"Kau berasal dari masa depan kan?" Ucapan Nares membuat Yarana diam. Bagaimana bisa Nares mengetahui hal itu?-Yarana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Staywithme00, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
“Racun yang ada di botol ini, hanya bisa dibuat oleh sesepuh yang sudah ahli dalam membuat racun.” Kakek Toni mengenal dengan baik siapa yang bisa membuat racun sehebat ini.
“Apa anda bisa memberitahu kami, dimana orang tersebut berada?” Nares langsung bertanya pada intinya. Mereka harus segera secepatnya untuk menemukan saksi tersebut, sebelum ia hilang seperti kedua saksi lainnya.
“Tentu. Rumahnya tidak jauh dari sini. Mari, aku akan mengantar kalian kesana.” Kakek Toni mengerti kalau ini pasti situasi yang darurat, makanya wajah Yarana dan Nares terlihat cemas dan khawatir sekali.
“Terima kasih kakek.” Yarana berterima kasih karena kakek Toni mau membantu mereka menemukan sang pembuat racun.
“Sama-sama, tidak perlu sungkan.”
“Toni, jangan pergi kemana-mana, tunggu aku kembali!” Kakek berseru berteriak agar Toni mendengarnya.
“Iyaa..” Sahut Toni dari ruangan kamarnya.
Setelah berpamitan dengan Toni, mereka bertiga melangkah menuju rumah sang pembuat racun. Hanya berjarak sekitar 1 kilometer saja, mereka sudah sampai di rumah sang ahli racun.
“Kalian tunggulah disini, aku akan meminta izin lebih dulu.” Kakek Toni masuk dan meminta izin untuk masuk. Yarana dan Nares hanya menunggu diluar, berharap semua akan berjalan baik.
Tak berselang lama, keluar kakek Toni dengan seorang sesepuh tua yang usianya mungkin sekitar 80 tahun. Sesepuh tua keluar dengan sebuah tongkat, ia sepertinya kesulitan berjalan.
“Kalian kemarilah!” Kakek Toni mengajak Yarana dan Nares untuk duduk disamping sesepuh tua.
“Apa yang ingin kalian tanyakan?” Ujar sesepuh tua bertanya saat Yarana dan Nares telah duduk di sampingnya.
“Kami ingin bertanya tentang ini.” Nares menyodorkan sebuah botol racun yang ia pegang sejak tadi. Sesepuh tua mengamati botol racun sambil menyipitkan mata. Sesepuh tua bahkan menggunakan kacamata pembesar, namun ia harus memastikan dengan baik, racun apa yang dibawa oleh nona muda dan tuan bangsawan ini.
“Racun ini, hanya dibuat olehku. Dan, aku juga tidak sembarangan memberikannya pada orang lain.” Sesepuh tua melihat ke arah Yarana dan Nares, melihat mereka dengan wajah khawatir.
“Racun ini, aku buat khusus seseorang yang menderita penyakit langka. Jika diberikan dengan takaran yang tidak pas, akan menyebabkan kematian dalam jangka waktu satu menit.” Sesepuh racun tidak pernah membuat racun dengan sembarangan.
“Tapi, jika kau membuat ini khusus untuk satu orang, bagaimana orang lain bisa mendapatkannya?” Yarana dengan insting menyelidik nya mulai bekerja.
“Itulah yang aku herankan. Racun yang aku buat, tidak mungkin bisa didapat kecuali atas izinku. Karenanya, aku juga sangat menyayangkan kenapa bisa ini ada ditangan kalian.” Sesepuh terus saja mengatakan kalau ia tidak semudah itu untuk memberikan akses memperoleh racun buatannya. Kakek Toni hanya menyimak apa yang dibicarakan oleh mereka.
“Maaf. Tapi, apa kami boleh tahu siapa yang memesan racun khusus ini pada anda?” Nares juga tertular dengan Yarana. Otaknya jadi bekerja dengan cepat dalam memproses kasus. Sudah dua tahun Nares disini, mungkin itulah sebabnya otaknya jadi berpikir agak lamban terhadap kasus ini.
“Maaf, tapi aku tidak bisa memberikan informasi kondisi pasien ku dengan sembarang orang.” Sesepuh sangat menjaga kerahasian informasi pasiennya. Sebab di zaman tersebut, musuh-musuh akan sangat mudah mengalahkan lawan bila mengetahui kelemahan target yang dituju.
“Kami tahu bahwa informasi tersebut rahasia. Tapi kami harus mengetahuinya karena ada hal penting yang harus kami selesaikan.” Nares mendesak sesepuh, ia dan Yaranna tak bisa mengabaikan informasi segenting dan sepenting ini hanya demi sebuah rahasia belaka.
“Maaf, tapi saya tidak bisa.” Sesepuh sudah ingin melangkah masuk, meski dengan tongkat dan langkah nya yang pelan.
“Ada seseorang yang mati di kerajaan Bellvana. Dan, disaat kematiannya, terdapat botol racun ini.” Yarana tidak punya pilihan lain selain membongkar hal yang sebenarnya terjadi. Kakek Toni melotot, mulutnya ternganga mendengar hal yang baru saja disampaikan Yarana. Sedangkan sesepuh tua, langkahnya terhenti mendengarnya. Nares hanya diam saja, mungkin Yarana bisa menyelesaikan masalah ini lebih baik darinya.
“Apa? Bagaimana bisa?” Sesepuh merasa sedikit bersalah mendengarnya. Racun yang ia buat untuk mengobati orang lain, justru malah menjadi petaka.
“Ada seorang panglima prajurit yang diduga membunuh dirinya sendiri.”
“Lalu, ditemukan botol racun tersebut disekitarnya.” Yarana menatap sesepuh yang ada di hadapannya dengan tajam. Ia juga tak akan peduli dengan siapa yang memesan bila tak berhubungan dengan kematian seseorang.
“Baiklah, akan aku beritahu dan jelaskan pada kalian siapa yang memesannya.” Sesepuh duduk semula di tempatnya, lalu menjelaskan apa yang terjadi. Yarana dan Nares pun juga menyimak yang akan dikatakan oleh sesepuh.
** bersambung *