Sekilas hampir mirip dengan cerita yang sempat viral beberapa waktu lalu. Tetapi ini murni karya Author, hanya ada sedikit kemiripan alur saja.
Menceritakan tentang seorang gadis bernama Zahwa Qarira Nazhira yang mencintai pengawal pribadinya yang bernama Liam Martin Robinson. Akan tetapi, Liam justru berbuat jahat ke Zahwa hingga suatu ketika Zahwa bertemu dengan seorang pria yang ternyata mengagumi dirinya sejak dulu.
Akankah Zahwa memaaafkan Liam dan kembali mencintai Liam?
Simak ceritanya ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riya Wardu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Mungkinkah Itu?
Yang tidak mereka sadari ada sepasang mata dan telinga yang melihat dan mendengar interaksi mereka.
"Bukankah itu Dokter Zahwa? Apa anak itu anaknya Dokter Zahwa? Tunggu, kenapa wajah anak itu tidak asing? Kenapa wajah anak itu seperti Liam saat masih kecil?
"Gumam Papa Martin yang melihat interaksi obrolan Mama Friska, Zahwa dan juga Gabriel
Pada saat Papa Martin dan Mama Friska masuk ke supermarket, Mama Friska ke counter area buah sedangkan Papa Martin ke area biskuit. Jadi mereka terpisah, itu mengapa hanya Mama Friska saja yang bertemu dengan Zahwa dan juga Gabriel.
"Apa jangan-jangan dia adalah anak --- "ucapan Papa Martin menggantung.
Dia teringat kejadian beberapa tahun yang lalu pada saat Tuan Muda Johnson singgah ke kantornya.
"Anda boleh percaya atau tidak, tapi itulah kenyataannya.. "
"Saya punya hasil visumnya jika Zahwa mengalami tindak kekerasan yang dilakukan anak Anda.. "
"Dan satu lagi yang mungkin Anda tidak percaya, anak Anda telah melakukan pemerkos4an terhadap Zahwa" ucap Theo berbisik di telinga Papa Liam.
Tubuh Papa Martin bergetar mengingat semua itu. Dulu meskipun Theo memperlihatkan foto hasil visum Zahwa,dia belum percaya. Tetapi sekarang, dia melihat anak kecil yang bersama Zahwa seperti meyakinkan jika Liam telah melakukan pem3rkos4an terhadap Zahwa. Dan dari perbuatan bej4t Liam itu menghasilkan seorang anak laki-laki dengan wajah yang sangat mirip dengan Liam di waktu kecil.
"Apa mungkin itu anak Liam? "Tanyanya dalam hati
Tak mau berlarut dan akan segera mencari tau kebenarannya Papa Martin menghampiri Mama Friska.
"Ma.. "panggil Papa Martin seraya menepuk lembut bahu Mama Friska
Mama Friska menoleh ke arah Papa Martin lalu tersenyum.
"Sudah belanjanya? "Tanya Papa Martin yang dibalas anggukan kepala Mama Friska.
Selepas itu mereka melanjutkan belanja beberapa makanan lalu kembali ke apartemen mereka.
☆
☆
☆
"Assalamu'alaikum.. "ucap salam Zahwa dan suster Beti serempak.
Hening. Sepi. Tidak ada yang menjawab salam mereka.
"Kok sepi ya? Kemana orang-orang? "Tanya Zahwa ke suster Beti di sampingnya.
Kemudian mereka berjalan ke arah ruang keluarga. Zahwa menyuruh Pedro --- supir sekaligus bodyguard yang ditugaskan menjaga Zahwa dan Gabriel jika keluar Mansion untuk membawa Gabriel ke kamar. Tak lupa menyuruh suster Beti untuk mengelap tubuh Gabriel dengan air hangat lalu mengganti pakaiannya, agar nyaman tidur.
"Oh iya itu belanjaan nya ditaruh di dapur aja, nanti bilang ke maid suruh merapikan dan menyimpan di tempat biasa.. "lanjut Zahwa memberi perintah ke suster Beti.
"Baik Nyonya, kalau begitu saya permisi dulu.. "balas suster Beti yang dibalasi anggukan kepala Zahwa.
Pun dengan Pak Pedro yang meminta ijin untuk membawa Gabriel ke kamarnya karena dia tertidur selama perjalanan pulang.
Baru akan melangkah ke kamar nya Bibi Asih menghampiri Zahwa.
"Non Zahwa udah pulang? Maaf tadi Bibi sedang makan di dapur bersama yang lain.. "
Ucap Bibi Asih tidak enak karena tidak menyambut Zahwa yang baru pulang
"Nggak papa Bi, udah selesai makannya? Kalau belum dilanjut aja.. "
Tanya sekaligus pinta Zahwa agar Bibi Asih dan yang lainnya untuk melanjutkan makan malamnya.
