Mohon dukungan 😁😁
Like,komen dan vote ya cinta 👌👌👌
Aku Mawar Paramitha tidak percaya dengan ada nya Tuhan,Lalu mengapa aku diminta untuk percaya pada CINTA???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma mossely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31.Tertangkap basah
Mawar sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi pada Baskara dan keluarga nya.
Saat ini dia tengah berada di sebuah Club mewah,yang sering di kunjungi oleh anak-anak muda generasi kedua dari keluarga kaya raya.
Dia sedang mengadakan pertemuan dengan Kenn Ganesa dan Boy.
Cih.
"Apa kau masih mengakui bahwa aku adalah teman mu??"
Kalimat raungan pertama Kenn Ganesa ketika melihat Mawar masuk dan duduk di sofa empuk,di seberang nya.
"Kau bahkan menikah tanpa mengundang ku,teman macam apa kau??"
Kenn tampak nya belum puas memaki-maki Mawar.
Pria yang berwajah cantik ini tampak sangat kesal karna baru mengetahui tentang pernikahan Mawar pagi tadi.
Hal itu terjadi juga karna mulut Boy yang tidak sengaja keceplosan.
Mawar menggosok telinga nya yang kesakitan akibat teriakan suara Kenn yang sangat memekakan telinga.
"Tidak bisakah kau bertanya dengan baik-baik tanpa perlu berteriak?"
Mawar sangat kesal.
Karna hal ini jugalah Mawar lebih memilih untuk tidak memberitahukan Kenn mengenai pernikahan kilat nya.
Dengan kesal Mawar melirik si pelaku.
Boy yang mendapat lirikan maut dari Big Boss nya,hanya mampu tersenyum malu sembari menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.
Dengan lirih dan kepala tertunduk,dia berucap,
"Maaf Big Boss,aku tidak sengaja.He he he"
Diakhir kalimat ,Boy bahkan tersenyum memamerkan deretan gigi putih nya.
Heh
Mawar sama sekali tidak mempercayai bocah tengik ini.
"Aku mengajak bertemu bukan untuk membahas tentang hal remeh temeh begini."
Mawar tidak ingin memperpanjang pembahasan tentang pernikahan kontrak tersebut.
Namun siapa Kenn Ganesa?
Tuan Muda dari keluarga Ganesa tersebut terkenal karna lidah tajam nya.
'Menurut' merupakan satu larangan bagi nya.
Jadi, tentu saja, Dia tidak akan mengizinkan Mawar mencapai keinginan nya saat ini.
"Kau mengatakan pernikahan itu adalah hal remeh temeh? Remeh temeh ?? Mawar !!!! Kau gila??"
Kenn bahkan berdiri dari duduk nya dan berjalan mondar-mandir di depan Mawar.
Kedua kaki nya di hentak-hentakkan karna kesal melihat wanita di depan nya ini.
"Berapa banyak wanita di luar sana yang menganggap pernikahan itu adalah hal yang sakral tapi KAU?"
Telunjuk nya mengarah ke wajah lumpuh Mawar.
"ASTAGA!!! "
Puk
Puk
Kenn memukul-mukul dada nya sendiri ketika melihat tidak ada nya riak kebahagiaan atau rasa malu di wajah Mawar.
"Terserah! Terserah mu saja."
Putus nya akhirnya.
Dia memilih kembali duduk di depan Mawar dan menyesap Wine yang masih ada di gelas nya.
Boy mengacungkan kedua ibu jari nya kearah Sang Tuan Muda yang memilih menyerah untuk mencari masalah dengan Big Boss nya.
"Kondisi keuangan Keluarga Paramitha sedang terguncang saat ini.Dan aku yakin, tidak ada yang cukup bodoh untuk menjadi penyokong dana mereka."
"Ini akan menjadi kesempatan bagi kita untuk datang sebagai 'penyelamat' untuk mereka."
Mawar segera menjelaskan tujuan mereka bertemu saat ini.
"Kau yakin?? "
Kenn memastikan keputusan dari Mawar.
"Kapan aku pernah bercanda?"
"Yah. Bagaimanapun mereka adalah keluarga mu,jika kita melakukan hal itu,mereka bisa saja bangkrut."
Kenn nyaris tersedak ketika melihat tatapan belati yang di tembakkan oleh Mawar kepadanya.Ketika kata 'keluarga' keluar dari mulut Kenn.
