Demi untuk mendapatkan pengakuan dari keluarga Tan, Claudia bersedia menikah dengan pria misterius yang penyakitan demi mengganti posisi Pricilia kakak tirinya.
Claudia lahir dari sebuah kesalahan ibunya yang hamil di luar nikah oleh ayahnya Morgan Tan.
Tidak pernah mendapatkan kasih sayang sejak kecil dan kerapkali mendapatkan hinaan, Claudia tumbuh menjadi wanita yang cantik dan percaya diri.
Takut akan rumor dan kondisi buruk Edward, kelurga Tan sengaja menukar anak gadisnya Pricilia dengan anak haram Morgan Tan yaitu Claudia. Apalagi terdengar rumor pria tersebut memilki penyakit aneh dan istri-istrinya meninggal secara misterius.
Lalu, bagaimana kah nasib Claudia di tangan kelurga Chen?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Balasan Claudia
Claudia menggandeng tangan ibunya. "Ayo bu, kita pergi."
"kalau kalian ingin pergi, bayar dulu Mutiara yang sudah di rusak oleh wanita ini!" tukas Bianca menunjuk Marlina.
Claudia menghentikan langkahnya, sebenarnya ia bingung harus mencari uang kemana? Sepertinya ia telah terjebak oleh ucapannya sendiri. Uang miliaran bukan lah uang sedikit.
Disaat dirinya sedang dilema, dari arah pintu ballroom, masuk sekelompok orang-orang berjas hitam mendekat kearah Claudia dan Marlina. Mereka semua membungkuk hormat. Claudia dan Marlina tidak bisa menutupi keterkejutannya.
"Siapa kalian?! Tanya Claudia, wajahnya tidak bisa sembunyikan kebingungan.
"Hormat pada Nyonya Chen, kami di utus untuk menjemput nyonya." kata salah seorang dari pria berjas hitam.
"Tuan Chen, yang menyuruh kalian datang kesini?"
"Benar Nyonya, kami datang atas perintah Tuan Chen!"
"Bangunlah kalian jangan membungkuk seperti itu." kata Claudia memberi perintah.
Semua orang menatap takjub pada pria-pria berjas hitam yang membungkuk di depan claudia dan Marlina. Pria-pria tersebut berdiri tegak dengan Aura dingin mencekam, setelah mendapat perintah dari istri sang CEO berkuasa.
Claudia sendiri tidak tahu dengan pasti pekerjaan suaminya Edward Chen. Yang ia tahu suaminya pria penyakitan yang terkurung di sebuah tempat. Buktinya, sampai hari ini dia belum pernah melihat wujud asli suaminya. Tetapi.., Kenapa sekarang dia mengirimkan para bodyguard untuk menjaganya. Bukankah ini berlebihan?"
Bisik-bisik kembali terdengar, ada yang tak percaya, ada yang terkejut dengan kedatangan pria-pria macho berkelas, ada pula yang menganggap itu hanyalah sebuah drama.
Kelurga Tan mulai berkumpul dan mereka terlihat ketakutan. Mereka membuat siasat, setelah kedatangan para bodyguard Edward Chen secara tiba-tiba.
"Mana mungkin tuan Chen mengirimkan bodyguardnya datang kesini?" ucap Pricilia pelan
"Bukankah pria itu sedang sakit? Untuk apa dia urus hal sepele begini!" cetus Joseph yang terlihat kesal.
"Tidak mungkin pria-pria itu berbohong dengan mengatakan utusan keluarga Chen." sahut Arman, adik ipar Morgan.
Wajah mereka pucat pasi, sepertinya mereka telah salah memilih lawan. Tanpa Claudia sadari, dia telah mendapatkan perlindungan dari suaminya sendiri.
"Kak Sarah, utusan dari pria penyakitan itu telah datang. Apa yang harus kita lakukan?! Tanya Amanda pada kakak iparnya.
