NovelToon NovelToon
Jika Esok Kita Menikah

Jika Esok Kita Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Pertemuan pertama begitu berkesan, itu yang Mada rasakan saat bertemu Rindu. Gadis galak dan judes, tapi cantik dan menarik hati Mada. Rupanya takdir berpihak pada Mada karena kembali bertemu dengan gadis itu.

Rindu Anjani, berharap sang Ayah datang atau ada pria melamar dan mempersunting dirinya lalu membawa pergi dari situasi yang tidak menyenangkan. Bertemu dengan Mada Bimantara, tidak bisa berharap banyak karena perbedaan status sosial yang begitu kentara.

“Kita ‘tuh kayak langit dan bumi, nggak bisa bersatu. Sebaiknya kamu pergi dan terima kasih atas kebaikanmu,” ujar Rindu sambil terisak.

“Tidak masalah selama langit dan bumi masih di semesta yang sama. Jadi istriku, maukah?” Mada Bimantara

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 - Tepat Waktu

Mada mengump4t kesal karena panggilannya tidak dijawab. Sudah berkali-kali mencoba, tapi tidak juga dijawab.

“Rindu kemana ya,” gumam Mada.

Setelah ini dia masih ada pertemuan dengan klien sambil makan malam, ditemani Doni. Seingatnya tidak ada jadwal Rindu hari ini, artinya gadis itu hanya akan berdiam diri di kosan.

Sempat memfoto plang kosaan di depan pintu gerbang saat pertama kali ke tempat itu, Mada menghubungi nomor yang tertera di sana. Saat terjawab ia langsung menanyakan keberadaan Rindu karena tidak bisa dihubungi.

“Kami cek dulu sebentar ya, nanti telpon lima menit lagi.”

Lima menit terasa begitu lama, bahkan jalannya detik seperti sangat lambat. Tepat lima menit, Mada kembali menghubungi kontak tadi.

“Mbak Rindu keluar Mas, ada setengah jam yang lalu pake taksi.”

Mada menduga ponsel Rindu tertinggal di kosan, tapi kemana dia pergi dan kenapa tidak bilang. Ia pun menghubungi orang yang ditugaskan mengawasi Rindu. Rasanya hendak mengump4t saat mendengar mereka ada di depan kosan dan tidak tahu kalau Rindu keluar.

“GPS,” ucap Mada. ia sempat meminjam ponsel Rindu bukan hanya untuk menyimpan kontaknya, tapi juga menghubungkan ponsel itu dengan ponselnya. Dahi Mada mengernyit mendapati lokasi Rindu bergerak cukup jauh. Ia kirim pula pergerakan Rindu pada orang kepercayaannya.

“Ikuti GPS yang aku kirim, itu Rindu. Kita ketemu di lokasi,” titah Mada.

Merasa ada yang tidak beres, Mada juga menghubungi Anton agar ikut serta.

“Eh, mau kemana?” tanya Doni berpapasan saat akan menemui Mada.

“Rindu, kayaknya dia … nggak ngerti. Yang jelas situasinya aneh, aku harus temui Rindu.” Doni menghela nafas dan membiarkan Mada pergi.

Dalam perjalanan, Mada mencoba lagi menghubungi Rindu. Tidak mungkin ponsel itu tertinggal di kosan karena bergerak semakin jauh dari sana.

“Kamu kemana, sayang,” gumam Mada.

Sempat terhenti karena lampu lalu lintas, Mada menarik dasi yang terasa mengikat lehernya dan melempar sembarangan ke jok di sampingnya.

“Dia mau kemana,” ujar Mada karena titik yang diikuti memasuki kawasan industri sampai akhirnya berhenti.

Ponselnya berdering ternyata panggilan dari Anton. Dengan mode loudspeaker ia menjawab panggilan tersebut.

“Iya,” ucap Mada.

“Bos, ini lokasi yang kita tuju masuk ke kawasan tidak aktif.”

“Gue nggak peduli, kita ke sana kalau perlu lo nambah orang. Cepat, perasaan gue nggak enak.”

Panggilan pun diakhiri, Mada semakin mempercepat laju mobilnya. Hampir tiba di lokasi dan dia melihat mobil lain baru tiba, tentu saja itu orang suruhannya. Di belakang pun ada lagi mobil yang mengikuti sepertinya, Anton.

Memarkir sembarang, lalu berlari memasuki tempat itu. Orang kepercayaannya sudah lebih dulu masuk.

“Bos, tunggu di sini!” titah Anton. “Nggak aman, biar kita duluan.”

Mada tidak peduli, ia tetap ikut masuk tepat di belakang Anton. Sempat terjadi adu mulut dan teriakan. Bahkan adu jot0s antara orang kepercayaannya dengan beberapa pria di sana.

Dahi Mada mengernyit mengenal para pria itu.

“Mereka yang sempat datang cari Rindu di pameran,” seru Mada. “Di mana Rindu?”

Anton menarik Mada agar tidak terlibat perkelahian. Ada wanita paruh baya keluar dari sebuah ruangan.

“Berisik amat sih.” Mendapati sedang chaos, ia pun seperti hendak kabur. “Pak, Maman, ayo pergi,” teriaknya.

Mada menghentikan wanita itu.

“Di mana Rindu?”

“Nggak tahu,” sahut wanita itu. Terdengar sirine polisi di luar.

“Kalian tidak akan bisa lepas,” seru Mada lalu menuju ruangan di mana wanita itu keluar.

