Anatari Gayatri yang sedang magang di hotel. Ia adalah cewek yang sama sekali tak suka dengan cowok bule.
Erland yang saat itu sebenarnya sedang patah hati dan ingin menyendiri, jadi kesal dengan teriakan Anatari yang tak suka cowok bule. Ia pun bertekad hendak membuat gadis itu jatuh cinta lalu meninggalkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sesakit Itu Kehilangan
"Kamu baik-baik saja?" tanya Erland saat melihat Anatari yang membaringkan tubuhnya sambil tangannya memijat pangkal hidungnya.
Anatari tak menjawab. Ia justru membalikan badannya dan menghadap dinding. Air matanya mengalir tanpa bisa ditahannya. Tangannya memegang perutnya.
Sejak dulu, Anatari memang ingin punya anak diusia yang muda. Karena dia ingin ketika anak-anak nya besar nanti, tubuhnya masih kuat untuk menjaga mereka.
Kenyataan bahwa sekarang dia kehilangan anak itu, justru sangat menyakitkan hatinya. Anatari pasti tak akan pernah menolak saat ia tahu kalau dirinya memang hamil. Walaupun itu dari lelaki bule yang sangat dibencinya. Karena bagi gadis itu, arti suatu nyawa sangat berharga.
Erland bingung dengan perubahan sikap Anatari. Apakah dia sedih karena mengalami keguguran?
Ponsel Anatari berdering. Erland melihatnya kalau itu panggilan dari mamanya.
"Nata, mamamu menelepon."
Anatari membalikan lagi badannya. Ia bangun dan mengambil ponselnya yang ada di atas nakas.
"Hallo mama....!"
"Ana, kamu di mana? Orang tua Alea sedang kebingungan karena Alea dari semalam tak pulang. Kalian kan magang di hotel yang sama."
"Alea tak pulang? Di rumah pacarnya mungkin. Aku dan Alea sudah nggak ada hubungan apa-apa, ma."
"Terus sekarang kamu di mana? Mama dan mamanya Alea ada di hotel tempat kalian magang."
"Mama di hotel?" Alea menatap Erland. "Aku...aku sedang keluar dengan bos ku."
"Oh.....baiklah. Mama kasian dengan mamanya Alea. Hari ini Alea juga nggak masuk kerja. Kalau sampai sore nanti Alea tak pulang kami akan buat laporan polisi."
"Terserah mama mau buat laporan polisi atau bagaimana. Aku sibuk sekarang. Bye...." Anatari meletakan ponselnya kembali. Ia bingung kemana Alea. Sedangkan Erland, ia segera keluar kamar dan menelepon Joel.
"Di mana gadis itu?"
"Masih di tempat rahasia kita. Matanya masih di tutup."
"Lepaskan saja dia. Aku sebenarnya ingin berurusan dengannya namun Anatari sepertinya tak mau tahu tentang dia."
"Ok."
"Lepaskan tanpa jejak."
"Beres."
Erland kembali masuk ke dalam kamar. Di lihatnya kalau Anatari sudah kembali tidur sambil menghadap dinding.
Lelaki itu merasa lapar karena sejak semalam ia tak makan. Ia pun. bermaksud akan mencari makan di dekat rumah sakit ini, namun pintu ruangan itu terbuka dari luar.
"Mommy ...?" Erland terkejut melihat mamanya yang datang dengan kantong plastik yang Erland yakin kalau itu berisi makanan.
"Mana menantu ku?"
Erland menarik tangan mamanya. "Please mom. Nata tak tahu kalau aku ini bisa bahasa Indonesia." bisik Erland.
Faith meletakan makanan yang di bawahnya di atas nakas. "Anatari, apakah kamu tidur?"
Mendengar seseorang yang bicara dalam bahasa Indonesia, Anatari segera membalikan badannya. Ia menemukan seorang perempuan cantik yang menatapnya dengan penuh kasih. Anatari yakin kalau perempuan ini asli berdarah Indonesia.
"Nyonya siapa?" tanya Anatari lalu perlahan bangun dan mulai bersandar di ranjang.
"Saya Faith Thomson. Mamanya Erland."
Anatari terkejut. Ia tak menyangka kalau mama Erland adalah orang Indonesia.
"Jangan terkejut seperti itu, nak. Aku ini asli Indonesia. Aku berasal dari Manado."
"Mamaku juga orang Manado."
"Apa marga mamamu?"
"Kandow. Linda Kandow nama lengkapnya."
"Apakah mamamu memiliki tahi lalat di dagu sebelah kanannya? Juga lesung Pipit?"
"Iya."
"Nama opamu Albert Kandow?"
"Iya."
"Ya ampun. Kami itu tetangga waktu di Manado." ujar Faith senang membuat Erland hampir pingsan mendengarnya.
"Oh ya?"
"Di depan rumah opa mu ada pohon mangga kan? Kami suka memanjatnya waktu kecil."
"Rumah Tante yang ada gerbang berbentuk naga?"
