Mendadak Jadi Ratu

Sonya dibawa ke klinik pengobatan. Beberapa tabib. Peralatan medis memiliki kekaisaran tentu sudah canggih pada jamannya. Raisa bergidik ngeri melihat kondisi wanita yang pernah disimpan suaminya itu.

"Aa-ampun ... aku tak ... mau!" rintih Sonya kesakitan.

"Ratu, korban seperti disiksa habis-habisan!" ujar para tabib di sana.

Karena tak ada tabib wanita. Raisa sendiri yang turun tangan. Ia membuka pakaian Sonya. Tampak bekas pukulan dan sayatan benda tajam di sekujur tubuhnya. Bahkan alat di bawah sana seperti tersundut oleh besi panas.

"Sepertinya, ia dipaksa minum racun. Ada beberapa titik yang membiru, darah hitam dan kental. Tuhan masih ingin bermain dengan jiwanya," ujar Raisa.

Para tabib laki-laki tentu tak melihat bagaimana kondisi wanita yang ditolong oleh ratunya. Sebuah tirai berwarna putih menutupi mereka.

Raisa mengambil jarum akupuntur hadiah dari Kaisar Shi Luan Ho. Ia menusuk beberapa titik pada tubuh Sonya. Menghentikan peredaran racun di sana. Ia menutup area pribadi gadis malang itu.

"A-ampun Yang Mulia Lucyfer ...," rintih Sonya lagi.

Bibir gadis itu bengkak, sobek dan terluka. Bahkan wajahnya babak belur, rambutnya juga banyak yang rontok.

"Berikan aku morfin!" pekik Raisa.

Seorang tabib memberikan satu alat suntik yang berisi cairan morfin. Raisa menyuntiknya di lengan Sonya. Tak lama gadis malang itu pun terlelap. Raisa meninggalkannya.

"Sir Riley!" pekiknya memanggil.

Seorang pria datang tergopoh-gopoh. Raisa tak peduli dengan semua hiasan di istana. Bahkan ketika Princess Belle begitu angkuh di hadapannya.

"Terangkan siapa itu Pangeran Lucyfer?!"

"A-apa?"

"Apa kau tuli?" tanya Raisa dengan pandangan menusuk.

"Pangeran Lucyfer adalah putra mahkota di daerah timur laut wilayah kerajaan Jones. Raja Lord Samuel dan Queen Neyyana meninggal dunia secara tragis di tangan putranya itu. Pangeran tak bisa menjadi Raja di sana tetapi tak ada yang berani padanya karena kekejaman pria itu Ratu!" jelas Sir Riley.

"Dua minggu lalu ada permintaan untuk menundukkan kerajaan lalim itu," lanjutnya.

Jiwa Geisha mendidih. Melihat apa yang terjadi pada Sonya menandakan betapa kejam pria yang berkuasa di daerah yang jauh lebih kaya dan lebih maju dibandingkan kerajaan Harley.

Geisha melangkah ke kamarnya. Ia membuka semua pakaian dan mulai melilitkan kain di seluruh dada hingga perutnya. Wanita istri penguasa itu memakai baju ala prajurit dan melapisinya dengan baju besi terbuat dari tembaga dan perak.

"Yang Mulia!" pekik Rose ketakutan melihat ratunya.

Geisha menatap perempuan yang selalu bersamanya di saat-saat sedih kemarin. Ia berjalan mengambil pedang yang ia tempa sendiri, lalu busur dan juga seratus anak panahnya.

"Yang Mulia!"

Beberapa orang hendak menahan ratu mereka. Tapi Raisa mengusung pedang yang mengacung. Mengancam semuanya, tentu tak ada yang berani. Kekuatan Ratunya tak ada yang bisa menandingi.

Raisa menuju area belakang istana. semua berlari menyusulnya. Wanita itu bersiul memanggil kuda milik sang kaisar.

Thunder berlari, Raisa bersiap. Ketika kuda itu dekat. Ia pun melompat ke atas pelana dan memacu kuda itu kuat-kuat.

Debu-debu berterbangan. Semua prajurit panik termasuk Marquez Arthur dan juga Marquez Albert.

"Kaisar!" pekik mereka.

Princess Belle baru ini melihat pria penguasa itu berjalan dengan pandangan tajam siap membunuh. Ia juga memakai baju besinya.

"Yang Mulia kau mau kemana?" tanya Princess Belle yang tentu tak didengar oleh Kaisar Henry.

