Helviana Pradipta seorang gadis cantik berusia 20 tahun.merupakan anak tunggal dari keluarga Pradipta.
Hingga suatu saat keluarga Pradipta jatuh miskin dan papanya di penjara.Mengharuskan Viana bekerja untuk menghidupi keluarganya.
Hingga suatu hari Viana melempar kaleng bekas minuman hingga mengenai mobil seorang duda keren beranak satu.Sehingga mengakibatkan Viana berhutang tanggung jawab membenahi mobil tersebut.Lalu duda tersebut menawarkan pekerjaan kepada Viana sebagai baby sitter.Mampukah lulusan S1 itu mengurus anak dari duda tersebut???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hesty Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertamu
Hari ini Raka dan Agim akan mengunjungi rumah Tari untuk berterima kasih karena menyelamatkan Viana.Saat setelah di ajak Raka untuk pergi,,agim sudah mengutus anak buahnya untuk mencari alamat rumah Tari.
Agim sudah sangat rapi dengan jas biru dongker, terlihat tampan dengan gaya rambut yang kekinian.
Ia senang karena akan bertamu ke rumah gadis incarannya.Bahkan semalam Agim tak dapat tidur dengan nyenyak karena kepikiran tentang topik apa yang harus di bahas dengan Tari.
"Sudah sangat tampan" katanya memuji diri sendiri di depan kaca kamarnya
"Baiklah cantik,,Abang datang" begitulah ucapnya sambil memakai kacamata hitam dan berjoget di depan kaca.sungguh jomblo yang menyedihkan
Lalu ia berangkat ke rumah Raka, sepanjang jalan ia bernyanyi dengan wajah berseri.menggambarkan betapa senang hatinya itu.
15 Menit agim sudah sampai,,ia turun dari mobil dengan gaya sok coolnya.Raka sudah menunggunya di teras rumah sambil meminum kopi.
"Cih..sok cool sekali" kata Raka saat melihat gaya Agim
Agim menghampiri Raka dengan kacamata yang masih bertengger di hidungnya.
Raka menahan tawanya, mungkin kelamaan sendiri membuat Agim menjadi sedikit gesrek.
"Kau kenapa tertawa?" tanya Agim tanpa membuka kacamatanya.
"Aku sedang berfikir saja, sebenarnya kita mau bertamu atau mau kemana?" tanya Raka yang heran dengan penampilan agim
"Tentu saja bertamu" jawab Agim
"Lalu kenapa kau berpakaian formal begini?" tanya Raka
"Ishh kau ini,, tentu saja aku ingin menarik perhatian tari" kata agim blak-blakan
"Tapi menurutku kau ini kelamaan sendiri,makanya jadi gesrek begini" ungkap Raka.
"Jangan salah, setelah ini aku pasti punya pacar" kata agim percaya diri
"Percaya diri sekali,, nanti di tolak nangis" kata Raka mengejek Agim
"Sialan" Agim memukul pundak Raka
Lalu mereka berangkat ke alamat yang sudah di kirim oleh anak buahnya.
"Ngomong-ngomong kau kenal Tari dimana?" tanya Raka penasaran
"Di cafe mentari senja,, waktu itu kami bertabrakan dan aku tahu namanya saat temannya memanggilnya." jelas Agim
"Oh" hanya kalimat itu yang di ucapkan Raka
"Menurutmu dia cantik tidak?" tanya agim
"Biasa saja,,masih cantik istriku" kata Raka datar
"Semua pria juga akan berkata kalau istrinya paling cantik" Agim menatap malas ke arah Raka.
"Hahaha kau bisa saja" Raka menyenggol lengan agim
"Sudahlah ayo cepat" agim sudah tak sabar
"Berangkat sendiri sana" Raka kesal
"Cih" agim berdecih
Setelah 25 menit perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah bercat biru muda.Terlihat asri dan sangat sederhana.
"Apakah ini rumahnya" tanya Raka
"Menurut alamatnya memang disini" jawab agim melihat ponselnya
"Ya sudah ayo masuk" ajak Raka
"Tunggu dulu" agim berkaca di spion sambil mengelus rambutnya.Sementara Raka sudah berjalan duluan
Tok..tok..tok...
"Assalamualaikum" sapa Raka
Tok..tok.. tok..
"Assalamualaikum" ulang Raka sekali lagi
Ceklekk...
Pintu di buka oleh seseorang wanita paruh baya.Wanita itu menatap Raka dan Agim dari atas sampai bawah.
