Aleya adalah seorang wanita muda yang hidup dalam dunia glamor dan penuh rahasia. Ia secara tak terduga terjerat dalam hubungan rumit dengan seorang presdir perusahaan ternama, yang menjadikannya gadis simpanan. Meski awalnya Aleya menganggap hubungan ini sebagai jalan pintas untuk memperbaiki hidupnya, lambat laun ia menyadari bahwa cinta dan kekuasaan membawa konsekuensi yang tak pernah ia bayangkan. Di tengah konflik batin, ambisi bisnis, serta tekanan sosial, Aleya berjuang menemukan jati dirinya dan menentukan pilihan antara hati dan harga diri. Akankah Aleya mundur dari kenyataan yang ia ketahui? Atau ia akan tetap melanjutkan hidupnya sebagai Gadis simpanan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Aprilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kondisi Kritis
4 hari sudah terlewati semenjak tragedi yang menimpa Aleya. Kini, gadis itu masih terbaring lemah dengan kondisi tak sadarkan diri. Arga pun semakin khawatir dengan keadaan kekasihnya yang tak kunjung sadar itu.
“Ini sudah lewat 72 jam setelah operasi Dokter. Tapi kenapa dia belum sadar juga?”
“Kita masih akan terus memantau kondisi Nona, Tuan. Cedera otak Nona memang cukup mengkhawatirkan. Tapi saya akan berusaha sebaik mungkin, Tuan,” ucap Dokter Pria yang bernama Dokter Vano.
“Kau harus menyelamatkannya! Jangan terus berkata seperti itu tapi tidak bisa menyelamatkannya!” geram Arga.
“Tuan, tenanglah,” bisik Dave yang berada di belakang Arga.
“Baik Tuan,” ucap Dokter Vano dengan kepala tertunduk.
Arga pun terduduk sembari mengusap wajahnya kasar karena frustasi. Selama 4 hari ini, ia benar-benar tidak mengurus dirinya sendiri. Ia hanya bolak balik rumah sakit untuk memastikan keadaan Aleya. Bahkan jika Dave tidak memaksanya untuk makan, dia mungkin tidak akan makan sedikitpun.
Arga juga sesekali menghandle urusan toko Aleya. Pria itu juga sama sekali tidak pernah kembali ke Mansion untuk menemui Kyraa. Yang ada diotaknya hanyalah Aleya.
“Bagaimana ini Dave? Apa dia akan meninggalkanku?” lirih Arga.
“Nona akan segera pulih Tuan,” balas Dave mencoba memberi semangat pada Tuan nya itu.
Saat suasana hening, tiba-tiba layar monitor EKG berbunyi dan menampilkan garis lurus. Para perawat di ICU pun segera meneriakkan kode blue dan memencet alarm kode blue untuk pertanda bahwa ada pasien yang dalam kondisi gawat.
“Gawat! Henti jantung, Dokter!” seru salah satu perawat itu.
Arga pun langsung beranjak dan hanya bisa melihat dari balik kaca bagaimana Aleya ditangani. Mendengar itu, ia hanya bisa terus berdoa tanpa henti. Berharap ada sebuah keajaiban yang membuat Aleya kembali pulih dan hidup lebih panjang.
Seorang perawat pun langsung menaiki tubuh Aleya dan mulai melakukan RJP untuk memancing detak jantung Aleya agar kembali.
Arga juga menyaksikan bagaimana para dokter mulai menyiapkan defibrillator (alat pacu jantung) untuk memberikan kejutan pada detak jantung yang tidak stabil.
Setelah kurang lebih 20 menit, akhirnya layar monitor menunjukkan tanda bahwa detak jantung Aleya kembali. Para perawat dan dokter pun langsung menghela nafas lega. Satu persatu dari mereka mulai mengembalikan dan memperbaiki tata dan susunan alat pada tubuh Aleya dan memeriksa cairan infus yang mengalir ke tubuh Aleya.
“Bagaimana kondisinya?” tanya Arga begitu Dokter Vano keluar.
Dokter Vano pun melepas maskernya. “Nona masih ingin bersama anda Tuan. Dia berhasil melewati masa kritisnya,” ucap Dokter Vano.
Arga pun menangis terharu. Ia menepuk bahu Dokter Vano dan berterimakasih sebanyak-banyaknya. Dokter Vano pun membungkuk kemudian pamit pergi.
“Tuan, beristirahatlah. Saya akan menjaga Nona,” ucap Dave.
Arga mengangguk. Ia kemudian pergi meninggalkan rumah sakit dan kembali ke apartemennya untuk membersihkan dirinya.
”Arga!” seru sebuah suara dari arah belakang saat Arga baru saja turun dari mobilnya.
“Darimana kau tahu aku disini?” tanya Arga to the point.
“Tidak perlu tahu. Dimana wanita itu?” tanya Kyraa.
“Jangan ikut campur dengan urusanku, Kyraa!” geram Arga.
“Aku berhak ikut campur. Aku adalah Istrimu!” kesal Kyraa.
Arga menyunggingkan smirknya. “Jangan berharap lebih! Kau lupa dengan perjanjian kita?”
“Masa bodoh dengan itu. Apa aku harus terap diam saat kau memiliki hubungan dengan wanita lain?”
“Itu bukan urusanmu Kyraa. Lagipula, aku tidak pernah mencampuri urusanmu dengan Jade kan?”
Kyraa terdiam. “Apa dia tahu soal aku dan Jade?” batin Kyraa.
“Jangan berlagak bodoh. Hah. Aku sedang tidak ingin berdebat. Pulanglah. Atau Ayahmu akan memukulmu jika tahu kau tidak patuh padaku,” ucap Arga kemudian pergi.