NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Tuan Muda

Mengandung Benih Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: rafizqi

Seorang wanita miskin bernama Kirana secara tidak sengaja mengandung anak dari Tuan Muda Alvaro, pria tampan, dingin, dan pewaris keluarga konglomerat yang kejam dan sudah memiliki tunangan.

Peristiwa itu terjadi saat Kirana dipaksa menggantikan posisi anak majikannya dalam sebuah pesta elite yang berujung tragedi. Kirana pun dibuang, dihina, dan dianggap wanita murahan.

Namun, takdir berkata lain. Saat Alvaro mengetahui Kirana mengandung anaknya. Keduanya pun menikah di atas kertas surat perjanjian.

Apa yang akan terjadi kepada Kirana selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rafizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 - Kecurigaan Kirana

Musik pesta mendadak terganggu oleh teriakan nyaring dari arah lorong belakang.

“ARYA!!” jerit Kirana, parau penuh kepanikan.

Tamu-tamu berpaling kaget, suara percakapan berhenti, dan Alvaro yang sedang berbicara dengan beberapa rekan bisnis langsung terhentak. Wajahnya berubah pucat. Tanpa pikir panjang ia berlari ke arah suara itu.

“Kirana!” serunya begitu melihat istrinya terduduk di lantai, dengan wajah penuh air mata, dan tubuh gemetar.

“Alvaro… Arya… mereka membawa Arya…” Kirana menangis histeris, tangannya gemetar meraih lengan suaminya.

Alvaro membeku sejenak, matanya melebar.

“Apa?!”

Tanpa menunggu penjelasan lebih jauh, ia segera menoleh ke arah pelayan dan pengawal.

“Tutup semua pintu keluar! Segera cek kamera pengawas! Cari mobil yang baru saja keluar dari halaman ini!” suaranya keras, penuh amarah bercampur panik.

Para pengawal segera berhamburan. Namun, mobil penculik itu sudah melaju jauh.

Sementara Alvaro memeluk Kirana yang masih menangis, di sisi lain—di lantai atas, dari balik tirai jendela—Clarissa tersenyum tipis. Matanya berkilat puas melihat kekacauan yang terjadi.

“Maaf, Kirana… sepertinya kau terlalu percaya diri bisa bertahan di sisi Alvaro,” gumamnya pelan.

Ia mengingat rencananya: menyusupkan dua orang bayaran melalui pesta yang ramai, membuat seolah-olah penculikan itu hanyalah kelalaian pengamanan. Tak seorang pun akan menduga bahwa dirinya yang mengatur semua itu.

“Sekarang, mari kita lihat… apakah Alvaro masih bisa melindungi anakmu, atau justru kehilangan keduanya,” ujarnya dingin, sebelum melangkah menjauh dari jendela dengan senyum licik yang tak terbaca orang lain.

Sementara, Keributan di aula pesta semakin menjadi saat mereka tau bahwa Bayi Arya menghilang. Para tamu berbisik-bisik, beberapa bahkan sudah meninggalkan tempat karena suasana mencekam.

Alvaro berdiri tegang, rahangnya mengeras, sementara Kirana tak henti menangis di pelukannya.

“Tenang… aku akan menemukan Arya,” bisiknya pelan menenangkan Kirana, meski matanya menyala penuh amarah.

Tak lama, salah satu pengawal datang terburu-buru. “Tuan, kami menemukan ini di pintu keluar samping.” Lapornya.

"Jangan-jangan ini ulah musuh bisnis yang ingin menghancurkan mu, Alvaro. Mereka sengaja menculik anakmu untuk menekan mu" ucap Clarissa cepat seolah menerka.

Alvaro masih diam berpikir, lalu meraih sebuah amplop kusut. Ia membukanya dengan tangan bergetar. Isinya sebuah catatan singkat, tulisan besar dengan spidol hitam:

"Kau telah mengambil apa yang bukan milikmu. Kini saatnya kau membayar harga dari semua yang kau rebut."

Alvaro mengepalkan tangan, matanya semakin tajam. “Musuh bisnis…” gumamnya lirih, seakan meyakinkan dirinya sendiri.

Clarissa yang berdiri tak jauh dari sana pura-pura menutup mulutnya dengan kedua tangan, wajahnya dibuat shock. “Ya Tuhan… jadi ini perbuatan salah satu musuhmu, Alvaro? Aku sudah bilang, terlalu banyak orang yang ingin menjatuhkanmu. Dan sekarang… mereka menyasar anakmu.” ucapnya dengan nada khawatir.

Kata-kata itu membuat beberapa orang menatap Alvaro dengan iba, sebagian lagi penuh kecurigaan.