"Jangan membahas sesuatu yang tidak perlu."
Peringat Mawar dengan keras.
"Baiklah,baiklah.Semua terserah mu saja."
♧♧♧♧♧♧
Di ruangan yang lain,
Arthur,Kelan dan Regan juga tengah bertemu satu sama lain.
"Jadi??"
Arthur menggoyang-goyangkan gelas yang berisi Wine di tangan nya.
Wajah Regan tersenyum cerah.
Dengan penuh kehati-hatian,dia mengeluarkan hasil penelitiannya dan sampel obat yang diberikan oleh Arthur kepadanya.
"Dia benar-benar ada disini.Ahli racun itu ada disini.Arthur ! Katakan kepada ku,dimana kau mendapatkan obat ini?"
Regan bahkan mengabaikan ketidaksukaan Arthur di sentuh oleh orang lain.
Saat ini Regan menggenggam dengan kuat tangan Arthur.Mata nya berbinar terang ketika menatap Arthur.
Siapapun yang mengenal Regan dengan baik,pasti akan mengetahui jika Regan sangat menyukai segala sesuatu tentang Racun,melebihi rasa suka nya terhadap pengobatan.
Bahkan Arthur pun sangat mengetahui hal itu.
"Sampel pertama itu aku temukan di reruntuhan bagunan itu.Namun untuk obat itu sendiri,aku mendapatkannya dari Kakek ku.Kakek ku mendapatkan nya dari Mawar."
Jelas Arthur.
"Mawar?? Istri mu itu??"
Regan bahkan nyaris berteriak jika saja Kelan tidak menghentikan nya.
"Kau yakin dari Mawar??"
Regan memastikan kembali keterangan dari Arthur.
"Aku juga bingung.Tetapi Kakek ku memang mendapatkan obat itu dari Mawar.Dan berkat minum obat itu,kolestrol Kakek ku tidak kambuh saat banyak memakan banyak makanan olahan daging."
"Sama hal nya juga saat memakan makanan pedas,tubuh Kakek ku juga tidak memiliki reaksi khusus."
Regan mengangguk-angguk kan kepala nya.
"Memang! Obat ini sangat baik.Kandungan nya terdiri dari berbagai tumbuhan langka,yang jika di pasangkan dengan obat kimia lain,maka akan menjadi racun mematikan."
Ahhhh
"Betapa aku sangat berharap dapat bertemu dengan Nya."
Bukan hanya Regan,bahkan Arthur pun sangat ingin bertemu dengan Si Ahli Racun ini.
Bukan hanya untuk mempertanyakan obat di tangan nya,namun Arthur sangat ingin melihat wajah dari Si Pengacau yang mengacaukan markas miliknya,beserta bisnis rahasianya.
Ketika kedua nya tengah membahas tentang Si Ahli Racun tersebut,Kelan memutuskan untuk keluar dari kamar pribadi tersebut.
Namun baru saja membuka pintu,tubuh Kelan membeku ketika berpapasan dengan sosok familiar baginya.
"Nona Mawar?"
Bukan saja Mawar, Kenn dan Boy yang berhenti karna panggilan Kelan.Bahkan Arthur dan Regan yang berada di dalam ruangan pun,ikut menoleh kearah pintu.
Kelan menjadi canggung sendiri.
Dia ingin menutup pintu dengan rapat,namun dia takut Tuan Muda nya akan marah.Tetapi jika tidak menutup pintu,maka akan tampak canggung bagi semua nya.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Suara Mawar tampaknya menyadarkan Kelan dari situasi yang membebaninya.
"Oh, ah itu,itu kami sedang memiliki pertemuan."
Kelan menjawab dengan bingung.
"Bukankah ini adalah tangan kanan suami mu,Mawar?"
Kenn bertanya kepada Mawar.
"Hallo, Tuan Ganesa."
Mau tidak mau, Kelan juga menyapa Kenn Ganesa.
Tetapi di dalam hati,Kelan sudah berteriak tidak karuan.Karna melihat sikap dan cara bicara mereka,tampak nya Mawar bukan hanya dekat dengan dengan tangan kanan Kenn,Boy.
Tetapi juga dekat dengan Kenn sendiri.
Dan yang menjadi pertanyaan nya adalah apa yang dimiliki oleh Mawar sehingga,seorang Tuan Muda seperti Kenn Ganesa bisa berteman akrab dengan seorang gadis desa seperti Mawar.
