setengah mati.

" Aku tidak mau menggunakan cincin itu dan juga tidak mau mengendalikan organisasi-mu saat kau tidak ada. Sebelum kau bercerita tentang organisasi yang kau katakan!" ucap Alea sambil memalingkan wajahnya dan tidak mau menatap Meyer.

Memang dasar Meyer anak dablek! Sia tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Alea, tetapi dia langsung masukkan cincin itu di jari manis Alea yang hanya bisa melotot kepada Meyer yang bandel. Saat Alea hendak protes, Meyer malah langsung menyambar bibir nya dan membungkam Alea yang tadi hendak protes kepada Meyer tentang kelakuannya yang suka memaksakan kehendaknya.

Hawa di kamar rasanya seketika terasa begitu panas. Alea merasa kesulitan bernafas dan sangat sulit untuk menolak pesona seorang Meyer Clarkson yang luar biasa bersinar di antara bintang di langit.

Sedikit lagi dan hampir saja. Meyer kembali melakukan hal itu kepada Alea sampai akhirnya Alea bangkit dan melepaskan diri dari cengkraman Meyer yang matanya sudah berkabut dan menuntut Alea untuk membantunya menyelesaikan apa yang terbangun karena aktivitas mereka tadi.

" Tolonglah Alea. Kau jangan sekejam itu padaku!" pinta Meyer yang lalu mendekati Alea yang langsung mengarahkan kedua telapak tangannya untuk menyetop Meyer mendekatinya.

" Stop Meyer! Tolong jangan lanjutkan lagi apa yang akan kau lakukan padaku! Aku mohon kepadamu Meyer! Itu pun kalau kau memang benar-benar mencintai aku dengan tulus!" ucap Alea dengan mata berkaca-kaca.

Meyer terkesiap mendengarkan ucapan dari Alea yang seakan menyadarkannya dari kekhilafan yang dari tadi dihembuskan ke kepalanya oleh setan yang selalu menggoda manusia yang sedang mabuk cinta seperti dirinya yang sedang bucin tingkat dewa dengan Alea.

Meyer mendudukan tubuhnya di ranjang. Kemudian meraup wajahnya dengan kasar.

" Kau benar sayang. Mungkin ada baiknya kalau kita tinggal di kamar yang berbeda saja. Kalau kita tinggal di kamar bersama begini, benar-benar sangat menyiksaku untuk tidak menyentuhmu! Maafkan aku sayang! Kau mandilah, sebentar lagi pakaian gantimu akan dikirimkan oleh sekretarisku. Aku akan pergi ke kamarku dulu! Yang ada di sebelah kamar ini!" ucap Meyer dengan langkah gontai meninggalkan Alea yang masih terkesiap di tempat nya berdiri saat ini.

" Maafkan aku Meyer!" ucap Alea lirih, akan tetapi Meyer masih bisa mendengarkan ucapan kekasihnya dan dia pun menoleh kepada Alea dan tersenyum begitu manis kepadanya.

" Selamat malam sayang. Istirahat lah dan maafkan aku!" ucap Meyer yang kembali berbalik dan kemudian mencium kening Alea dengan lembut.