Kirana yang mendengar langsung menoleh. Wajahnya pucat, ketakutan bercampur bingung. “Jadi… Arya dalam bahaya karena dendam orang-orang itu…?”

Alvaro menggenggam tangan istrinya erat, seolah mencoba menenangkan. “Aku akan pastikan anak kita kembali dengan selamat. Tidak ada yang bisa menyentuh darah dagingku.”

Sementara itu, Clarissa menunduk sedikit, menahan senyum tipis. Semua berjalan sesuai rencana. Catatan itu ia siapkan jauh sebelum pesta dimulai, dan kini Alvaro benar-benar percaya bahwa musuh bisnisnya adalah dalang penculikan.

“Bagus,” bisiknya dalam hati, “biarkan kau sibuk mencari di tempat yang salah, Alvaro. Semakin lama Arya di tangan orangku, semakin besar peluangku memisahkan Kirana darimu.”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam itu, setelah pesta yang berakhir dengan kepanikan, rumah besar keluarga Wilantara dipenuhi hiruk-pikuk aparat dan pengawal pribadi.

Semua sibuk mencari jejak penculik Arya. Sementara Kirana duduk di kamarnya, wajahnya pucat, mata sembab. Tapi di balik kesedihannya, pikirannya masih terus bekerja.

Tiba-tiba, dia teringat tentang sesuatu hal.

Sejak awal, ada yang terasa janggal. Clarissa terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa ini adalah ulah musuh bisnis Alvaro. Bahkan sebelum polisi mengumumkan apapun, Clarissa sudah menuduh pihak tertentu.

“Kenapa dia bisa begitu yakin?” gumam Kirana pelan sambil berpikir.

dan beberapa Saat, ia teringat sesuatu. Ketika panik berlari tadi, Clarissa sempat memegang tas clutch kecilnya terlalu erat. Seolah-olah di dalam tas itu ada sesuatu yang sangat penting dan itu sangat mencurigakan.

Kirana bertanya didalam hatinya, "Apa yang sebenarnya dia sembunyikan?" lirihnya. Kirana yakin Clarissa sedang menyembunyikan sesuatu dari semua orang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah beberapa saat terdiam. Clarissa nampak lewat di depan pintu kamarnya dengan tergesa.

Kirana terkejut, "Dia pergi?" gumamnya sambil mengintip dari belakang.

"Ini saatnya,,,, " Kirana pun melangkah pergi dari sana.

Saat Clarissa meninggalkan kamarnya untuk menerima telepon di lorong, Kirana diam-diam masuk ke kamar Clarissa. Ia melihat tas kecil itu tergeletak di meja rias. Tangannya bergetar, tapi nalurinya sebagai ibu mendorongnya untuk mencari tahu.

Ia membuka tas itu dengan hati-hati. Di dalamnya, ada lipstik, bedak, dan ponsel. Namun di bagian tersembunyi, Kirana menemukan selembar kertas kecil yang sudah diremas. Ia membuka lipatan itu perlahan.

Matanya membesar.

Itu adalah potongan kertas nota sewa gudang di pinggiran kota, dengan tanggal yang sangat dekat dengan hari penculikan. Di bagian bawah, ada tulisan tangan samar dengan tinta merah: “Anak harus aman. Jangan sampai ketahuan.”

Kirana terhenyak. Nafasnya tercekat, jantungnya berdegup kencang.

“Gudang… sewa… ini bukan kebetulan.” Bisiknya.

Belum sempat ia menyembunyikan kertas itu, terdengar suara langkah kaki mendekat.

Pintu terbuka. Clarissa masuk dengan wajah terkejut. “Kirana, kau dikamar ku?"

.

.

.

Bersambung.

1
Ma Em
Kirana kamu jgn lemah Kirana hrs berani lawan mereka yg merendahkan kamu kalau Kirana lemah siapa yg mau melindungi Arya dari orang2 yg tdk menyukainya , Kirana hrs bangkit tegas dlm bertindak dan berani dlm mengambil keputusan 💪💪💪
Ma Em
Clarissa kamu cuma tunangan sedangkan Kirana adalah istri sah Alvaro siapa yg paling berhak tinggal bersama Alvaro , dasar ulat bulu yg tdk tau malu .
Ma Em
Syukurlah Kirana bertemu dgn Bram , semoga Bram bisa melindungi Kirana dari niat jahat Clarisa .
Ma Em
Kirana kamu jgn percaya dgn omongan beracun Clarisa dia hanya akan memecah belah hubungan mu dgn Alvaro, jgn terlalu polos dan bodoh karena bisa dihasut sama wanita ular seperti Clarisa .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!