Seorang pemuda titisan dewa dari dunia tiny, merangkak maju demi meminta ke adilan untuk keluarga nya hingga membawa pemuda itu ke pertarungan hidup dan mati bersama dewa penguasa tertinggi yang mengusai alam itu.
Qin yan, seorang pemuda tegar, jenius dan berbudi pekerti harus menerima kenyataan kalau diri nya adalah seorang cacat. Namun takdir berkata lain, dewa merencanakan kehidupan nya agar mampu mengalahkan Kaisar dewa sage yang menguasai ruang dan waktu. Hingga ia di bawa pulang oleh di mensi dan mengalami kebangkitan kedua.
Di sini ia akan membangun kembali semua nya dan merubah takdir semua orang termasuk diri nya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erwin Stayly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Qin Mo, Pengguna Elemen Tanah
Qin yan pulang kerumah. Di sana ia sudah di tunggu Qin yue di depan pintu.
"Yue er." Panggil Qin yan.
Qin yue menarik tangan Qin yan lalu mengajak nya masuk kedalam.
"Kak, Ayo cepat masuk."
Qin yan bingung dengan sikap Qin yue yang tiba.
"Ada apa Yue er.?" Tanya nya lagi.
Di dalam ibunya menunggu, ketika ia masuk, tatapan ibu nya terlihat sangat serius.
Qin yan duduk di kursi, memandangi mereka berdua dengan heran.
"Em.. kenapa.?"
Qin yan memandangi wajah mereka berdua terlihat sangat serius. Kemudian ibu nya bertanya.
"Qin yan, apa kau masih Qin yan.?"
Qin yan memandang ibunya dengan aneh.
"Ibu, ini aku. Qin yan, anak sulungmu."
Ibunya tidak merubah ekspresinya.
"Tadi sebelum kau pergi, penampilanmu tidak seperti ini. Bisakah kau jelaskan, apa yang terjadi padamu.?"
'Oh, begitu yah.'
Qin yan akhirnya mengerti mengapa ia mendapati sikap ibunya yang seperti ini. Dengan ragu ragu ia kemudian mengatakan pada mereka.
"Aku..... " Qin yan menunduk.
"Mengalami perubahan iblis."
"Hah.!!"
Ibunya dan Qin yue berdiri sambil berteriak bersamaan.
"Apa! Kau bilang apa tadi?" Berkata ibunya sambil membanting tangan nya kemeja.
"Aku mengalami perubahan iblis bu."
Ibunya dan Qin yue saling memandang.
"Nak, coba ceritakan apa yang terjadi."
Kemudian Qin yan menceritakan apa yang terjadi tadi siang, segala sesuatu tentang perubahan nya serta tentang ia menyiksa seorang babi betina. Itu semua ia ceritakan tanpa menyembunyikan apapun.
"Oh, jadi kau mengalami permutasi dan babinya sebagai tumbal persembahanmu. Tapi bagaimana bisa, apakah itu memang bisa dilakukan dan kenapa kau memilih babi. Apakah tidak ada perempuan yang bisa dijadikan persembahanmu.?"
Pertanyaan ibunya sangat banyak, dan satu jawaban saja sudah cukup untuk menjawab semuanya.
"Ibu, ibu tentunya mengerti hati seorang wanita? Bagaimana nanti perasaan mereka, dan ketakutan yang mereka alami saat sedang disiksa. Mungkin bagi yang masih suci akan kehilangan harga dirinya namun bagaimana dengan orang yang sudah bersuami?"
Ibunya terdiam, lalu menghela napas ringan.
"Ibu mengerti nak, kamu benar benar anak yang baik." Ia datang memeluknya.
Tapi dipikiran mereka, entah kenapa rasanya ingin tertawa. Anaknya yang masih perjaka sudah melewati masa dosis dan seekor babi yang pertama merasakannya.
"Ppfffttt....." Ibu dan Qin yue tak bisa menahan tawa mereka.