Bibi Asih mengatakan jika dia dan maid yang lainnya sudah selesai makan malam. Zahwa hanya mengangguk menerima jawaban Bibi Asih dan sebelum Zahwa menyuruh Bibi Asih istirahat dia menanyakan sang suami apakah sudah pulang? Dikarenakan tadi pada saat dia dan anaknya di Mall, sang suami mengatakan jika sudah di Mansion.
"Den Theo sudah pulang sejak tadi, setelah menanyakan Non Zahwa dan Gabriel Den Theo langsung ke kamar.. "
Ucap Bibi Asih menjelaskan ke Zahwa.
"Ya udah Zahwa ke kamar dulu ya Bi, Oh iya Bi tadi Mas Theo sudah makan malam belum ya? Kalau belum Zahwa mau masak dulu buat Mas Theo.. "
Tanya Zahwa kembali sebelum dia akan ke kamar menyusul Theo.
"Tadi waktu pulang Bibi tawarin katanya sebelum sudah pulang Den Theo sudah makan malam bersama klien nya Non.. "
Jawab Bibi Asih yang dibalas anggukan kepala oleh Zahwa.
Kemudian Zahwa menyuruh Bibi Asih untuk istirahat karena sudah hampir larut malam. Dan dia pun berlalu ke kamar menyusul sang suami.
Ceklek
(Pintu kamar Theo dan Zahwa terbuka)
Lampu masih menyala terang di dalam kamar itu. Namun, ada seorang pria yang tertidur lelap dengan kaki menjuntai ke bawah dan masih memakai kemeja yang dipakai bekerja ke kantor tadi.
Zahwa tersenyum menghampiri pria itu yang tidak lain adalah Theo --- suaminya.
Cup
Zahwa mengecup lembut kening Theo yang mana membuat dia membuka mata perlahan lalu tersenyum ke arah seseorang yang memberi kecupan itu.
"Baru pulang? "Tanya Theo ke Zahwa dengan suara seraknya
"Maaf ya tadi telat sampai Mansion,tadi Gabriel minta beli kue jadi mampir dulu.. "Jawab Zahwa sembari mengusap lembut rambut Theo
Ini lah yang membuat Theo sangat menyayangi Zahwa, ketika dia lelah bekerja seharian Zahwa pasti memberi pijatan dan usapan lembut entah itu di kepala atau di badannya. Lelah bekerja seharian langsung hilang begitu saja jika diberi perhatian seperti ini.
"Terus sekarang Gabriel nya mana? "
Tanya Theo yang kini sudah rebahan di paha Zahwa.
"Tadi setelah beli kue malah tidur di mobil sampai ke Mansion.. Ya udah aku suruh Pak Pedro anterin ke kamar terus nyuruh suster Beti buat ngelap badan Gabriel biar tidurnya nyaman.. Nggak mungkin juga nyuruh Gabriel mandi, orang dia lagi tidur.. Kamu sendiri kenapa belum mandi malah tidur sih Mas? "
Tanya Zahwa yang mencoba membangunkan tubuh kekar Theo untuk menyuruh ke kamar mandi.
"Aku nunggu kamu, karena aku mau mandi sama kamu.. "
Jawab Theo yang kemudian menarik tengkuk leher Zahwa
"Emmmpphhtt..."
Bibir mereka pun bertemu saling melum4t penuh gair4h hingga des4han dan lenguh4n keluar dari bibir keduanya. Jangan lupakan tangan Theo yang bergerilya ke dalam dress Zahwa mencari buah pepaya kesukaan Theo.
Dengan tangan terampilnya Theo berhasil membuat Zahwa polos. Dan tanpa mengalihkan pandangannya dia pun sekarang sudah melepas seluruh pakaian dan celananya. Hingga tampaklah Paus Okra yang berdiri tegak menyuarakan keadilan.
"Sebelum mandi kita olahraga dulu sayang.. "
Ucap Theo dengan suara parau nya di telinga Zahwa yang mana membuat dirinya merinding.
Kembali Theo meraup bibir manis Zahwa yang tentunya mendapat balasan dari Zahwa. Turun ke leher hingga dia menghis4p dan melum4t dua melon Zahwa berganti dengan tangannya yang meremas buah pepaya kesukaannya.
Dan..
"Aaaahh... "
zahwa diperlukan kurang baik, jgn kelihatan lemah zahwa tunjukan kpd kedua orgtua sangat kuat dan tanggung....