popy gadis manis yang hidupnya tak semanis senyumannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anindia Andin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cerita iren dan septian
𝙛𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙢𝙖𝙨𝙖 𝙡𝙖𝙡𝙪 𝙞𝙧𝙚𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙥𝙩𝙞𝙖𝙣
siapa yang tidak kenal iren, mahasiswi cantik dan pintar, juga asisten dosen. pesona iren membuat laki2 terpesona, gayanya yang elegan, tutur katanya sopan jauh dari kata murahan.
suatu ketika saat mau berangkat kuliah, motor iren mengalami pecah ban. mendorong motornya mencari tukang tambal ban terdekat, dari arah berlawanan septian melihat iren yang kepayahan mendorong motornya
"bocor ren?" ucap septian dari sebrang jalan
"iya yan.. "
"tambal ban masih jauh ren, sini aku bantu" septian menawari bantuan untuk iren
"terimakasih ya, capek, jalan dari sana ndak nemu tambal ban"
"titipkan di rumah itu aja, kamu ke kampus bareng aku, gimana?"
"gimana ya yan, kamu kenal seseorang disini?"
"ada... rumah yang ada pohon jambunya itu" ucap septian sambil menunjuk salah satu rumah "itu masih kerabat ku, motormu bisa di titipkan si rumah itu, sambil nunggu tambal ban buka"
"oke deh"
Setelah iren dan septian menitipkan motor iren di kerabatnya septian, mereka berdua berboncengan pergi ke kampus
"kamu tadi mau kemana yan? kok kesana?"
"mau jemput mala sih"
"trus kamu ndak jadi jemput mala? malah bantuin aku"
"iya, gak pa2, bantu teman yang lagi kena musibah"
"turunkan aku di sini aja yan, aku naik angkot saja"
"lha kenapa? kampus kan masih jauh"
"sudah turunkan aku di halte depan, kamu balik lagi jemput mala"
"aku antar kamu ke kampus dulu ren, trus aku jemput mala"
iren memilih turun dari motor septian, dan beralih naik angkutan kota, septian kembali menjemput mala
"kok lama yan" ucap mala
"iya tadi pas mau kesini ketemu iren, ban motornya bocor"
"kamu bantuin iren?" ucap mala cemburu
"iyalah, kasian dia, lagian jam segini belum ada tukang tambal ban yang buka... kenapa? kamu cemburu ya?"
"siapa juga yang cemburu, berangkat yuk"
Sesampainya di kampus, septian mengirim pesan singkat untuk iren
"ren, motormu sudah aku betulin"
"wah,,, aku merepotkan ya? terimakasih ya yan"
"sama2... nanti aku tunggu di depan ya"
"aku naik angkot aja yan, ndak enak sama mala"
"tenang, mala sudah pulang, hari ini cuma 1 kelas aja"
Sore itu setelah menyelesaikan kuliahnya, iren dan septian berboncengan untuk mengambil motor iren
"makan dulu yuk ren, lapar"
"aku temani ya, aku barusan makan di kantin"
"di kantin apa di kantor?"
"makan ya di kantin yan, makan kok di kantor"
ketika iren dan septian menikmati makanannya, tak sengaja mereka bertemu dengan teman satu kampusnya
ketika melihat temannya itu, perasaan iren sudah tidak enak, jangan2 dia nanti ngadu ke mala.
"yan, gimana kalau dia ngadu ke pacar kamu?"
"ngadu apa? kan kita cuma makan"
"kalau pacar kamu marah gimana?"
"ya ndak gimana gimana ren, marah ya di dengerin, gitu aja kok repot"
"ntar perang lho"
"perang sudah biasa ren.. bumbu cinta"
Mereka menyelesaikan makanannya dan bergegas pulang ke rumah masing2
Ke esokan harinya iren tak melihat septian di kelas
"wahh... asisten dosen keganjenan ya, sampai mau sama pacar teman sendiri" isi pesan singkat ke handphone iren, yang dia sendiri tidak tau siapa pengirim pesan itu dan apa maksud pesan itu
"kamu siapa? yang kamu maksud apa? atau salah kirim pesan?"