"Baiklah, Mawar kami akan kembali terlebih dahulu.Jangan lupa berkunjung ke rumah."
Kenn mengangguk ke arah Kelan,sebelum memeluk Mawar sebentar dan pergi berlalu begitu saja.
Kelan hanya mampu menatap dengan canggung,punggung nya sudah dibasahi oleh keringat dingin.
Karna Kelan dapat merasakan tatapan setajam pedang menghunus tepat ke punggung nya.
'Apa salah ku??' batin nya berteriak putus asa.
♧♧♧♧♧♧
Kelan berulang kali melirik ke arah Arthur dan Mawar secara bergantian.
Saat ini mereka kembali berkumpul didalam ruangan pribadi yang di duduki oleh Arthur,Kelan dan Regan sebelum nya.
Saat Kenn dan Boy sudah tidak terlihat tadi,Mawar ingin melanjutkan langkah nya untuk pergi juga,namun suara tidak bersahabat dari Arthur terdengar dari dalam ruangan yang membuat kedua nya harus ikut masuk kedalam.
Dan disinilah mereka berada.
"Hai, Nona manis.Perkenalkan, aku Regan,sahabat suami mu."
Tangan Regan terulur dengan sopan.
"Mawar."
Mawar juga menyambut uluran tangan Regan dengan sopan.
Meski Mawar hanya berbicara dengan singkat,namun Regan sama sekali tidak mempermasalahkan nya.
Tidak ada rasa canggung yang tergambar di wajah nya ketika Mawar tidak terlalu antusias terhadap perkenalannya.
"Karna saat kalian menikah,aku tidak dapat hadir.Jadi aku hanya bisa memberikan mu ini sebagai hadiah pernikahan."
Usai berbicara seperti itu,Regan mengeluarkan kartu bank dan memberikan nya kepada Mawar.
"Tidak perlu sungkan Tuan Muda,lagi pula kami hanya menikah kontrak.Jadi tidak perlu hal remeh seperti ini."
Suasana langsung jatuh kedalam titik beku ketika Mawar berbicara demikian.
Bahkan Regan yang memiliki sifat humoris pun dapat merasakan niat membunuh dari Arthur,yang duduk di sebelahnya.
"Kalian menikah kontrak??"
Pertanyaan Regan membuat Mawar menoleh kearah Arthur.
"Kenapa?? Apa menurut mu hal ini sangat mudah di ucapkan kepada siapa pun?"
Suara Arthur terdengar sangat dingin.
Sadar telah membuat kesalahan,Mawar segera meminta maaf.
"Maaf,aku kira karna kalian berteman maka sudah pasti dia mengetahui tentang pernikahan kita.Lagi pula,aku tidak pernah menutupi hal ini dari orang-orang terdekat ku."
Greeep
"Tuan Muda"
"Arthur."
"Berani-beraninya kau membeberkan hal ini sembarangan??"
Belum hilang keterkejutan Kelan dan Regan tentang pengakuan Mawar,Kini mereka semakin terkejut ketika tangan Arthur meraih leher ramping Mawar dan mencengkramnya dengan kuat.
"Siapa yang memberi mu keberanian untuk membeberkan pernikahan ini dengan gamblang? Apa kau tau apa yang kau lakukan dapat merusak citra Perusahaan ku??"
Mata Arthur melotot tajam ke arah Mawar,berharap tangan nya dapat meremukkan leher ramping yang tengah di genggamnya.
"Turunkan tangan mu."
Mawar mulai kesusahan mendapatkan pasokan udara,namun dia sama sekali tidak tampak panik.
Melihat sikap Mawar yang tidak merasa bersalah,Arthur semakin marah.
Cengkraman nya semakin kuat,namun detik berikut nya dia mendesis kesakitan.
Histtt
Arthur langsung mengibas-ngibaskan tangan nya.
Sementara Mawar meregangkan lehernya yang pastinya sudah memerah akibat ulah Arthur.
"Sekali lagi kau bersikap lancang,maka kau dapat melupakan memiliki tangan untuk sisa hidup mu."
Suara Mawar tak kalah dingin nya dari Arthur.
"Aku tidak peduli apa akibat dari ucapakan ku.Yang aku tau,kau membayar ku dan aku melakukan tugas ku.Jangan melewati batas mu."
Mawar memperingati Arthur dengan serius,sebelum pergi meninggalkan ketiga pria yang tampak masih syok dengan apa yang terjadi.