Trio Kancil

" Dia itu sejak dulu adalah istriku, walau tidak terdaftar. Dan saat aku pergi meninggalkannya dia dalam keadaan hamil !!! ", Alex meninggikan suaranya agar semua orang yang disana dapat mendengarnya.

     Semua orang yang ada disana terkejut, tak terkecuali Cantika. Tangannya yang berada digenggaman Alex meremas kuat berusaha menyadarkan laki - laki itu atas apa yang dia katakan di depan umum.

" Oh jadi meskipun dia sudah punya suami tapi tetap saja merayu laki - laki lain, ya ?! ", Anggit tertawa merendahkan.

" Statusnya saat ini kita sudah bukan suami istri sejak lama !? Karena aku dulu tiba - tiba saja pergi meninggalkannya tanpa pamit ", 

" Jadi wajar kalau Cantika mengajukan cerai ! ", Jawab Alex 

" Mudah - mudahan dia cewek bodoh, yang nggak ngerti hukum pernikahan " , batin Alex.

     Mendengar itu Anggit diam, kemudian tersenyum kecut.

" Ya udah kalau begitu rujuk aja kembali. Jangan ngerebut calon suami orang ! ".

     Alex geram banget sama cewek yang satu ini. Kalau bisa dia ingin jitak tuh kepalanya. Dirasakannya tangan yang menggenggam jemari Cantika, bergoyang pelan. Alex berpikir kalau Cantika ingin mengakhiri perdebatan itu.

" Iya, ini juga lagi usaha. Merebut hatinya kembali. Do'ain supaya bisa bersatu dalam ikatan pernikahan yang sah secara hukum dan agama, ya ",  Alex berusaha menahan amarahnya.

" Huh... Awas kalau masih dekat - dekat sama Arga, aku tidak akan tinggal diam ", Anggit mengancam terlebih dahulu sebelum pergi meninggalkan cafe.

                  * * * * * * * *

     Kini Cantika berada di kamar yang berada di dalam kantornya. Dia membaringkan tubuhnya di kasur yang biasa dia pakai anak - anaknya tidur disana saat menunggu dirinya bekerja.

     Cantika menumpahkan air matanya dalam diam. Dia tidak menyadari kalau ketiga anaknya berdiri di samping kasur. Posisi Cantika membelakangi mereka.

" Ma...", terdengar suara Angkasa lembut menyapa telinganya.

" Mama kenapa menangis ? " Langit ikut berbaring dan memeluk Cantika dari belakang.

" Apa karena wanita jahat tadi, Mama menangis ? ", Bintang juga ikut naik ke atas kasur.

     Bintang merangkak dan membaringkan tubuhnya berhadapan dengan Mamanya. Kemudian jemari - jemari kecilnya menghapus air mata yang terus keluar dari mata Mamanya.

    Cantika makin merasa sakit saat melihat wajah anaknya itu. Dipeluknya semua anaknya dan dicium keningnya penuh rasa sayang.

" Maafkan Mama....",

" Maafkan Mama, sayang ", 

     Cantika terus meminta maaf pada anak - anaknya karena telah membohongi mereka tentang kelahiran dan tentang Papa mereka.

" Mama nggak perlu minta maaf. Karena Mama nggak salah ", Angkasa menghapus air mata yang mengalir di pipi Mamanya yang mulus dan lembut.

" Karena kesalahan Mama, dia jadi menghina kalian. Padahal kalian tidak bersalah ", Cantika memandang wajah anak - anaknya satu persatu.

" Maafkan Mama, karena kalian terlahir dari rahim Mama ", Cantika merasa dirinya menjadi wanita yang hina.

" Kita tidak bisa memilih orang tua saat kita dilahirkan kedunia ini. Karena itu adalah takdir yang tidak bisa dirubah ", Kata Cantika masih mengeluarkan air matanya.

" Kita senang, kalau Mama adalah yang menjadi Mama kita. Bukan yang lain ", sambil mengusap air mata Mamanya, Angkasa mengungkapkan perasaannya, dan diangguki oleh kedua saudaranya.

" Apa Mama dan Papa akan bersama kalau hasil tes DNA-nya positif ", kali ini Bintang yang berbicara.

" Kita semua akan senang kalau Mama bisa menikah sama Papa ", Angkasa berbicara penuh harap.

" Iya, Ma. Kita bisa jadi keluarga yang lengkap. Ada Mama, Papa, terus kita bertiga ", Langit menyetujui perkataan Angkasa.