Rasanya Mada ingin berteriak saat melihat pemandangan di ruangan itu. Rindu dengan tangan terikat terbaring di atas sofa yang terlihat sudah usang. Sepertinya tidak sadarkan diri. Cardigan tercecer di lantai dan blouse yang dikenakan sudah terbuka dua kancingnya.

Pria tua dan gendut berdiri memperbaiki penampilannya dan terkejut dengan kehadiran Mada.

“Brengse3k, lo apain Rindu,” teriak Mada langsung melayangkan pukulan ke wajah itu sampai tersungkur. Saat akan melakukannya lagi, tangan Mada ditahan.

“Biar kami yang urus. Bos bawa Rindu keluar,” ujar Anton.

Mada terlalu emosi dan mengabaikan kondisi Rindu. Gegas ia menghampiri dan berjongkok di depan gadis itu.

“sayang, kamu ….” Bibir Mada kelu saat tangannya mengusap wajah Rindu. Ada lebam dan di ujung bibir terlihat darah mengering. Memasang kancing blouse yang memperlihatkan bagian depan tubuh Rindu lalu melepas ikatannya.

“Jangan bergerak!” Ada polisi memasuki ruangan, Anton menunjuk pria gempal yang sudah tidak berdaya dan menjelaskan secara singkat situasinya.

“Sayang,” panggil Mada. Perlahan Rindu mengerjap dan menyadari ada Mada di hadapannya.

Tangis gadis itu pun pecah, Mada segera memeluknya.

“Bos, kita bawa Rindu,” bisik Anton.

“Mbak, mbak nggak pa-pa?” tanya seseorang.

Mada dan Rindu pun menoleh, ternyata supir taksi yang tadi mengantar Rindu.

“Tadi saya balik ke sini, khawatir mbak salah alamat. Dengar teriakan, saya cari bantuan baru kemari lagi. Tidak terlambat ‘kan?”

Anton menepuk bahu supir taksi itu. “Tidak, terima kasih bantuannya.”

“Terima kasih, pak,” ucap Rindu.

Mada meraih tubuh Rindu, menggendong ala bridal dan membawanya ke luar. Pintu mobil dibuka oleh Anton yang mengarahkan salah satu anak buahnya agar mengemudikan mobil Mada.

Saat dalam perjalanan, tangis Rindu pecah. Masih dalam dekapan Mada, membiarkan Rindu mengeluarkan emosinya.

“Sudah sayang, kamu sudah aman,” ujar Mada tidak menghakimi karena gadis itu mengabaikan perintah Mada agar selalu mengirim kabar. “Kita hampir sampai rumah sakit, kamu tenang ya.”

“Aku takut.”

“Tenang, kamu sudah aman. Ada aku.”

“Aku malu, hidupku menyedihkan keluargaku berantakan. Bahkan tadi ….”

“Ssstttt. Kita bicarakan itu nanti.” Tanpa Rindu tahu kalau raut wajah Mada terlihat emosi dengan tatapan kebencian. Tentu saja bukan ditujukan untuk Rindu, tapi situasi dan orang yang menyebabkan kekasihnya berada di situasi berbahaya. lihat saja, ia akan membuat perhitungan nanti.

1
Dwi ratna
duh kta³ itu mengingatkanku pda sang seseorang deh
hiro_yoshi74
pantesan mami nya arba di tinggàlin orang modelan es gois sakudele dewe mono ho .🤭✌
Felycia R. Fernandez
mana mau Sarah besanan sama pengkhianat...
mendingan Rindu la,jaaaauuuh banget kelakuan kamu dan Rindu...
gimana mau jatuh cinta ma kamu
Felycia R. Fernandez
yang awal katanya ingin belajar ilmu bisnis,malah berubah jadi ilmu Pepet Mada...
😆😆😆😆
kamu gak masuk dalam hati Mada Arba,lebih baik sadar diri...
jauh jauh gih dari Mada
hiro_yoshi74
emang enakbdi cuekin
Purnama Pasedu
ngotot ya
tiara
sepertinya ayah Rindu orang kaya,cuma karena pamanya suka minta uang terus jadi ga peduli tuh sama kehidupan mereka
Esih Esih
apa mungkin rindu anak nya felix,kan dia org nya doyan selingkuh
Felycia R. Fernandez: wow...👍👍👍👍👍
aku gak kepikiran kesana kk...
keren kk nya
Esih Esih: ayo kak dtyas kita main tebak tebakan aja 🤣🤣
total 3 replies
Esih Esih
apakah ayah rindu orang kaya
Felycia R. Fernandez
judulnya Mada kebelet nikah kk Thor Dtyas 😆
Felycia R. Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣
tiara
ayo Mada cepat halalin Rindu biar biar bisa tinggal bareng
Felycia R. Fernandez
kasi pelajaran tuh buat pakde bude dan sepupunya...
babat habis sampai ke akarnya...
🤬🤬🤬🤬🤬
Esih Esih
aduh dikit amat cerita nya kak,kaya lg nyolek sambel tp blm sempet ke makan alias nanggung amat🤣🤣
aroem
bagus
Naja Naja nurdin
ya Ela model gombal nya yahut bingit bang
tiara
Rindu diselamatkan Mada dan anak buahnya tinggal keluarga pamannya nih menunggu pembalasan dari Mada
Sastri Dalila
👍👍👍👍
tiara
ayo Mada selamatkan Rindu,kamu pasti tau keberadaan Rindu lewat aplikasi kan
Rohmi Yatun
cerita yang menarik 🌹🌹🌹🌹👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!