TEMAN RANJANG SAHABAT IBUKU

Yudha tersenyum dan kembali memeluk pinggang Lani, kali ini dari depan. "Aku kangen. Aku kuatir terjadi sesuatu denganmu, Sayang," ucap Yudha lagi. Dia memeluk Lani erat. Tidak peduli dengan pengunjung mal lainnya.

Lani masih kaget, dan hanya diam terpaku tanpa bisa menjawab perkataan Yudha. Namun, dia tersadar jika ada Om Jefri. Lani menarik tangan Yudha agar menjauh dari tempat itu menuju tempat yang lebih sunyi.

"Kamu kemana aja? Kenapa Ponselmu tidak aktif? tanya Yudha dengan perasaan yang bercampur aduk. Senang bisa bertemu lagi dengan kekasihnya. Kuatir karena susah menghubungi wanita itu.

"Ponselku rusak. Aku janji mulai besok kembali ke kampus."

Yudha kembali memeluk Lani. "Kenapa kamu nggak ngomong kalau ponselmu rusak. Ayo kita beli. Di mal ini ada toko langganan aku."

Lani tersenyum mendengar penawaran pria itu. Ingin rasanya dia ikut dengan Yudha. Bukan untuk membeli ponsel tapi untuk berkencan, tapi itu tidak mungkin Lani lakukan karena ada Om Jefri. Jika dia nekat kabur, bisa dipastikan akan lebih sulit baginya untuk bisa keluar rumah lagi.

"Aku saat ini sedang membelinya dengan Om. Jadi kamu jangan kuatir. Mulai hari ini bisa menghubungi aku kembali," ucap Lani dengan tersenyum.

"Kebetulan. Aku boleh kenalan dengan Om kamu?" tanya Yudha.

"Yudha, harus berapa kali aku katakan. Untuk saat ini aku belum bisa kenalkan kamu dengan keluargaku. Jika kamu masih mau jalan bareng denganku, aku mohon mengertilah keadaanku ini. Jika kamu nekat ingin bertemu keluargaku, bisa dipastikan kita tidak akan pernah bertemu lagi."

"Padahal aku kangen banget. Ingin jalan bareng, kebetulan kamu di sini!"

"Aku janji besok akan jalan bereng. Tapi saat ini aku mohon, beri aku waktu untuk dapat bicara perlahan dengan keluargaku. Jika aku telah mengatakan dengan keluarga, barulah aku bisa kenalkan kamu."

Yudha tampak sedikit kecewa mendengar penuturan wanita yang sangat dicintainya itu. Dia ingin sekali dapat membawa Lani pergi.

"Baiklah, Sayang. Aku harap secepatnya kamu bicara dengan orang tuamu. Jangan buat aku ragu. Aku takut kamu cuma hanya main-main dengan hubungan ini."

"Aku janji secepatnya akan selesaikan dengan keluargaku. Aku akan bicara dengan kedua orang tuaku." Lani mengelus wajah Yudha, membuat pria itu sedikit tenang.

Lani memang ingin mengatakan tentang hubungannya dengan Yudha pada kedua orang tuanya. Walau bisa dipastikan, Ibu dan Ayahnya pasti akan menentang. Namun, dia tidak akan peduli. Dia ingin bisa bebas dari Jefri secepatnya.

Jika akhirnya Yudha harus meninggalkan dirinya setelah tahu dia pernah menjadi simpanan pria dewasa, Lani akan menerimanya. Dia tetap tidak akan kembali dengan Jefri, jika kedua orang tuanya mendukung.

"Aku harus kembali. Aku nggak mau Om aku menunggu lama. Dia bisa curiga.Nanti aku dikurung, tidak boleh keluar rumah."

"Apa tiga hari ini kamu di kurung?"

"Ya, karena aku pulang telat."

"Pasti karena jalan denganku?"

"Jangan dipikirkan. Cuma aku minta sekali lagi pengertian darimu."

Yudha terpaksa menganggukkan kepalanya tanda setuju. Walau dalam hatinya ingin sekali bersama Lani saat ini, tapi dia harus menepis egonya. Dia juga harus mengerti Lani.

"Kapan kita bisa jalan bareng lagi?" tanya Yudha.

"Besok aku bisa. Aku sudah janji'kan dengan Mami kamu mau main ke rumah."

"Oke, besok kita ke rumah aku saja. Aku tunggu kamu di mana. Besok kita libur kuliahnya."

"Aku tunggu di gang biasa kamu mengantarkan aku."

"Baiklah," ucap Yudha terpaksa.

"Sekarang kamu pergilah. Aku juga mau menemui Om aku lagi. Aku tidak mau gara-gara aku lama bicara denganmu, aku kembali di larang ke luar rumah."

"Tapi kamu janji akan ke rumah besok."

"Aku janji. Setelah Ponselku aktif, aku segera hubungi kamu!"

Dengan terpaksa Yudha meninggalkan Lani. Dia ingin mengikuti Lani ke tempat Om nya. Namun, Lani tadi mengatakan jika dia lakukan itu bisa dipastikan mereka tidak akan pernah bertemu. Lagi pula Lani telah berjanji akan ke rumahnya besok siang. Mami pasti akan senang mendengar ini.

Setelah yakin Yudha telah jauh, Lani kembali menemui Jefri yang sedang melakukan pembayaran atas ponsel yang dipilihnya.

"Kenapa lama sekali?" tanya Jefri begitu Lani duduk disampingnya.

"Aku tadi sakit perut, Om. Kebelet!" bisik Lani.

Jefri akhirnya diam dan bisa menerima alasan Jefri. Setelah membeli ponsel, Lani minta kembali pulang dengan alasan perutnya masih sakit.

"Jangan lupa istirahat. Jangan cari masalah lagi. Ingat Lani, kamu itu telah menjadi milikku. Jangan coba-coba berpikir untuk kabur dariku."

Lani hanya menjawab dengan anggukan kepala. Setelah Lani turun dari mobil, Jefri langsung melarikan mobilnya menuju kantor pengacaranya.

Pengacara Jefri mengabarkan jika dia kemungkinan tidak bisa dapat sebagian harta Manda. Selain karena harta Manda berawal dari mereka sebelum menikah, dan juga ada anak. Paling tinggi dia hanya mendapat sepertiga dari harta gono gini.

****

Siang hari ini, Manda tampak gelisah. Dia ingin bertemu kembali dengan Mami Yudha. Yang membuat Lani gugup karena dia akan berkunjung ke rumah Yudha.

Lani berpikir pasti ada keluarga yang lain di rumah itu. Misalnya Papi Yudha. Walau Lani pernah dengar dari cerita Yudha jika Papinya jarang pulang karena ada selingkuhan tapi tetap saja Lani gugup.

Lani membongkar isi lemari mencari pakaian yang paling pas buat bertemu Mami Manda. Beberapa pakaian dicobanya. Lani ingin tampil semenarik mungkin. Hingga akhirnya dia menjatuhkan pilihan pada satu pakaian. Lani berdandan dan sudah tidak sabaran ingin bertemu mami Manda.

...****************...

Selamat Pagi semuanya. Apakah akhirnya Lani bertemu dengan Om Jefri atau mengetahui kebenaran jika Jefri ayahnya Yudha saat berkunjung ke rumah kediaman pria itu.

Nantikan terus ya kelanjutannya novel ini. Terima kasih.