" Menikah itu setidak mudah yang dibayangkan, sayang ", Cantika memandang wajah anaknya sendu, kali ini sudah tidak ada lagi air mata yang jatuh.

" Apa karena Mama masih cinta sama Om Arga ? ", Bintang penuh selidik saat memandang wajah Mamanya.

    Cantika hanya diam mendengar perkataan Bintang. Memang benar hatinya masih terpaut pada pria yang baik dan penyayang itu. Tapi saat ini dia bimbang, akankah dirinya menunggu sesuai keinginan Arga, atau menghapus perasaan untuknya.

      Terdengar suara ketukan di pintu kamarnya. Saat dibuka ada Alex berdiri disana dan membawa nampan makanan dan satu poci air teh hangat serta satu kaleng minuman soda.

" Nih aku bawain makanan ", Alex tersenyum sambil mengangkat nampan yang ada ditangannya

" Apa itu Pah ? " tanya Bintang mendekat ke arah orang tuanya.

" Puding susu... untuk mengubah suasana hati Ratuku yang lagi bad mood ? " Alex mengedipkan sebelah matanya pada Cantika.

" Kita juga mau Pah !!", pinta ketiga anaknya itu kompak.

" Iya ini Papa buat agak banyak, buat kalian juga ", kata Alex sambil berjalan ke arah sofa, dan meletakan makanan itu di meja.

     Mereka semua makan dengan lahap, sampai habis puding itu hanya hitungan menit. Ternyata benar habis makan yang manis - manis membuat suasana hati lebih baik.

" Pah, kalau hasil tes DNA-nya kita positif. Apa Papa dan Mama akan menikah ?" Arga bertanya dan memandang wajah Papanya.

     Alex cukup terkejut mendengar pertanyaan dari salah seorang putranya itu. Kemudian Alex mengalihkan pandangannya pada Cantika. Tapi Cantika malah menundukkan kepalanya.

" Kalau Papa sich mau. Tapi Mamanya mau nggak ? ", Alex tersenyum jahil.

" Mama.... Mama... Apa Mama mau juga menikah dengan Papa ?" Langit yang duduk disamping Cantika menggoyangkan lengan mamanya.

     Cantika bingung harus jawab apa. Satu sisi dia tidak mau melihat anak - anaknya sedih karena mengharapkan sosok Papanya agar bisa bersama. Disisi lain dia ragu akan siapa diri Alex yang sebenarnya. Karena Cantika tidak tahu apa - apa mengenai Alex. Yang dia tahu hanya Alex itu pria berkebangsaan Amerika yang pernah lama tinggal di Indonesia, sehingga bahasa Indonesianya begitu pasih. Dan dia memiliki saudara yang dipanggilnya Kakek Willi. Kenyataan kalau Alex sepupu Fatih, Cantika belum tahu.

" Sayang kalau Papa dan Mama ditakdirkan berjodoh. Maka kita akan bersama ", itu jawaban yang dipilih Cantika.

     Mendengar jawaban itu ketiga anaknya terdiam sedih. Melihat anak - anaknya itu Alex tidak tega. Sehingga dia memutuskan sebuah rencana dadakan.

" Cantika, aku mau bicara serius sama kamu didepan anak - anak kita ", kata Alex mendekat pada Cantika. 

" Aku mau melamar kamu . Maukah kamu menjadi istriku ? Yang selalu berada di sisi aku sampai maut memisahkan ? ", Alex berkata sungguh - sungguh.

     Cantika melihat kesungguhan yang terpancar dimata Alex. Dan tatapannya penuh cinta. Cantika kemudian hanya menundukkan kepalanya. Dia berpikir jawaban apa yang akan diberikannya.

" Ma, kita senang kalau selalu bisa bersama ", Angkasa memegang tangan Cantika. Diikuti oleh Langit dan juga Bintang.

" Langit ingin Mama dan Papa bisa terus bersama dan tidak berpisah lagi ", tatap mata Langit memancarkan penuh harap.

" Bintang sayang sama Mama, juga sayang sama Papa ", Bintang menarik tangan Alex dan menyatukannya dengan tangan Cantika.

Saat melihat wajah anak - anaknya yang polos itu. Cantika seakan mendapat kekuatan dari anak - anaknya. Cantika memantapkan hati akan keputusannya.

                  * * * * * * *