Delia menikahi pria yang juga mencintainya. Danur adalah pacarnya saat dirinya menginjak kelas 3 SMA. Danur adalah pindahan dari Kota lain.
Setelah menikah Delia harus menahan pil pahit, karena sang suami memutuskan untuk menikah lagi dengan masa lalu nya.
Sebagai wanita tentu saja Delia tidak terima jika di madu. Dan yang lebih menyakitkan lagi, orang yang menjadi duri dalam rumah tangganya adalah sepupunya sendiri.
Semenjak hari itu, kehidupan Delia di penuhi pemandangan suami dan madu nya.
Istri mana yang sanggup di madu dan melihat suami bermesraan dengan wanita lain...
Namun di tengah kebimbangan hati untuk tetap bertahan atau menyerah, Seseorang malah memendam perasaan pada Delia.
Bagaimanakah kisahnya? akan kah Delia bertahan dalam rumah tangga yang di masuki orang ketiga atau melanjutkan hidup sendiri?
Jangan lupa mampir🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juniar Yasir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mila tak percaya
Tak terasa sudah sebulan Delia bekerja di per besar ini. Tidak ada masalah dengan bawahan dan sesama Manager lainnya. Mereka bekerja sesuai tugas, sesekali mengobrol disela kesibukan. Bawahan Delia juga suka dengan sikap Delia yang humble dan cerdas. Hanya beberapa orang yang tidak begitu menyukainya, salah satunya Direktur pemasaran, Indah. Entah apa penyebab wanita itu begitu membenci Delia. Ada saja kesalahan Delia dimatanya, padahal bagian yang lain pekerjaan Delia sudah sangat baik dan bagus. Namun sejauh ini sikapnya itu masih batas normal menurut Delia.
Hari ini akan ada pertemuan para kolega, jadi para Manager akan ikut rapat. Delia sudah menyusun semua yang di butuhkan untuk keperluan rapat nanti. Tentu saja Dirinya akan ikut, karena jabatannya sangat penting dalam bagian rapat ini. Mengingat perusahaan ini bergerak di bidang Kosmetik dan perhiasan jadi Manager marketing akan sangat di butuhkan disini demi kemajuan produk perusahaan.
"Delia, siapkan berkas untuk rapat nanti. Ingat! Jangan membuat kesalahan saat persentase nanti. Aku ada dinas luar kota, jadi Dinda yang akan mendampingi mu" ucap Indah.
"Baik Buk Indah. Berkas sudah siap" jawab Delia sopan. Indah hanya melengos lalu berlalu dari sana.
"Sabar ya Del, orang iri ada saja gebrakannya" ucap bawahan Delia wanita yang melamar bersamanya saat itu.
"Ada-ada saja kamu ini. Mungkin Buk Indah lagi PMS, makanya bawaannya hanya ngegas" balas Delia tak ingin memperpanjang masalah.
"Moso PMS setiap hari. Kamu ini!" suki menggerutu pelan.
Delia hanya terkekeh melihat kekesalan temannya ini. Memang benar yang di katakan Suki, bahwa Indah setiap hari akan marah-marah, ada saja kesalahan para bawahan yang membuatnya emosi, terutama pada Delia. Padahal kerja mereka sudah bagus, tapi selalu ada celah untuk marah-marah.
"Eh btw, ini kan rapat pertama kali kamu, apa nggak nervous gitu?" tanya Suki.
"Nervous lah, apa lagi ini pertama kalinya aku akan bertemu dengan CEO" jawab Delia.
Delia tetap merendah, meski Dia tidak nervous sama sekali. Karena persentase begini sudah sering dilakukannya saat tugas kampus di luar negeri. Saat itu Delia ditugaskan di perusahaan disana. Jadi soal Nervous tidak Delia rasakan lagi, apalagi wanita ini sempat menjadi Owner Kosmetik viral, jadi ketemu dan berbicara dihadapan orang banyak bukan masalah lagi.
"What? Seriously?! Jadi selama kamu kerja disini kamu baru hari ini akan melihat wajah CEO?" bukan main kagetnya Suki sekarang.
Baru kali ini melihat hal ini. Bisa-bisanya bawahan tidak pernah melihat CEO mereka. Memang di perusahaan ini sama sekali tidak memajang foto Devan, tapi setidaknya Delia bisa searching.
"Kamu kaget? Aku apa lagi. Kok ya aku kadang-kadang suka aneh karna bisa tiba-tiba kerja disini tanpa review dan bertatap muka" keluh Delia.
"Tapi ya bagus dong. Ini itu rezeki kamu, kamu nggak perlu capek-capek ngeluarin tenaga untuk di review." balas Suki meski memang aneh, tapi keduanya berpikiran positif saja. Apa lagi Suki tipe teman yang baik dan selalu mensupport Delia.
