Malam tragis, telah merenggut masa depan Zoya. Menyisakan trauma mendalam, yang memisahkannya dari keluarga dan cinta.
Zoya, mengasingkan diri yang kembali dengan dua anak kembarnya, anak rahasia yang belum terungkap siapa ayahnya. Namun, siapa sangka mereka di pertemukan dengan sosok pria yang di yakini ayah mereka?
Siapakah ayah mereka?
Akankah pria itu mengakuinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini ratna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ancaman Radit
“Ada yang melihat Ardian?”
Lusi, mencari Ardian di sepanjang camp penduduk. Rencananya, mereka semua akan dibawa ke Qodroh demi keselamatan. Banyaknya dua buah mobil ambulance bersabar—membiarkan pasiennya masuk ke dalam. Sedangkan para penduduk yang tidak memiliki luka serius mereka rawat sementara di bukit itu.
Berkat, Ardian dan Miko, kini banyak para relawan juga yang datang ke sana. Selain untuk memberikan dukungan, semangat dan makananan mereka juga menikmati keindahan bukit Zarqam.
Para tenaga medis sibuk memeriksa penduduk, sedangkan yang sudah selesai diangkut ke dalam mobil militer satu persatu untuk dipindahkan ke kota Qodroh.
Bukan tidak ingin menetap di sana, melainkan tempat indah itu sangat jauh dari kota dan kurangnya penyediaan makanan.
“Di mana Ardian?” tanya Lusi, memasuki campnya Miko. Miko yang sedang mencari satu barang pun terhenti, yang langsung berbalik menghadap Lusi.
“Kenapa kamu bertanya padaku? Bukankah Ardian selalu bersamamu.”
“Jika dia bersamaku aku tidak akan tanya.”
Miko tersenyum sinis. “Ardian pasti merasa bosan, memiliki tunangan sepertimu. Lelaki tidak suka dikekang,” sindir Miko, tapi Lusi tidak mengindahkannya, yang pergi begitu saja.
Lusi, menuju tempat pengobatan. Dari banyaknya pasien dan dokter tidak mengurungkan niatnya untuk menemui Liodra hanya sekedar bertanya keberadaan Zoya.
“Di mana Zoya?” tanyanya tanpa basi-basi.
Liodra, terlihat kesal yang langsung menjawabnya dengan sinis. “Kenapa kau bertanya padaku?”
“Karena kau temannya, sekarang beritahu aku di mana Zoya?”
“Dr. Lusi apa aku tidak ada pekerjaan lain, untuk apa aku menyembunyikan Zoya. Pertanyaan konyolmu itu mengganggu kita semua, kita di sini untuk bekerja tetapi kamu malah mencari Zoya, yang kemungkinan bersama Letnan Ardian, kan? Kamu khawatir mereka sedang bersama, kan?”
Lusi, tidak bisa menjawab. Semua orang kini tengah menatapnya, keberadaan Zoya di sini membuatnya frustasi yang takut kehilangan. Entah, kenapa Lusi sangat takut kehilangan Ardian, padahal ia tahu jika dari awal semua hanya sandiwara, tapi kali ini Lusi ingin memiliki Ardian seutuhnya.
Lusi, pergi dari tempat itu yang terlihat kesal tidak menemukan Ardian. Lusi, tahu Ardian pasti sedang bersama Zoya saat ini, dan dugaannya itu memang benar.
Di tengah sabana hijau, Ardian dan Zoya berjalan menyusuri tempat indah itu. Zoya, hanya diam ketika Ardian mengulurkan tangan untuk menuntunnya, tidak bisa dipungkiri jalanan di ujung sabana itu cukup terjal, yang jika tidak hati-hati mungkin mereka akan jatuh ke jurang.
“Kenapa kau membawaku ke sini?”
“Aku ingin kamu menikmati bukit Zarqam ini,” ucap Ardian, yang menghela nafas—menghirup udara segar di sana.
“Kenapa diam di situ?” tanya Ardian menoleh ke arah Zoya yang hanya mematung menatap jurang di bawahnya.
“Kamu tidak berniat untuk mendorongku, kan?” tanya Zoya penuh selidik.
Seketika bibir Ardian melengkung sempurna, ia tersenyum lalu mendekat yang kembali mengulurkan tangannya untuk Zoya.
“Sampai, kapan kamu akan terus berprasangka buruk padaku? Jika harus terjun … aku juga ikut terjun ke bawah sana. Jika, hidup kita bagaikan reinkarnasi dalam dunia novel, aku pasti sudah melakukannya. Agar kita bisa hidup kembali dengan kehidupan yang berbeda, kita akan menikah dan menjadi orang tua bagi Zayden dan Zayda.”
Lelucon Ardian, seketika membuat bibir Zoya tersenyum. Zoya, menggenggam uluran tangan Ardian, seketika tubuhnya tertarik yang langsung menempel pada tubuh Ardian.
Ardian, tersenyum, tetapi Zoya langsung melepaskan pelukannya itu.
“Apa kamu ingin melakukan kesalahan mu untuk kedua kalinya? Jangan pernah menyentuhku,” ucap Zoya dengan marah.
Ardian tersenyum getir. Lalu duduk di atas bebatuan, yang menghadap ke arah jurang itu.