"Kita harus berbuat baik pada Marlina, demi untuk mencari perhatian pada nenek Chen. Bila Marlina dan Claudia buka suara tentang pernikahannya yang di tukar, bisa hancur kelurga Tan! Keluh nenek Tan yang terlihat khawatir.
"Aku tidak punya cara untuk mengatasi situasi saat ini. Kenapa tiba-tiba kelurga Chen mengirim bodyguard untuk Claudia!" ucap Sarah kesal
"Sekarang kita harus apa?! Amanda bernada frustasi.
"Morgan! Kau bujuk istri muda mu untuk tetap disini. Jangan sampai ia pergi, apa kata nenek Chen bila mengetahui ini semua. Bisa-bisa kelurga Tan bisa hancur!"
Morgan terlihat kesal, ia menatap satu-persatu keluarganya "Semua ini gara-gara kalian! Seharusnya pikirkan dulu sebelum permalukan Marlina dan Claudia! Mereka sekarang sudah bagian dari keluarga Chen, kalau sudah begini aku yang di suruh menangani!"
Sarah mendengus kesal "Tidak usah saling menyalahkan Pah! Kamu juga tadi marah-marah pada Marlina!
"Itu karena kamu yang provokasi aku, sampai aku ikut memarahi Marlina!"
"Sudah! Sudah! Jangan ribut disini, lihat, kita semua jadi tontonan tamu undangan." lerai nenek Tan.
"Aku seperti tidak punya harga diri untuk membujuk Marlina! Tadi kamu yang bilang di depan semua orang, kalau Marlina hanyalah pembantu di rumah kita! Apa kata mereka kalau aku membujuk ibu dan anak itu, sama saja melempar kotoran di wajahku sendiri!" omel Morgan dengan suara tercekat.
"Acara pertunangan ku jadi hancur!" keluh Pricilia "Kita semua malah jadi tontonan. Tolong Pah, balikkan keadaan semula, jangan sampai semua jadi kacau." Pricilia memohon pada Morgan, ia merengek-rengek.
Wajah Morgan memerah menahan amarah terpendam. Sebenarnya ia berada di posisi yang tidak menguntungkan. Marlina tidaklah salah sepenuhnya, dia sudah membantu kelurga Tan mengurus hidangan untuk para tamu undangan. Tetapi kenapa musibah itu harus terjadi? Morgan sendiri tidak tahu kalau semua itu sudah di setting oleh kelurga nya sendiri.
Dengan menahan rasa malu dan menjaga harga diri kelurga Tan, Morgan berjalan mendekat kearah Claudia dan Marlina.
"Claudia, Ayah minta maaf." ucap nya pelan, Morgan sengaja mengecilkan suaranya agar tidak terdengar dengan yang lain.
"Marlin, aku juga minta maaf atas kejadian hari ini, Aku tadi terlalu emosi. kalian jangan pergi dari ballroom ini." katanya pura-pura merasa bersalah.
Claudia dan Marlina saling bersitatap, dia sudah terluka dengan hinaan kelurga ayahnya. Apalagi Joseph sudah menghina dirinya dan ibunya dengan kata-kata miskin!
Claudia menggenggam tangan ibunya, lalu berbicara dengan nada tajam "Aku dan ibu akan memaafkan ayah dan keluarga Tan. Tapi perlakuan calon mantu kalian, sungguh sangat keterlaluan."
"Iya Ayah paham, nanti akan ayah tegur. Maklumlah Pricilia dan Joseph dalam kondisi tertekan, jadi dia agak bicara sembarangan."
"Ayolah kita rayakan lagi pesta kakak mu. Anggap saja tidak terjadi apa-apa."
Claudia tersenyum pahit "Mudah bagi Ayah bicara seperti itu. Memaafkan memang mudah, namun, melupakan ucapan dan hinaan kalian tidak akan pernah ku lupa!"
"Aku dan ibu akan pergi dari sini, silakan teruskan acara pertunangan anak kesayangan ayah! Cetus Claudia.