"Iya sayang. Wah, senang sekali bisa melihat anak tetanggaku. Di mana mamamu?"
"Ada di rumah."
"Mamamu tinggal di Bali?"
Anatari mengangguk.
"Ajak aku ketemu dengan mamamu ya? Nggak sangka kalau kami bisa jadi besan."
"Mommy ....!" protes Erland.
"Aku bukan menantu yang sebenarnya, Tante. Pernikahan kami hanya sebuah kontrak. Mamaku juga tak tahu akan hal ini. Dan aku tak mau selamanya terikat dengan anak tante karena jujur saja, aku nggak suka cowok bule. Maaf ya Tante." Kata Anatari sambil melirik ke arah Erland. Ia tak mau bersikap munafik walaupun mama Erland terlihat sangat baik.
Faith hanya tersenyum. Ia mengeluarkan makanan yang dibawahnya. "Aku buatkan sup untukmu. Sup ini akan cepat mengembalikan daya tahan tubuhmu setelah keguguran."
Erland segera meninggalkan kamar itu.
"Terima kasih, Tante."
Faith dengan penuh kasih menyuapi Anatari. Walaupun awalnya Anatari menolak dan ingin makan sendiri namun Faith memaksa ingin menyuapi Anatari.
"Walaupun pernikahan mu dengan Erland hanya pernikahan kontrak, namun setidaknya kamu pernah mengandung calon cucuku. Aku akan tetap menyayangi mu walaupun mungkin suatu hari nanti kamu dan Erland akan berpisah. Aku pikir anakku akan menjadi gila setelah batal menikah dengan tunangannya. Setidaknya kamu berhasil membuatnya menikahi mu."
Anatari hanya tersenyum. "Sup nya sangat enak. Terima kasih."
"Aku senang kalau kamu menyukainya, nak. Oh ya, nanti kenalkan aku dengan ibumu ya?"
"Boleh. Tapi tante jangan katakan mengenal pernikahan aku dan Erland ya?"
Faith hanya bisa menarik napas panjang lalu mengangguk. "Tante sebenarnya tak suka ada kebohongan. Namun mau bagaimana lagi? Kamu dan Erland sudah memutuskan sesuatu yang seakan mempermainkan pernikahan itu. Apakah tidak ada kemungkinan untuk kalian bersama selamanya?"
Anatari menggeleng. "Aku memiliki seseorang yang aku cintai, tante."
"Istirahatlah. Tante akan menemani mu di sini. Erland mengirim pesan kalau dia sedang makan di luar."
Anatari pun membaringkan badannya. Setidaknya mama Erland tak memiliki sifat seperti Erland. Anatari tak habis pikir bagaimana mama Erland membesarkan bule yang sedikit gila itu.
************
2 hari dirawat, Anatari langsung minta pulang karena memang dia sudah merasa sehat.
Anatari ingin tinggal di Villa karena ia merasa tak bebas untuk tinggal di bagian atas hotel itu.
Keesokan harinya, saat Anatari kembali masuk kerja. Nampak Faith sudah menunggunya di lobby.
"Sayang, ayo ikut Tante." kata Faith sambil menggandeng tangan Anatari.
Alea yang melihat kejadian itu, menatap Ayu. "Itu siapa, kak?"
"Faith Thomson. Istri dari pemilik hotel ini. Dia mama dari tuan Erland Thomson."
Alea kaget mendengarnya. "Tapi dia seperti orang Indonesia."
"Benar. Dia memang orang Indonesia."
"Usianya masih sangat muda untuk menjadi mama dari Erland Thomson."
Ayu tersenyum. "Nyonya Faith memang terlihat awet muda. Makanya tuan Ezekiel Thomson sangat mencintai istrinya itu. Wajah tuan Erland sih katanya mirip opanya, maka dia nggak terlihat seperti orang bule yang blesteran Indonesia."
Alea menatap Faith dan Anatari yang nampak memasuki restoran yang memang ada di lantai satu. Faith nampak nya sangat menyukai Anatari. Alea mulai menghubungkan peristiwa yang menimpanya 3 hari yang lalu. Apakah darah yang mengalir di kaki Anatari adalah darah akibat luka ataukah karena gadis itu hamil? Alea memang pernah diam-diam mengikuti Anatari dan melihatnya naik ke mobil Erland. Alea ingin tahu hal apa yang di sembunyikan Anatari.
***********
Apa yang akan terjadi selanjutnya ?
weda sll dtng tiba2 😂😆🤭🫢
jadi bgmn Anatari weda apa Erland nih..
mksh up nya thor 🥰😘
Anatari sprtinya sdh mulai bisa menerima suami bule nya 😂😍😘🥰🫢
Dan apakah Erland jg sdh bisa menerima Anatari sijutek & judes hehehehe
Erland kn lok udh dkt kmu minta jatah Mulu lah ann kn kmu udh ksih ijin kan ...dgn senang hati lah dia minta jatah nya lgi...dan lagi...lah....😄😄🤭