Aku tidak tahu jika nasib dijodohkan itu akan seperti ini. Insecure dengan suami sendiri yang seakan tidak selevel denganku.
Dia pria mapan, tampan, terpelajar, punya jabatan, dan body goals, sedangkan aku wanita biasa yang tidak punya kelebihan apapun kecuali berat badan. Aku si pendek, gemuk, dekil, kusam, pesek, dan juga tidak cantik.
Setelah resmi menikah, kami seperti asing dan saling diam bahkan dia enggan menyentuhku. Entah bagaimana hubungan ini akan bekerja atau akankah berakhir begitu saja? Tidak ada yang tahu, aku pun tidak berharap apapun karena sesuatu terburuk kemungkinan bisa terjadi pada pernikahan kami yang rentan tanpa cinta ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon De Shandivara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Postingan Viral
Postinganku tentang gaun itu seketika menjadi ramai likes dan komentar. Konten yang sengaja kuunggah hanya sekadar untuk iseng dan mengisi feed media sosialku tiba-tiba ramai pengunjung dan masuk ke dalam konten FYP di laman pencarian pengguna media sosial yang sama, hingga kini total likes mencapai...
"Dua ratus ribu!" pekikku tidak menduga. Baru kemarin sore aku memosting, selama kurang dari dua puluh empat jam sudah hype. Ini pertama kalinya aku mendapatkan perhatian dari nitizen dengan jumlah like yang sebegitu banyaknya.
Akunku memang tidak privat, tetapi aku juga tidak pernah memosting dan memasang nama asli pada kolom biografi. Semua postingan murni dari hal-hal yang aku anggap menarik dan perlu diabadikan, termasuk dua postingan sebelumnya tentang buku administrasi sekolah dan cincin di jari manisku saat dilamar dulu.
Ting. ting. ting.
"Wah, gaunnya sangat mewah."
"Memangnya kisah apa yang tersimpan di baliknya, Kak?"
"Boleh share sedikit kisah menyedihkannya, Kak?"
"Iya, please, penasaran bangettt sama ceritanya..."
Aku turut membaca komentar yang setiap detik seakan semakin bertambah jumlahnya dan beruntun tanpa henti.
@ca_management mengirimkan Anda sebuah pesan.
"@ca_management halo, salam kenal, ya. Gaun di postingan Anda adalah karya seni buatan kami, ya. Tidak diperkenankan memotret dan menggunggah kecuali dengan seizin pencipta dan tim @ca_management. Silakan konfirmasi melalui direct message ini. Terima kasih😊.
Aku membalas pesan itu, bahwa aku bernama Dita dan telah mendapatkan izin memotret dari Claire teman kak Alan.
Tidak berselang lama, sebuah akun bercentang biru dengan jumlah followers lebih dari sejuta itu turut berkomentar.
@anastasia_caa Halo, @ditp_emoy19 salam kenal. Ini gaun buatanku. Senang dapat info dari @ca_management kalau Anda salah satu penggemar karya saya ini. Sebagai apresiasi, kami mengundang kamu buat dinner. Cek direct message dari kami, ya. Terima kasih 😊.
Aku mendelik. Akun bernama Anastasia, nama seseorang yang pernah disebutkan Claire yang digadang sebagai pencipta karya-karya indah di pameran seni itu.
Lalu, Kak Alan mengirimkan pesan.
"Dita, ini akunmu atau bukan?" Kak Alan mengirimkan sebuah tangkapan layar profil akun media sosial tempatku menggunggah gaun merah dari galeri pemeran Claire.
Kak Alan sudah bisa menebak aku orangnya karena dia tahu benar ketika aku meminta izin memotret gaun itu kepada Claire dan wanita itu mengizinkan.
Didampingi Kak Alan, aku minta dia menemaniku menghadiri makan malam undangan dari seorang artist bersama Anastasia itu.
Pertemuan makan malam sepakat terlaksana di restoran mewah berbintang lima yang lokasinya tidak begitu jauh dari tempat tinggalku dan pada pukul 7 malam.
Aku deg-degan, keinginan bertemu dengan pemilik karya besar itu kini menjadi kenyataan hanya karena mengunggah salah satu karyanya.
Malam itu, mas Elham pulang lebih cepat. Tentu aku tidak bisa datang memenuhi undangan makan malam dari Anastasia. Dengan kak Alan aku telah memberitahu jika kau tidak jadi pergi. Dia pun tidak bertanya kenapa karena pasti tahu alasannya.
Dengan ketidakenakan hati, aku membatalkan sepihak acara itu. Entah sudah sebaik apa Anastasia mempersiapkan acara makan malam itu. Dia malah menjawab, bisa rencakan pertemuan di lain hari.
Malam sebelum aku tertidur, baru terbaca pesan dari Anastasia jika dia tidak keberatan kalau aku tidak jadi datang meski di dalam hati aku sangat menyesalkan pembatalan ini.
“Saya sangat ingin bertemu, tetapi bolehkah jika pertemuan dilakukan pada pagi atau siang hari saja?”
“Akan ada konferesi pers pengangkatan direktur MS education. Kamu datang?” tanya mas Elham di meja makan sata sedang sarapan.
“Aku tidak tahu.”
“Mungkin belum sampai informasinya."
“Pengganti kak Alan?” tanyaku.
Dia mengangguk. Dalam sebuah perusahaan begitu mudah dan cepatnya mengganti posisi seseorang.
Krim sup dan aneka makanan buatanku sendiri, kumasukkan ke dalam wadah makanan untuk makan siang di sekolah nanti.
Krim sup di piringnya telah habis, dia kemudian bertanya apa yang akan aku lakukan dengan makanan sisa sarapan yang dimasukkan ke dalam wadah-wadah bertingkat.
“Aku bawa untuk bekal makan siang.”
Di terlihat memperhatikan.
“Memang tidak bau?”
“Kalau di wadah khusus tidak akan bau.”
“Aku mau,” ujarnya. Padahal sebelumnya dia yang menolak saat aku akan membawakannya bekal makan siang.
Setelah memastikan dia akan memakan bekal makan siang yang aku siapkan, hari ini aku menyiapkan dua.
Nasi bento dan krim sup hangat ada di dalam wadah khusus yang tidak akan berubah jika dimakan siang nanti.
Tas bekal bergambar hello kitty berwarna pink itu dia bawa keluar hingga ke lantai dasar apartemen.
Aku tersenyum, ya, lucu saja melihat dia yang menenteng tas pink berisi rantang makanan. Berbeda dengan dia yang biasanya yang tak acuh, kali ini dia menatap ke atas dan mengangkat kelima jarinya kepadaku meski tanpa melambai.
Ting.
@anastasia_caa baru saja mengirimkan anda pesan.
“Boleh jika siang ini dengan senang hati. Jam 11, bagaimana?”
Aku sontak membelalak dan mengabarkan hal ini kepada kak Alan.