"K-kalian..." Qin yan jadi malu menceritakannya.
"Iyah iyah... Asalkan anak ibu sehat, maka itu gak apa apa kok." Ibu kembali memeluknya.
________
Keesokan harinya, pertandingan semi final akan segera dimulai.
Semua orang sudah ramai di tempat pertarungan meskipun masih sangat pagi. Mereka tak sabar lagi menonton pertandingannya. Saat ini lokasi pertarungan sudah diganti, di karenakan lokasi yang dulu sudah dihancurkan. Tapi itu tidak menghentikan turnamen para pemuda. Para penonton juga tetap bersemangat walaupun lokasinya sudah diganti.
"Aduh...."
Qin yan menabrak seseorang.
"Hei, kalau jalan lihat lihat." Marah orang itu.
Qin yan berbalik, eh ternyata Qin Ruo ying sedang terjatuh di tanah.
"Pppfftt...." Qin yan tidak bisa menahan mulutnya untuk tertawa.
"Hei, kau ini sudah menabrak orang. Dan kau malah tertawa.?" Qin Ruo berdiri, menatap Qin yan dengan tajam, tangannya mengeluarkan percikan kegelapan.
"Maaf, sudah menabrakmu tadi." Qin yan kemudian berbalik.
"Eh tunggu, siapa kau.?" Qin ruo menatap Qin yan dengan aneh.
"Bukankah aku sudah meminta maaf, sekarang jangan ganggu aku lagi." Kemudian Qin yan meninggalkannya di sana.
"Aneh, rasanya aku kenal." Gumamnya sendiri.
Saat ini wasit sudah memanggilnya.
"Qin Ruo Ying vs Qin Feng. Kedua belah silahkan maju."
Qin Ruo maju ke arena Qin feng juga menyusulnya.
Dari jauh Qin yan memperhatikan keduanya.
"Silahkan tempati posisi masing masing, lalu beri hormat pada tetua. Kemudian beri hormat pada lawan kalian." Berkata wasit menuntun mereka.
Setelah saling menghormati, mereka berdua mulai bertarung.
Dan tidak lepas pula dari sifat Qin feng yang selalu memuja Qin ruo.
"Qin ruo, akhirnya kita bertarung. Tidak kusangka kalau aku akan punya kesempatan melawanmu."
BOOOOMMMM....
"Pffrr....." Qin yan memuntahkan cemilan yang ia makan saat melihat Qin feng pingsan di tempat dengan wajah yang aneh setelah Qin ruo menyerangnya tiba tiba.
"Terlalu banyak bicara ketika pertarungan." ucap Qin Ruo dingin.
Ia berbalik, menatap kerumunan. Sudut matanya bergerak ke sana sini mencari orang yang ia tunggu.
'Dimana dia? Jangan bilang kalau takut melawan kami.' Mata Qin Ruo memancarkan aura membunuh.
Sementara Qin yan hanya menatap Qin feng yang di angkat di sana. Pertarungan macam apa ini, itulah jadinya jika seorang fans bertarung dengan idolanya sendiri. Mati pun mereka takkan menyesal.
Tiba tiba Qin yue dan ibu mendekatinya, melihat Qin yan makan dengan lahap.
"Kakak, sejak kita datang ke keluarga ini. Kakak doyan sekali yah makannya."
"Yue er, kakakmu tuh lagi ingin naikin badan. Jadi mungkin itu penyebab dia makan banyak."
Qin yan hanya tersenyum kecut mendengar perkataan ibunya, bukan karna pubertas atau naikin badan. Tapi karna selama ribuan tahun ia tak pernah makan makanan yang layak.
"Qin yan vs Qin Mo. Kedua belah pihak silahkan maju ke arena."
Tiba tiba semua orang jadi sangat riuh, melihat kearah arena. Bahkan pesona Qin Ruo jadi hilang, di kalahkan pesona Qin yan.
"Akhirnya, aku sudah lama menunggu ini."
