Menikah dengan pria yang membuat hidupnya bagai di Surga membuat Ayu benar-benar bucin dan berjanji untuk tidak akan menikah lagi jika suaminya meninggal dunia duluan atau sebaliknya ia tidak akan membiarkan suaminya menikah lagi jika ia yang meninggal duluan. Namun apa boleh di kata kebahagiaannya tak berlangsung lama, Ayu meninggal setelah melahirkan putri pertamanya. Seperti Janjinya ia pun menjadi arwah penasaran untuk menjaga suaminya dari godaan wanita lain. Namun siapa sangka bayi mungilnya masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu membuat ia harus merelakan suaminya untuk menikah lagi dengan adiknya Hera. Awalnya ia tidak keberatan karena ia tahu benar Hera, pribadinya yang sangat baik bagai malaikat membuatnya mengikhlaskannya hingga ia rela melepaskan suami tercintanya. Namun kehadiran seorang wanita tua di rumahnya membuatnya sadar jika Heralah penyebab kematiannya???, lalu bagaimana kelanjutan hubungan Hera dan suami Ayu??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku akan selalu mencintaimu
"Kenapa??"
Adi menatap tajam perempuan di hadapannya.
"Sebaiknya cepat pergi dari sini,". Adi melepaskan tangannya,
Wanita itu menatapnya tajam. Ia tak mengira jika Adi akan menolaknya malam itu.
Adi membersihkan wajahnya menatap lekat bayangannya di depan cermin.
"Apa yang terjadi???" Adi tampak bingung sesaat
Wajahnya tampak merah, nafasnya memburu. Ia membersihkan cermin itu kemudian kembali ke kamarnya.
Ia menatap foto pengantinnya lekat.
"Apa selama ini kamu mengawasi ku??" tanya nya lirih
Suasana kamar mendadak sunyi. Hany detak suara jan dinding terdengar. Adi menarik sudut bibirnya, tersenyum sinis.
Ia seperti menyimpan rahasia. Langkahnya gontai saat meninggalkan ruangan.
Wangi aroma melati begitu menyengat hingga Adi seketika menyingkir.
Udara di ruang tamu seperti ditarik keluar, membuat semua orang sulit bernapas. Angin hitam berputar, menggerakkan tirai jendela yang koyak dan membuat lampu gantung berayun keras.
Sosok kafan berantai itu berdiri kaku di tengah ruangan. Dari rongga hitam di wajahnya keluar desisan panjang, seperti napas makhluk yang sudah lama membusuk di dalam tanah. Rantainya terangkat sendiri, berputar di udara, lalu menghantam lantai dengan keras.
*Dug!!
Terdengar suara retakan membelah keramik, menyebar seperti sarang laba-laba.
Adi terkesiap, ia menutup wajahnya.
Hera melangkah pelan mendekatinya, sementara itu Ayu tampak melayang dengan tubuh kaku di atas kepala suaminya. Rambut bop tergerai menutupi wajah, dan dari mulutnya keluar suara jeritan yang berlapis, bukan hanya miliknya.
"Jangan ganggu suamiku Ra," suara Ayu terdengar tenang, namun menggema seperti berasal dari dua dunia.
"Reina adalah kunci. Selama anak itu ada, pintu dunia kami takkan bisa ditutup. Aku hanya mempercepat apa yang memang sudah ditakdirkan," suara Hera terdengar begitu lembut dan berkarisma
Ayu menatapnya tajam. "Tidak, aku tidak akan membiarkan kamu mengambil semua orang yang aku sayang,"
Hera tertawa lirih, lalu menoleh pada Adi.
“Adi, kau ingat, Kau yang dulu menolak ku dan memilih Ayu, meski akhirnya dia mati. Aku hanya ingin yang menjadi milikku. Kalau bukan cintamu, maka biarkan aku memiliki semua hartamu,"
*Deg!!
Adi membeku mendengar ucapan adik iparnya.
Rantai itu tiba-tiba menyambar.
*Crakkk!!
Ayu dengan sigap menahan dengan cahaya dari tangannya. Dua energi beradu, menimbulkan percikan api hijau yang membakar karpet.
Ayu terhuyung, tubuhnya nyaris pecah, tapi ia tetap berdiri. Hera tersenyum penuh kemenangan menatap sang kaka yang kewalahan menghadapinya.
"Selama aku masih ada, tak seorang pun boleh menyentuh Mas Adi, Reina ataupun semua orang yang dekat denganku!" teriak Ayu.
Sosok bayangan putih tiba-tiba muncul. Ia membuat Adi ketakutan dan nyaris pingsan. Sosok itu menggeram, lalu mengayunkan rantai lebih keras kearah Ayu.
Ayu terbanting ke dinding, darah hitam menetes dari bibirnya.
"Makhluk apa itu??" gumamnya
"Mardi. Kamu dimana???, aku butuh bantuan mu. Jangan sampai aku kalah oleh makhluk jadi-jadian milik Hera." ucap Ayu
Hera tertawa terbahak-bahak. Suaranya begitu nyaring hingga terdengar di semua ruangan.
"Percayalah Ayu, aku tidak akan pernah berpaling darimu, apapun yang terjadi aku akan selalu setia padamu," ucap Adi
Hera kembali tertawa mendengarnya. Ucapan Adi seperti sebuah komedi yang membuatnya tertawa tak henti.
"Apapun yang engkau katakan tidak akan pernah terjadi, karena sebentar lagi kamu akan bertekuk lutut di kakiku. Dan kamu Ayu, aku akan mengirim mu ke Neraka!"
akhir adi sm hera jd nikah apa g ada kejadian gmn2 gtu stlh nikah
nahh apa g di coba bunuh itu cucu mu
sama anak kesanyang mu hera
wahh apa jadinya yaaa
waduhh g abis2 ini drama pelet
itu istrimu mati bukan karna takdir tp di santet adek nya sndri ohh bang
msih g sadar kah kau kena pelet dr hera
maaf kk bunga aq bru baca
kndala quota
lha ounya rahasia apa kok brani smpe brani yaaa ahahaha
mardi mah ada2 aja mau ngis pun nangis aja lahh yu