"kau mala, pasti kamu taulah"
"oowww mala, kita ketemu yuk, bisa aku jelaskan"
"aku tidak membutuhkan penjelasan, dimana ada maling mau ngaku"
"ngaku apa nih? aku ndak paham maksud kamu, aku tunggu di kantin pojok 15 menit lagi"
Setelah 15 menit mereka bertemu di kantin
"duduk mal" tawar iren santai, mala mendaratkan pantatnya ke tempat duduk yang terbuat dari besi itu
"ketemu gini kan lebih enak, kalau lewat chat beda intonasi jadi yang awalnya santai bisa jadi emosi"
"apa maksud kamu kemarin makan sama septian?"
"owww... itu" iren menjelaskan yang sebenarnya terjadi kemarin sore "aq hanya menemani septian makan, trus aku ambil motor trus pulang"
"kamu suka sama septian?"
"suka gimana maksudnya mal?"
"jangan pura-pura bodoh ren, bilang saja kalau suka"
"oke... sebentar ya" iren menghubungi seseorang lewat ponselnya "halo septian.. kamu dimana?... aku tunggu di kantin pojok ya, sekarang. penting"
Tak lama kemudian septian datang, dia terkejut ketika melihat di meja itu ada mala juga,
"waduh perang ini" tebaknya dalam hati
"hay ren.. hay sayang.. kok tumben kalian disini"
"duduk yan... sekarang ceritakan kejadian kemarin sore" perintah iren
"mala.. kan semalam sudah aku jelaskan, aku lapar, karena mau ambil motornya iren yang kemarin bocor, jadi aku ngajak iren buat nemani aku makan, itu aja"
"makan kok mesra gitu kayak pacaran gitu"
"kamu kata siapa? kata mita ya? panggil mita, aq hajar dia"
"sudah yan, jangan melibatkan orang lain" ucap iren santai "maaf ya mala dengan ketidaknyamanan ini dan juga membuat kamu salah paham, apa yang di katakan septian itu benar"
"mana ada maling ngaku"
"dengar kan iren dulu mal" ucap septian
"aku meminta maaf ya, aku dan septian tidak ada hubungan apa2, jadi jangan cemburu sama aku, sekali lagi aku minta maaf"
mala tak menanggapi ucapan mala dan beranjak pergi dari tempat itu, di susul septian
"maaf ya ren... " ucap septian sambil mengejar mala
setelah kejadian itu, iren menghindar komunikasi dengan septian, sampai suatu saat mereka tak sengaja bertemu di perpustakaan kota untuk mencari bahan untuk skripsinya
"iren... "
"hay yan.. cari bahan juga?"
"iya, kamu sudah dapat?"
"ini masih mencari, baru dapat 1 buku"
Iren pergi ke meja dan meninggalkan septian di lorong itu
"semoga kali ini ndak di tolak ren"
"ssttttt.... berisik" ucap iren takut menganggu pengunjung lainnya
setelah itu iren pergi dari perpustakaan kota itu dan di susul septian
"iren... tunggu" ucap septian sambil berlari kecil menuruni anak tangga gedung perpustakaan
"ada apa yan"
"maafkan kejadian waktu itu ya"
"kejadian yang mana?" ucap iren sambil mengingat apa yang di maksud septian
"tentang mala waktu itu"
"owww... ituu.. aku sudah lupa yan.. btw... gimana mala? masih marah?"
"aku sudah putus ren"
"putus? apa gara2 aku?"
"bukan sih, tapi iya juga sih"
Bukan.. sekarang iya, gimana maksud kamu yan?"
"aku sudah jujur bicara apa adanya tapi dia lebih memilih percaya apa yang di katakan mita"
"trus?" iren menyimak cerita septian
"ya sudah putus... hubungan itu bisa langgeng karena ada kepercayaan, kalau sudah ndak percaya ujung2nya bertengkar, dan putus "
"aku ndak ikut2 lho yan"
"aku ndak menyalahkan kamu kok, ya sudah putus. selesai
keesokan harinya, ketika di kampus, mala melihat iren dan septian sedang duduk di Koridor kampus
"nah betulkan.. kalian memang ada hubungan spesial" ucap mala yang tiba2 datang