Demi mencari tahu penyebab kematian sang adik yang sangat janggal. Shasa seorang agen rahasia harus menyamar menjadi seorang aktris.
Memasuki dunia yang bertolak belakang dengan identitas nya,membuat Shasa harus berhadapan dengan berbagai rahasia gelap dibalik kemerlapan dunia entertainment itu.
Mampukah Shasa membalas dendam atas kematian adiknya ketika Shasa harus berurusan dengan para mafia kelas kakap.
Apakah ia akan berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saling Mengejar
Baru lima belas menit, tapi air naik begitu cepat. Sekarang sudah menggapai lutut Shasa, sekelilingnya sudah dikelilingi oleh air. Dia tidak peduli dengan mayat Fredrick yang mengapung atau pun tenggelam. Jika bertemu, maka ia akan menyerangnya.
Sekarang, dia berdiri di tempat yang tinggi. Matanya melihat seluruh ruangan sudah dimasuki oleh air. Dia sudah berusaha untuk membuka pintu bersandi itu, tapi rasanya sia-sia saja.
Luka serta rasa sakit yang mendera tubuhnya membuat Shasa bersandar untuk berdiri. Aliran darah malah mengalir di sebagian tubuhnya. Meskipun dia terampil dalam bela diri, tapi dia juga manusia yang bisa terluka.
"Aaaggg." Sesekali Shasa memegang tangannya yang dialiri darah lebih banyak dan begitu lancar.
Menggunakan jaket yang melekat di tubuhnya, dua membalut luka untuk menghentikan pendarahan.
Setelah menghubungi rekannya, Shasa tidak bisa berharap banyak. Tempat ini begitu luas, dia sendiri tidak tau pasti dimana dirinya saat ini. Dan tentunya, rekannya akan membutuhkan waktu untuk kesini.
"Apa aku akan tiada? Ayah, Ibu, Shella. Apakah kalian ingin bertemu dengan ku?" Berisi lemas, shasa menatap langit-langit yang begitu tinggi di atasnya.
Mati, dia tidak takut untuk itu. Setelah memasuki pekerjaan yang mempertaruhkan nyawanya, dia seolah dekat dengan kematian.
"Mungkin saja, jujur saja.... Aku rindu kalian semua. Pasti Shella sudah bercerita bukan? Aku merasa jadi kakak yang buruk, sehingga dia tidak bercerita hal seperti itu padaku. Aku kakak yang buruk. Maafkan aku ayah, ibu. Aku gagal menjaga adikku." Tidak ada lawan bicara, Shasa memilih mengungkapkan perasaan nya diambang batas kematiannya.
Lemari tinggi yang digunakannya untuk berlindung saat ini semakin dikuasai oleh air. "Setengah jam, jika mereka tidak datang. Aku akan bertemu keluarga ku."
Napas Shasa jadi berat, tubuhnya terasa lemas karena kehilangan darah yang terus mengalir. "Setidaknya aku sudah membalaskan dendam adikku. Aku sudah melakukan nya." Ingatannya langsung tertuju pada kata-katanya, dimana dia mengatakan tidak boleh tiada sebelum misi balas dendam nya berhasil.
"Mungkin ucapan ku langsung dikabulkan. Hah!"
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
"Ada pipa air! Disini!" Tunjuk pria bagian denah.
"Sir! Ruangan itu dipenuhi oleh air, dan pintunya tidak bisa dibuka paksa! Sistem nya sudah eror terendam air sir!" Laporan dari alat komunikasi itu membuat suasana semakin tegang.
"Ledakan!"
"Tidak! Itu beresiko!"
"Sir, ada agen S9 disana!"
"Aku tau, itu bisa meruntuhkan seluruh bangunan disini! Demi satu orang, mengorbankan banyak nyawa...."
"Sir?"
"Jadi maksudnya lepaskan?"
"Kendra...."
"Kalau begitu, aku yang lakukan!"
"Kendra!" Kericuhan terjadi karena perbedaan pendapat.
"Jangan gila! Ingat aturan kita!"
"Aturan itu tidak berlaku bagiku!"
"Berhenti!" Perdebatan itu langsung terhenti ketika kedatangan beberapa orang yang sepertinya berasal dari kalangan yang sama.
"Mr....."
"S9 terjebak di sini. Ada pipa air disana, ruangan itu akan dipenuhi oleh air kurang dari sejam lagi. Lakukan sesuatu Mr!"
"Tentu, aku tidak akan membiarkan bagian dari kelompok kita begitu saja."
"Zayn?" Terlihat sosok pria yang berada di sana mengangguk dan mengeluarkan sesuatu.
"Pipa air itu kita ganti dengan pipa udara. Dengan begitu, air nya akan surut! Sekarang yang jelas kita harus menuju saluran pipa nya!" Denah bagian lain langsung terbentang dan seketika langsung terbentuk rapat dadakan.
"Waktu kurang dari sejam!" Semuanya langsung bergerak dan meninggalkan kedua orang dengan beberapa lainnya menatapnya kepergian kelompok lainnya.
"Mr, ini....."
"Ram, setidaknya aku memberikan solusi untuk itu. Kita melakukan sesuatu, bukan langsung memutuskan. Masalah dia selamat atau tidak, itu tergantung pada garis di tangannya. Tapi aku yakin, salah satu nadi kelompok kita tidak akan berakhir begitu saja."
"Tapi Mr, ini berbeda. Kecepatan air itu tidak akan bisa dikejar."
"Kalau begitu kita lihat saja. Dalam sejam ini! Apakah mayat dari S9 yang kita temukan atau tidak!"
makasih author 🙏🙏🙏❤️❤️❤️❤️
gitu juga orang yg kamu aniaya, juga terasa sakit..