Instagram; Tantye005
Tiktok: Cepen
Juara dua lomba anak Genius S4
"Sejatinya, gadis yatim piatu sepertiku tidak akan mendapatkan cinta dari siapa pun, termasuk suamiku sendiri."
Alea harus menelan pil pahit di detik-detik menantikan kelahiran buah hatinya. Wanita itu tidak sengaja mendengar pembicaraan sang suami dengan wanita di masa lalunya. Di mana Rocky, akan menikahi Arumi setelah Alea melahirkan anak yang tidak sengaja tertanam di rahimnya.
Tidak ingin dipisahkan oleh buah hatinya, Alea memutuskan untuk pergi jauh dari kehidupan sang suami hingga 6 tahun lamanya. Selama itu pula dia selalu mendapatkan hinaan lantaran mempunyai anak tanpa suami.
Namun, persembunyian yang dia lakukan akhirnya tercium juga ketika anak kembar yang dia besarkan bertemu dengan Rocky secara tidak sengaja di ajang pencarian bakat cilik.
Akankah Alea dan Rocky dipersatukan oleh anak-anak mereka, ataukah mungkin anak itu akan menjadi pemicu perselisihan karena hak asuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 ~ Bertemu Arumi
Devina tersenyum lebar ketika melihat banyak cemilan di atas meja pantri dan sedang di susun oleh ibunya. Seumur hidup, ia baru melihat makanan sebanyak ini ada di rumahnya.
"Ibu, ini semua milik adek?" tanya Devina memeluk cemilan sebanyak yang ia bisa.
"Berdua sama kakak," jawab Alea masih sibuk menyusun es krim ke dalam kulkas. Makanan jadi seperti naget, sosis dan semacamnya.
"Benarkah?" Devina berlari menghampiri kakaknya yang baru selesai mandi dan hendak menyalakan Tv. Ia memeluk kembarannya dengan senyuman manis.
"Kakak, kita banyak makanan di dapur. Kata ibu kita bisa makan sepuasnya. Adek senang banget," ujarnya penuh binar bahagia.
Davino yang mendengar hal tersebut turut senang. Naluri anak kecilnya tentu saja menginginkan jajanan yang banyak, terlebih selama ini ia selalu menahan diri lantaran ibunya tidak memiliki uang.
"Ibu, kata adek, kakak bisa makan cemilan sepuasnya?" tanya Davino menghampiri ibunya.
"Benar, Nak."
"Ibu dapat uang dari mana?"
"Ayah yang membelikan untuk kalian."
Senyuman Davino memudar seketika, ia yang telah memeluk susu dan roti di tangannya segera meletakkan kembali. "Kakak mau makan nasi saja," ujarnya.
"Kenapa kakak? Uang ayah uang kita juga kan?" tanya Devina dengan polosnya.
"Adek sayang sama ayah?"
"Iya."
"Kakak sayang ibu. Om es krim buat ibu menangis jadi om Es krim musuh kakak." Davino semakin mengembungkan pipinya.
Alea yang mendengar pembicaraan anak-anaknya hanya bisa menghela napas panjang. Semalam ia telah berusaha menjelaskan dan memberikan pengertian pada Davino tentang Rocky, tetapi putranya sangat keras kepala entah seperti siapa.
...
Ketenangan Rocky yang sedang menikmati segelas susu hangat beserta sepotong roti, harus terganggu karena bunyi bel di apartemennya. Pria yang hanya memakai baju mandi tersebut segera beranjak untuk membuka pintu.
"Kenapa tiba-tiba mengganti sandinya? Apa kamu menyembunyikan sesuatu dariku?" tanya Arumi dengan wajah ditekuk. Tadi saat datang ia sangat kesal lantaran tidak bisa masuk ke apartemen Rocky.
"Kamu belum pulang?" tanya Rocky.
Arumi menggeleng, ia langsung mendorong tubuh kekar Rocky agar bisa masuk ke apartemen kekasihnya. "Aku mendengar dari Adrian bahwa kamu ada urusan bisnis di Bogor, jadilah aku akan menunggumu. Kita bisa berangkat bersama bukan?" Ia duduk di sofa sambil bertumpu kaki. "Arumi belum datang?"
"Sebentar lagi." Rocky berlalu ke kamarnya untuk memakai setelan lengkap, terlebih di dalam apartemen itu hanya mereka berdua saja.
Setelah berada di dalam kamar, ia memandangi wajahnya pada pantulan cermin. Bertanya-tanya apa yang ia inginkan saat ini. Jika boleh jujur, pertanyaan Alea semalam mengganggu pikirannya. Ia ingin kembali demi anak-anaknya, tetapi tidak ingin menyakiti Arumi yang telah bertahan hanya untuk menunggunya.
"Aku ingin kembali karena Vino dan Vina, bukan Alea. Aku hanya mencintai Arumi," gumam Rocky.
"Tapi apa yang membuatku menunda pernikahan selama bertahun-tahun? Kenapa jantungku hanya bereaksi jika melihat atau mendengar nama Alea?"
Pertanyaan itu terus muncul di pikiran Rocky meski telah menekan bahwa ia hanya mencintai Arumi saja.
"Alea membenciku, aku telah menodainya. Dia tidak mungkin ingin hidup dengan pria yang telah membuatnya menderita."
Rocky kembali menemui Arumi setelah selesai bersiap-siap. Keningnya mengerut melihat Arumi buru-buru memutuskan sambungan telepon ketika menyadari kedatangannya.
"Siapa?"
"Bos aku," jawab Arumi. Ia berdiri dan mengamit lengan Rocky. "Aku ada rapat jam 10 pagi, apa kita bisa berangkat sekarang? Bos aku sudah mengomel sejak pagi," ujarnya masih memeluk Rocky.
Keduanya berjalan beriringan keluar dari apartemen, bertepatan dengan itu, seorang pria beserta gadis berusia delapan tahun baru saka keluar dari Lift. Anak kembar bersama ibunya juga baru membuka pintu.
"Ayah!" pekik Arumi kecil dari kejauhan. Ia datang bersama om Adrian yang menjemput di rumah om Cakra. Gadis kecil itu mendorong pinggang Arumi, kemudian berdiri di tengah-tengah.
"Ayah?" panggil Devina tampak tidak percaya diri. Sementara Davino dan Alea hanya diam saja. Alea tidak buta, ia melihat dengan jelas Rocky keluar dari apartemen bersama seorang wanita yang entah siapa namanya.
"Kalian mau ke mana?" tanya Rocky pada Alea dan anak-anaknya.
"Ke suatu tempat," jawab Alea, menarik tangan anak-anaknya agar segera pergi.
"Ibu, tadi katanya kita mau bertemu ayah. Kenapa sekarang pergi?" tanya Devina.
"Ibu?" panggil anak kecil.
Alea membalik tubuhnya, menatap anak berusia delapan tahun yang menghampiri. Siapa yang menyangka gadis kecil itu langsung memeluk Alea.
"Ibu," lirih Arumi kecil. Sejak datang beberapa menit yang lalu, perhatiannya tidak teralihkan pada Alea, lantaran seperti mengenalinya. Setelah lama berpikir, barulah dia memutuskan untuk memeluk wanita yang ia kenali sebagai ibu.
"Arumi?" tebak Alea meski tidak yakin.
"Iya, Ibu."
"Kenapa bisa mengenal, ibu?"
"Karena Arumi sering melihat ibu di dalam kamar ayah. Ayah selalu memegang foto ibu sambil tertidur."