Takdir hidup memang pilihan, lalu bagaimana kalau takdir itu yang memilihmu?
"Disaat takdir sudah memilih mu, aku sudah siap dengan segala resikonya!"
Bekerja sebagai pengasuh anak berkebutuhan khusus, membuat Mia harus memiliki jiwa penyabar yang amat besar.
Bagaimana reaksi Mia, saat anak yang diasuhnya ternyata pria berusia 25 tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SA BAB 26 Bukan Kamu!
Mia merebahkan diri di atas tempat tidur. Rasa lelah mulai mendominasi, kedua netra teduhnya perlahan terpejam- namun seketika terbuka kala Mia mengingat pembicaraan Nyonya Arista dan wanita yang bernama April tadi.
Arista akan menjodohkan Januar dengan wanita ber-make up tebal itu?
"April? April, April April?" gumamnya.
"Ah! aku ingat. Dia kan cewek yang ada di taman, jadi ucapan Janu bener kalau cewek itu calon istrinya?!''
Mia bangkit, kedua matanya menerawang jauh. Entah kenapa ada rasa tidak suka saat mengetahui hal itu, apa Januar akan menerima gadis pilihan Sang Mama?
"Kalau Januar terima, ya wajar aja sih. Tuh cewek cantik, kulitnya mulus, terus anak konglomerat lagi- pasti kasta mereka sebanding," ujarnya memelan dan terdengar lirih.
Mia menghirup napas perlahan, guna menghilangkan rasa sesak di dada. Jujur, Mia belum rela saat mengetahui akan ada wanita lain yang dekat dengan Januar nanti.
"Astaga! perasaan gila apa ini Tuhan!" pekiknya tertahan.
"Apa lamaran itu serius? atau cuma candaan aja?" gumam Mia lagi.
Kini pikirannya kembali berkecamuk, haruskah Mia bertanya pada Januar tentang keseriusan? atau melihat Januar berdampingan dengan wanita itu?
"Ck! masa bodoh. Yang penting sekarang aku harus balik ke kamar Janu, sebelum dia bangun!"
Mia segera menegakan tubuhnya, tangannya terulur untuk meraih ponselnya yang tergelak di atas tempat tidur. Mia harus segera kembali pada Januar, pria bocah itu bisa mencarinya kalau terbangun nanti- karena ini belum malam hari.
Januar akan kembali merajuk, karena berpikir kalau dia pergi tanpa izin.
🍭
🍭
🍭
Setiap langkah yang Mia ambil terasa berdebar. Jantungnya kembali berdegup kencang saat melihat Januar terlihat keluar dari lift. Kedua matanya terlihat memerah, wajahnya murung dengan mata yang memindai liar pada setiap sudut.
Mia menghela napas pelan, kedua kakinya terasa bergerak sendiri tanpa perintah mendekat pada anak asuhnya. Mia mengembangkan senyum, saat melihat Januar menatap ke arahnya.
Keduanya sama sama tersenyum, sampai akhirnya senyum Januar surut saat mendengar suara wanita tidak jauh darinya. Berjalan ke arahnya dengan wajah yang sumringah.
"Januar! padahal aku mau nyusul kamu ke kamar, tapi ternyata kamu udah turun duluan- syukur deh,"
Tanpa izin wanita itu memeluk lengan Januar. Bergelayut manja, terlihat menjijikan di kedua mata Januar.
"Kamu ngapain di rumah Janu? udah April pulang aja sana, Janu enggak mau lihat April di sini!"
Senyuman di bibir Aprilia menyurut, berganti dengan tatapan malas namun hanya beberapa detik saja- karena setelah itu Aprilia kembali mengulas senyum.
Dasar bermuka dua!
Cibir Mia yang sedari tadi memperhatikan interaksi keduanya dari balik bunga di guci.
"Kok Januar gitu sih. April kan mau ketemu sama kamu, terus kita bicarain tentang hubungan kita kedepannya. Oh iya, Tante Arista bilang kalau mau ngelamar aku, kamu seneng gak?!"
Pekik antusias Aprilia membuat Januar mengernyit, kedua matanya menatap lekat pada wanita yang selalu mengaku sebagai calon istrinya.
"Aku enggak sabar di lamar sama kamu, kita menikah terus bahagia deh!"
Januar tetap diam, matanya terus saja menatap lekat Aprilia, tapi kedua tangannya terlihat lihai memutar rubik nya.
"Tapi Janu enggak mau nikah sama April!" tuturnya pelan namun begitu menusuk hati seorang Aprilia.
Wanita yang berusia 23 tahun itu bungkam, kedua matanya yang tadinya terlihat berbinar- perlahan redup dan datar.
'Gue juga enggak sudi! dasar pria idiot. Kalau bukan karena Papa, ogah gue pegang pegang lo!' pekiknya dalam hati.
"Kenapa? kenapa Januar enggak mau nerima aku, kenapa?" lirihnya.
Suara lirih Aprilia berhasil membuat Januar menoleh, tapi hanya sekejap.
"Karena cuma Mia yang jadi calon istri Janu!"
Januar melenggang pergi, kedua matanya mengedar liar guna mencari keberadaan Sang Pengasuh. Sedangkan Aprilia, tubuh wanita itu mematung dan tertanam di tempat, begitu pun dengan Mia saat ini
'Idiot sialan!' umpat Aprilia dalam hati.
"Astaga, calon istri lagi. Apa Janu udah ngerti sekarang?" gumam Mia pelan.
**IYA DEDE JANU IYA, CUMA MIA CALON ISTRIMU IYA DAH
SEE YOU TOMORROW
BABAAAYYY MUUUAAAACCCHHH😘😘**
perkara pertanyaan dari april (calon istri) yg buat jun salah paham karena mia ga jelasin detail.. masalah ny jadi melebar 😆😂😂
dari kulitnya, wajah, hidung, mata apalagi bibirnya..