.
...💔💔💔💔...
.
Mila memasuki perusahaan JH Crop dengan kagum. Baru pertama kalinya menjejakkan kaki di perusahaan besar ini. Jika saja tidak menjadi sekretaris suaminya, Danur, Mila tak akan bisa masuk sini. Karena masuk sini tidak bisa mau sembarangan. Jika tak ada kepentingan dan tidak menunjukan kartu izin masuk maka tidak bisa main masuk saja.
"Waaah, Luar biasa! Pasti CEO nya juga gagah seperti perusahaan ini" gumamnya pelan.
Mila duduk di sofa yang telah disediakan di lobi untuk para tamu yang menunggu. Danur belum tiba, jadi wanita ini menunggu disini terlebih dahulu.
"Itu kok seperti Delia" Mila memicingkan matanya pada sosok yang keluar dari Lift.
"Ya benar itu Delia" Mila segera beranjak. Moment ini sangat tepat untuk menjatuhkan harga diri musuhnya. Mila juga penasaran Delia ada disini.
Delia yang melihat Mila ada dihadapannya cuek saja melalui wanita itu.
"Sombong sekali kau Delia! Wah, setelah berselingkuh di belakang suamimu jadi sekarang kamu jadi babu di sini?" sinis Mila tersenyum remeh.
Saat ini mereka sudah mulai jadi tontonan karyawan. Delia masih diam, karna malas juga mau meladeni jenis Mila ini. Yang ada malah menjadi saja.
"Hei orang asing! Asal kamu tahu Delia ini Manager marketing di perusahaan ini" timpal Suki yang kesal temannya dihina begini.
Mila jelas terkejut, tapi setelahnya tertawa terbahak-bahak.
"Apa? Manager marketing? Haha... Dibayar berapa kamu jadi buzzer nya?" Mila sungguh tak percaya.
"Kalian semua! asal kalian tahu. Wanita ini berselingkuh dari suaminya dan....."
"Stop! Harap saudara tidak membuat keributan di perusahaan ini!" ucap satpam yang mengamankan disini.
"Tapi....."
"Harap patuhi peraturan! Jika tidak, silakan anda keluar dari sini." satpam menunjukkan pintu keluar.
Dengan kesal Mila kembali menuju ke kursi tunggu. Sedangkan Delia sudah hilang nafsu makannya, jadi Dia memutuskan untuk kembali ke ruangannya.
"Are you ok?!" Suki menatap temannya.
Suki sebenarnya mau bertanya, tapi tentu tidak mungkin karena itu hal yang privasi dan sensitif. Jadi Suki memilih diam saja, terpenting sebagai teman Dirinya selalu ada dan mensupport Delia dalam keadaan apa pun.
"Aku baik-baik aja, kamu nggak perlu khawatir." Delia tersenyum.
Delia sudah malas mau meluruskan seperti apa kejadiannya, karena akan lelah. Bagaiamna pun Dia menyangkal kesalahan akan tetap terlimpah padanya, karena Dia memang hamil saat ini tanpa suami pula. Pasti orang yang tidak tahu akan menyalahkan Dia nantinya. Sedangkan orang tua kandung saja tak ada niat membela sama sekali, jadi sebaiknya diam akan lebih baik.
"Kamu mau pesan apa? Sekalian nanti ku bawa? Enaknya memang makan diruangan aja" Suki rela batalkan makan di kantin kantor. Kasian dengan temannya.
"Aku nggak....
"Bayi mu perlu asupan!. Ya udah, kali ini biar aku yang pilihin menu untuk keponakan aku" tanpa menunggu bantahan Delia, Suki langsung meninggalkan wanita itu.
"Setidaknya aku punya sahabat yang baiknya luar biasa. Itu lebih dari cukup" lirihnya.
Di tengah masalah yang bertubi-tubi Delia bersyukur masih ada yang begitu peduli padanya. Orang yang seharusnya jadi tempat sandarannya malah tidak ada peran membela sama sekali. Siapa lagi jika bukan Sinatria sang papa.
"Mama apa kabarnya nya ya?" Delia langsung menghubungi mama nya.
Dengan melihat mamanya walau hanya di layar ponsel setidaknya bisa mengobati rasa rindu dan sedih di hati.
.
"Delia! Kamu kerja disini? Kamu mau mencoreng nama keluarga Sinatria!?" ujar pria itu dengan lantang dihadapan
Dewan direksi, kolega dan Manager dari masing-masing management.
.
.
Makin seru nggak?
Jika seru, like dan komentarnya jangan lupa ya tibestiee akuhh🤗
.
Selamat pagi
Tempat othor baru aja reda hujan, enak makan yang anget2 ini😁
,, semoga mereka berdua segera dpt karmanya 😔
mksh sudah sering baca🙏🤗