Claudia dan ibunya melangkah meninggalkan ballroom, di ikuti para bodyguard di belakangnya. Namun, suara seseorang menghentikan langkah Claudia dan Marlina.
"Hey! Mau kemana kalian! Bianca berbicara lantang, ia maju kedepan dengan tatapan jumawa, dagunya terangkat tinggi seakan dia paling berkuasa.
"Apa kalian tidak ingin ganti mutiara ku?! wanita itu melipat kedua tangannya di dada "Akan saya viralkan kalian!" serunya.
Semua orang terdiam, termasuk kelurga Tan. Morgan ingin menyela dan menghentikan perdebatan Bianca, namun. Claudia membalik tubuhnya dan berkata.
"Akan saya bayar sekarang!"
Claudia melirik salah satu bodyguard di samping nya. Pria tinggi tegap itu membungkuk, lalu mengeluarkan kartu Black dari saku jasnya. Ia menyerahkan kartu tanpa limit itu pada Claudia. Semua orang terkejut sambil ternganga, termasuk Morgan dan kelurga Tan.
Sebenarnya Bianca juga terkejut, namun ia mencoba menutupinya. Ternyata wanita ini adalah salah satu pejabat kota, dia terkenal kaya raya dan angkuh.
"Berapa jumlahnya, aku akan bayar cash!"
"Sepuluh milyar!"
"Apa kau memiliki kwitansi perhiasan itu? Bagaimana aku bisa tahu harganya sepuluh milyar?"
"Akan aku kirim besok ke rumah mu, aku penjabat di kota ini, tidak mungkin berbohong!"
Claudia menatap tajam kearah Bianca, kali ini dia yang pegang kendali. "Baiklah, anggap saja aku percaya hari ini. Tapi, bila harga mutiara ini tidak sesuai dengan harga pasar. Aku akan viralkan anda sebagai pejabat pembohong!"
Sontak wajah Bianca berubah pucat, taruhan nya adalah jabatan nya sendiri. Niat hati ingin kelabui Claudia, justru dia yang kena batunya. Ternyata Claudia tidak sebodoh yang ia pikirkan. Claudia bukan hanya cerdas tapi bisa membalikkan keadaan.
"Berikan nomor rekening mu, bodyguard ku membawa gesekan card ATM. Aku bisa kirim langsung ke rekening mu."
Bianca terlihat grogi, tetapi ia tidak ingin mendapat malu di depan banyak orang. Ia juga takut, sebab harga mutiara itu tidak sampai 10 milyar, bahkan hanya ratusan juta. Dia pikir Claudia tidak menganggap serius ucapannya. Tapi nyatanya...
"Nanti saja aku kembalikan uang nya, sekarang terima dulu uang itu." gumam nya dalam hati.
Bianca memberikan nomor rekening nya. Claudia menanyakan nomor pin nya pada sang bodyguard. Sebab dia baru pertama kali menerima card black.
"Nomor pin nya sudah di kirim ke no hp Nyonya." kata sang bodyguard.
Claudia membuka tas dan meraih ponselnya. Ia tersenyum saat nomor pin sudah ada di kontak pesan.
Claudia langsung transaksi di depan semua orang. Banyak dari mereka menarik nafas, sebab semudah itu Claudia mengeluarkan uang sepuluh milyar dalam hitungan detik.
"Berikan mutiara mu itu, aku akan cek ke tempat kolektor Perhiasan."
Dengan ragu dan takut, Bianca menyerahkan Mutiara tersebut pada Claudia. Setelah itu Claudia melangkah pergi bersama sang ibu. Di ikuti para bodyguard.
ALL TOLONG BANTU LIKE SETELAH MEMBACA, JANGAN LUPA BERIKAN KOMENTAR KALIAN, KARENA KOMENTAR KALIAN MEMBUAT AUTOR SEMANGAT UNTUK TERUS MENULIS 💜💜
hiks sakit bnget yah Claudia tau kebenaran tentang suamimu yg sabar yah clau