Pria itu bersiul nyaring. Seekor kuda putih berlari, ia pun melompat dan memacu kuda itu. Marquez Arthur juga langsung menaiki kudanya. Lagi-lagi Marquez Albert kesal bukan main.

"Kalian semua masuk!" bentaknya murka.

Semua pelayan dan staf istana masuk. Princess Belle masih setia berdiri tanpa tau apa yang terjadi. Marquez Albert meminta seribu pasukan menyusul ratu dan kaisar mereka.

Kepergian Kaisar menyusul ratu yang memakai baju perang, membuat heboh seluruh kalangan bangsawan dan juga masyarakat. Mereka tidak tau apa yang terjadi sebenarnya.

"Lalu bagaimana dengan pernikahannya bersama Princess Belle?" tanya para bangsawan.

Sedang di kerajaan Lucyfer. Sosok pria gagah dengan wajah begitu tampan dan bengis. Ia menghukum para pengawal karena tawanannya bisa melarikan diri.

"Kalian kurang ajar!" makinya kasar.

"Hanya menjaga seorang perempuan lemah saja tak bisa!" lanjutnya sambil menyabet pedang ke leher salah satu penjaga.

Crash! Darah muncrat kemana-mana hingga ke wajah sang pangeran. Kepala menggelinding. Semua terpekik tertahan. Sedang prajurit yang lain tampak pasrah dengan leher siap ditebas kapanpun.

"Pangeran ...," panggil seorang perempuan memakai kain yang terbuat dari benang emas.

"Diam Glory!" sentak pria itu masih murka.

Kain penutup di tubuh wanita itu merosot ke bawah. Tampak lekukan indah di mata Pangeran Lucyfer. Gundukan kenyal dengan pucuk merah jambu. Mulut Glory terbuka menggoda.

"Pangeran ... aku sedang ingin," pinta wanita itu lalu memainkan miliknya.

Pangeran Lucyfer yang memang maniak itu melepas pedang dan membuka jubah dan juga celananya. Semua pun mundur dan mengosongkan ruangan itu. Selamat lah tiga prajurit.

"Ah ... kepala ini menjulurkan lidahnya Pangeran," tunjuk Glory pada kepala yang sudah berpisah dengan tubuhnya itu.

Dengan santai Pangeran Lucyfer menjambak rambut kepala lepas itu dan melemparnya begitu saja. Glory menjilat darah yang memercik di dada berotot pria itu.

"Aaahhh!" lenguhnya dengan memejamkan mata.

Keduanya bercinta secara panas di ruang penuh darah. Di mana ada tubuh yang terpisah dengan kepalanya. Glory begitu bergairah jika melihat banyak darah. Ia juga memiliki kelainan jiwa selama bersama pria yang telah membuatnya jatuh dalam kenikmatan ini.

"Pangeran ... aah ... pangeran!" rengeknya manja.

Pangeran Lucyfer begitu bersemangat memacu diri menggapai kenikmatan yang membuatnya ketagihan ini. Ia rela membunuh ayah dan ibunya menukar semua tata krama yang diatur oleh mendiang ayah ibunya itu.

"Kau nikmat Glory!" pekiknya melepas lahar panas menyirami rahim mandul Glory.

"Aaahh ... Pangeran!" pekik wanita itu ia keluar yang ke empat kalinya.

"Kau benar-benar perkasa Pangeran," pujinya dengan napas tersengal-sengal.

"Kau sangat nikmat Glory," ujar pria itu.

Lalu pria itu membersihkan dirinya memakai kembali celana dan jubahnya.

"Bereskan ini!" titahnya.

Lalu ia pun berlalu dari tempat itu diikuti Glory yang berjalan di belakangnya. Wanita itu melirik tiga pengawal yang selamat dari amukan Pangeran Lucyfer.

"Aku akan minta hadiahku nanti," ujarnya berbisik.

Wanita itu tersenyum penuh kemenangan. Ia berhasil menyingkirkan wanita yang ditemukan pria penguasa itu di tengah jalan.

"Sonya ... kau pasti sudah mati dimakan binatang liar," gumamnya pelan sekali.

Glory tersenyum, kini pangeran tak lagi menginginkan Sonya melayaninya. Glory tak masalah jika sang pangeran menikmati tubuh wanita lain, karena pria itu selalu juga menikmatinya.

"Mati lah kau Sonya!"

bersambung.

eh ... eh ...

next?