"Kudengar Qin yan anak cacat berhasil mengalahkan Qin Xia kemarin. Sampai sampai panggung arenanya jadi rusak."
"Kau tidak lihat? Kasihan, aku melihatnya dengan mataku sendiri. Pertarungannya benar benar menegangkan. Pokoknya sangat seru."
"Ah, aku menyesal tidak menonton pertandingan anak itu. Tapi aku bersyukur bisa melihatnya sekarang. Aku dengar walaupun dia cacat, namun ia sangat terampil."
"Yah, bisa di bilang seperti itu."
Di pinggiran panggung penonton, beberapa peserta sebelumnya menunggu pertarungan dengan sabar.
Di antara mereka semua adalah lawan Qin yan sebelumnya, yaitu Qin kai, Qin san, Qin Guan, Qin Xia dan Qin ji yang masih dalam keadaan menyedihkan di kursi roda.
Saat melihat dua orang maju ke arena, mata mereka memandang ke arah orang sama. Orang yang telah mengalahkan mereka, Qin yan.
"Oh, kalian semua disini. Syukurlah kalian sudah pulih." Sapa Qin yan pada mereka.
"Siapa kau.?" Tanya Qin Kai.
"Qin... yan." ucap Qin ji dengan gemetar.
"Hah?" Semua terkejut mendengar kalau orang di depan ini adalah Qin yan.
"Kalian semua, doakan aku menang yah." Qin yan berlari ke arah panggung.
"Tidak, aku mendoakan kematianmu." Qin kai menyumpahinya.
"Hahah... Terimah kasih, semoga kalian tidak di berkati tuhan."
Mereka menatap Qin yan dengan aneh, orang disumpahi tapi dia malah berterimah kasih.
Sampai di arena, entah kenapa semua orang terdiam. Bahkan wasit pun menatap Qin yan dengan aneh.
"Kau Qin yan.?" Tanya wasit itu.
"Ya, aku Qin yan. Kau tidak melihat wajah tampanku ini?"
Wasit menatapnya sekali lagi, benar saja wajahnya memang Qin yan, tapi tinggi badan dan otot tubuhnya sangat jelas. Berbeda sekali dari terakhir kali bertemu, ditambah dengan rambut panjangnya serta lambang di dahinya membuat dia sedikit kebingungan melihatnya tadi.
"Oh, kalau begitu masuk ke posisi kalian masing masing. Beri hormat pada tetua dan beri hormat satu sama lain ."
Mereka memberi hormat pada tetua, saling membungkuk satu sama lain. Kemudian memasang ancang ancang bertarung.
Di kejauhan, Qin ruo menatap Qin yan dengan tidak percaya. Laki laki itu adalah orang menabraknya tadi. Anehnya ia tidak mengenalinya sedikit pun.
"Pantas saja, dia begitu menyebalkan. Tapi kenapa penampilan bocah itu berubah.?" Gumamnya.
Sementara Qin yan saat ini menatap pria botak di depannya, ia tidak memiliki baju. Menampilkan ototnya yang sangat kekar.
Namun, satu hal yang membuat Qin yan kebingungan. Kenapa wajah pria ini dari tadi selalu memerah saat melihatnya.
Tiba tiba ia bergidik ketakutan.
'Gay, pria ini gay.'
Dengan waspada ia langsung melemparkan pisaunya.
Namun, pisau itu menabrak dinding dan meledak.
BOOM....
Setelah di lihat dengan jelas, ternyata sebuah dinding batu melindungi pria itu.
Elemen tanah, Lawan hari ini benar benar sulit. Karena orang ini. Qin mo, si pengguna elemen tanah.
tapi di komik menjadi alkemis dan bisa bertarung
14 sudah bercucuk tanam. rumput saja masih jarang kok 😂 jangan kata umur 5000 tapi sifat mc tak ada langsung org berumur tua hanya sedapkan jalann cerita rikenasi tapi cerita permula