“Aku lebih suka kamu saat di tenda,” lirih Ardian, Zoya langsung menatapnya tajam.
Seketika pipi Zoya merah merona, membuat Ardian lagi-lagi tersenyum.
Saat di tenda, Zoya tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya yang sangat bersyukur bisa melihat dan bertemu Ardian lagi. Saking senangnya, ia tidak sadar jika sudah memeluk tubuh Ardian dalam waktu yang lama. Ardian, hanya terpaku sebelum akhirnya Zoya melepaskan pelukannya.
“Aku senang kamu masih hidup, setidaknya Zayden dan Zayda akan senang mendengar kabar ini.”
Ardian melongo, dia menatap Zoya heran.
Zoya, menghentikan tangisannya yang menghapus air matanya. Ia menghela nafas lalu berkata, “ Saat mendengar kabar kematianmu, aku baru sadar … jika Zayden dan Zayda membutuhkanmu. Aku menyesal karena tidak membiarkan kamu untuk menikmati kebahagiaanmu bersama anak-anak. Aku sudah memberitahukan mereka jika kamu adalah ayah kandungnya.”
“Apa mereka senang?”
“Ya, tapi mereka membenciku.”
Seketika tawa Ardian, begitu renyah terdengar. Ardian sangat senang, dengan begitu tidak ada lagi jarak antara mereka.
“Kalau begitu … aku bebas bertemu mereka, apa kebebasan itu juga berlaku untuk kita?” tanya Ardian, mendekatkan wajahnya pada Zoya, seketika Zoya mundur perlahan.
Akan tetapi momen itu tidak berlangsung lama, Ardian melihat Lusi yang hendak menuju tendanya. Segera mungkin Ardian pergi dari sana, yang membawa Zoya dan mereka kini berada di ujung sabana.
“Baru kali ini aku dipeluk oleh ibu dari anak-anakku.” Dengan senyumnya Ardian melirik pada Zoya. Zoya, hanya diam yang tersipu malu.
“Aku tidak sengaja melakukannya.” Zoya, mengelak, seolah tidak sengaja memeluk Ardian saat di tenda.
“Tapi aku ingin kamu memelukku setiap hari,” ucapnya, seketika Zoya menoleh.
Ardian menatapnya intens.
“Dr. Zoya, pertemuan pertama kita tidaklah indah, dan kenangan kita begitu buruk. Namun, kesalahan yang tidak disengaja itu … melahirkan sepasang anak kembar yang sangat lucu, anak yang tidak pernah kamu harapkan tapi … kamu rela melahirkan dan membesarkan mereka. Aku seorang pria yang tidak bertanggung jawab, membiarkan wanita yang mengandung benihku hidup menderita, jadi … untuk kali ini biarkan aku menjadi seorang ayah yang bertanggung jawab.”
Mata Zoya, mulai mengembun. Hatinya kini berdebar, tangan yang digenggam Ardian pun semakin terasa dingin.
“Dr. Zoya, biarkan aku menikahimu.”
Zoya terbelalak seketika, yang langsung melepaskan genggaman Ardian.
“Dr. Zoya! Bisa-bisanya kamu berduaan di sana sedangkan temanmu yang lain sibuk bekerja.”
Suara lantang Radit, mengalihkan pandangan keduanya. Zoya, segera berdiri begitupun Ardian, ia tercengang melihat Radit ada di sana.
“Jadi begini cara kerjamu dr. Zoya, apa harus aku laporkan kepada dr. Arga jika kinerjamu sangat buruk.”
Zoya, hendak pergi tapi tangannya digenggam kuat olah Ardian, sehingga ia tidak bisa pergi.
“Dr. Radit, lalu bagaimana denganmu? Apa kinerjamu sangat baik? Menurutku kinerjamu sangat buruk … aku tidak yakin jika karirmu masih bisa bertahan jika semua orang tahu direktur Naura Medicasentra ternyata seorang lelaki mesum.”
Tangan Radit terkepal kuat, saat Ardian berani menyinggung kehidupannya.
“Apa ini yang dinamakan seorang Letnan.” Radit tersenyum sinis.
“Kamu pasti berpikir jika kedatanganmu kembali akan membuat semua orang bahagia, tapi bagaimana dengan karirmu pak Letnan? Aku tidak yakin jika jabatanmu akan bertahan kalau, rumor tentang kau memiliki anak di luar nikah itu tersebar,” ucap Radit yang tersenyum lebar.
Ardian hanya diam, menatap Radit penuh amarah. Sementara Zoya, hatinya kini gelisah memikirkan hal itu jika terjadi.
berharap banyak part 🙏
smoga karmax kna ankx dokter goblok titisan iblis tu, bkin hidupx hancuuuurrrrr
hanya pentetang petenteng bangga dgn pangkat tp klakuan ky binatang.
smoga adrian tdk mo nikahi dokter ja***ng tu, yg sifatx g beda dgn bp nya ky binatang.
plagi laki" tua ortux adrian smoga cpt mati sj kna karma ulahx yg egois n smoga si kembar g mo akui sbgai kakekx lg biar tobat bkin hidup dua org laki" tua ni sengsara n dokter ja***ng yg sok berkuasa tu jg bkin pecat dr RS t4 krjax thooorrrr....