"Kalian cari siapa?" tanya Marni yang merupakan ibu dari Tari
"Permisi Bu,,apa benar ini rumahnya Tari?" tanya Raka sopan
"Iya saya ibunya" jawab Marni
"Begini Bu,, maksud kedatangan kami ini untuk mengucapkan terimakasih kepada Tari karena sudah menyelamatkan tunangan saya dari tabrak lari" ungkap Raka
"Oh begitu,,mari masuk dulu" Marni menyuruh mereka masuk
"Terimakasih Bu" jawab agim
"Sebentar ya,,saya panggil Tari dulu" kata Marni
Marni pamit ke belakang untuk memanggil anaknya.
"Tari" panggil Marni
"Iya Bu" Tari yang baru saja selesai mandi
"Di luar ada tamu, katanya ingin berterimakasih sama kamu" jelas Marni
"Siapa Bu?" tanya tari
"Ibu nggak tahu,,kamu langsung temui saja"
Lalu Tari keluar dengan baju oblong dan celana jeans selutut.
Terlihat rambutnya tergerai basah, menandakan bahwa dia baru habis mandi.
"Tuan Raka" sapa Tari saat melihat Raka dan agim
"Selamat sore" Agim tersenyum kikuk
"Sore" Tari membalas senyuman Agim membuat agim salah tingkah
"Em begini Tari,,saya kemari untuk berterima kasih kepada kamu karena sudah menyelamatkan Viana" kata Raka menjelaskan maksud kedatangannya.
"Iya tuan sama-sama,, ngomong-ngomong bagaimana keadaan Mbak Viana sekarang?" tanya Tari
"Sekarang sudah agak pulih,,tapi belum bisa berjalan" jelas Raka
"Semoga cepat sembuh ya" Tari tersenyum manis
"Oh iya,, kenalkan dia agim asisten saya" kata Raka membantu temannya
"Halo saya agim" agim mengulurkan tangannya
"Tari" Tari membalas uluran tangan Agim
"Kamu orang yang waktu itu di cafe ya" tanya agim basa basi
"Em iya,,masnya yang pesan kopi hitam itu kan" Kata tari
"Iya itu aku" jawab agim berbunga-bunga
"Woyyyy,,dia masih ingat sama aku" Agim berbisik dengan Raka
"Jangan GR dulu" Raka melirik sahabatnya
"Maaf lama,,ini silakan di minum dulu" kata Marni menyuguhkan teh hangat kepada Raka dan Agim
"Terimakasih Bu ,,sudah merepotkan" kata Agim
"Ah tidak apa-apa,,maaf ya hanya teh hangat" Marni tak enak karena tak menyuguhkan apa-apa
"Ini sudah lebih dari cukup Bu" kata Raka lalu meminum teh buatan Marni.Sifatnya yang dingin sudah tak terlihat lagi setelah kenal dengan Viana.
Setelah berbincang-bincang Raka dan Agim pamit pulang karena sudah mau magrib.
"Baiklah kami pamit pulang dulu ya Bu" Raka berdiri
"Iya hati-hati ya" kata Marni
"Tari aku pamit ya" Agim tersenyum
"Iya mas" jawab Tari membalas senyuman Agim
"Assalamualaikum" Raka dan Agim kompak
"Waalaikumsalam"
Lalu mereka pulang dalam keheningan,membelah jalanan yang mulai sepi karena sudah waktunya sholat Magrib.
"Sepertinya sudah ada tanda-tanda" kata agim mengisi keheningan
"Tanda-tanda apa?" tanya Raka datar
"Bantu aku supaya bisa dekat dengan Tari" bukan menjawab justru malah meminta tolong
"Tidak" jawab Raka cepat
"Ayolah kawan,,dulu aku sudah membantumu dan sekarang giliranmu" kata Agim
"Jadi kau tak ikhlas membantuku?" Raka menoleh ke arah Agim
"Bukan seperti itu" agim menghela nafas
"Nanti biar ku bahas dengan Viana, pasti wanita punya banyak cara" kata Raka
"Baiklah terimakasih" Agim kegirangan hingga reflek memeluk sahabatnya itu
"Heii minggir,,jangan peluk-peluk begini" Raka geli
"Maaf aku reflek" kata Agim cengengesan
"Alasan,,bilang saja kalau kau memang ingin memelukku" kata Raka
"Cih menjijikkan" kata Agim berdecih
"Ngomong-ngomong pernikahanmu bagaimana?" tanya agim
"Tetap Minggu depan,,tapi hanya ijab qobul" jelas Raka
"Lalu pestanya?" tanya agim
"Nanti setelah Viana sembuh" kata Raka
"Tidak papa yang penting sudah sah" kata Agim
"Tentu saja,,aku sudah tidak sabar" kata Raka
"Tidak sabar untuk mencoba Viana" seloroh agim tertawa
"Sialan" Raka menoyor kepala Agim
Maaf telat up,, author lagi sibuk ngurus mama
Semoga tidak bosan menunggu 😊
Happy reading